IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Survei Konsumsi Pangan
Hal yang diharapkan dari survei konsumsi pangan ini adalah data konsumsi pangan yang digunakan untuk menghitung estimasi besarnya paparan bisphenol-A BPA pada air dan ASI dalam
botol susu polikarbonat yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini. Survei konsumsi pangan ini juga memberi gambaran informasi sebaran responden yang menggunakan botol polikarbonat untuk
menyimpan ASI dan air untuk bayi. Rekapan hasil survei untuk responden yang menyimpan ASI dan air dalam botol polikarbonat dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. Informasi mengenai pengguna atau
pengkonsumsi ASI dan air dalam botol susu polikarbonat dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan responden, pekerjaan responden, cara sterilisasi botol, brand botol, tempat penyimpanan
botol, cara penyiapan ASI, jenis kelamin anak, usia anak, berat badan anak, frekuensi dan lama minum anak, serta volume botol yang digunakan. Pengelompokan ini dilakukan untuk mempermudah
melihat sebaran pengguna botol susu polikarbonat. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam upaya antisipasi terjadinya migrasi BPA yang melebihi batas konsumsi tubuh
anak.
4.1.1. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
Hasil survei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa 91 responden menyimpan air di dalam botol susu polikarbonat.
Dari 91 responden tersebut didapat beragam tingkat pendidikan, sehingga perlu dilakukan pengelompokan untuk memudahkan analisa tingkat pendidikan responden terhadap penggunaan botol
susu polikarbonat. Dari hasil survei tersebut, didapat jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak satu orang, SMP sebanyak lima orang, SLTA sebanyak 28 orang, S0 D1 dan D3 sebanyak
25 orang, S1 sebanyak 29 orang, dan S2 sebanyak tiga orang. Selanjutnya, di wilayah yang sama dilakukan juga survei terhadap responden yang menyimpan ASI di dalam botol susu polikarbonat.
Survei tersebut menghasilkan 72 responden dengan tingkat pendidikan SLTA, S0, S1, dan S2. Responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat dengan tingkat pendidikan SLTA
sebanyak 19 orang, S0 sebanyak 13 orang, S1 sebanyak 36 orang, dan S2 sebanyak empat orang. Data sebaran tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Tingkat pendidikan responden Pendidikan
Responden Pengguna botol
PC untuk menyimpan air
orang Persentase pengguna
botol PC untuk menyimpan air
Pengguna botol PC untuk
menyimpan ASI orang
Persentase pengguna botol PC
untuk menyimpan ASI
SD 1
1 SMP
5 6
SLTA 28
31 19
26 S0
25 27
13 18
S1 29
32 36
50
S2 3
3 4
6 Total
91 100
72 100
13
Dari data tersebut, dapat diketahui sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Persentase tingkat pendidikan responden yang menyimpan air antara lain, responden dengan tingkat
pendidikan SD sebesar 1, SMP sebesar 6 SLTA sebesar 31, S0 sebesar 27, S1 sebesar 32 dan S2 sebesar 3. Persentase tersebut memberi gambaran bahwa responden yang paling banyak
menyimpan air di dalam botol susu polikarbonat adalah responden dengan tingkat pendidikan S1. Pada survei terhadap responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat, didapat
persentase tingkat pendidikan responden antara lain, responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebesar 26, S0 sebesar 18, S1 sebesar 50 dan S2 sebesar 6. Persentase tersebut memberi
gambaran bahwa responden yang paling banyak menyimpan ASI di dalam botol susu polikarbonat adalah responden dengan tingkat pendidikan S1, selanjutnya adalah responden dengan tingkat
pendidikan SLTA dan S0. Sebaran tingkat pendidikan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Sebaran tingkat pendidikan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat
Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa yang paling banyak
menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan air dan ASI adalah responden dengan tingkat pendidikan S1. Persentase sebesar 32 untuk responden S1 yang menyimpan air putih dalam botol
susu polikarbonat dan sebesar 50 untuk responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak memberi jaminan
untuk bebas dari resiko paparan zat berbahaya BPA yang terkandung dalam polikarbonat. Tingkat pendidikan yang tinggi seharusnya mempengaruhi pemahaman terkait penggunaan polikarbonat. Akan
tetapi ketidakpedulian masyarakat terhadap isu BPA yang terkandung dalam botol dan juga terjangkaunya harga botol susu polikarbonat menyebabkan penggunaan botol susu polikarbonat masih
sangat umum. Untuk itu diperlukan penyuluhan terhadap semua kalangan, baik kalangan berpendidikan maupun masyarakat luas mengenai bahaya paparan BPA yang terkandung dalam botol
susu polikarbonat.
4.1.2. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan