22
4.1.5. Sebaran responden berdasarkan tempat penyimpanan botol
Tempat penyimpanan botol susu polikarbonat dibedakan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan yang terbuka dan tempat penyimpanan yang tertutup. Dari hasil survei yang dilakukan
terhadap 91 responden yang menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan air, 66 responden atau sebanyak 60 pengguna menyimpan botol di tempat tertutup dan 34 responden atau
sebanyak 31 pengguna menyimpan botol di tempat terbuka. Pada 72 responden menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan ASI, 64 responden atau sebanyak 46 pengguna menyimpan
botol di tempat tertutup dan 36 responden atau sebanyak 26 pengguna menyimpan botol di tempat terbuka. Artinya, secara keseluruhan responden menyimpan botol susu polikarbonat di tempat
tertutup. Botol susu polikarbonat sebaiknya memang di simpan di tempat tertutup yang bersih, kering, dan tidak lembab. Penyimpanan botol susu di tempat tertutup yang bersih dan tidak lembab dapat
mencegah botol terkontaminasi debu dan bakteri, selain itu, tempat tertutup dapat menghindari botol dari paparan sinar matahari secara langsung. Paparan sinar matahari secara langsung memang tidak
secara instan menyebabkan lapisan plastik polikarbonat terkikis, akan tetapi semakin lama botol disimpan di tempat yang terpapar sinar matahari, kemungkinan plastik polikarbonat terkikis akan
semakin besar. Untuk itu, penyimpanan botol susu polikarbonat sebaiknya di tempat yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung.
Pada 72 responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat dilakukan survei lagi mengenai tempat penyimpanan ASI perah. Data survei tempat penyimpanan ASI perah dapat dilihat
pada Tabel 4.8. Dari data diketahui bahwa responden menyimpan ASI perah di freezer dan lemari pendingin. 12 responden atau sebanyak delapan pengguna menyimpan ASI perah di freezer kulkas
dua pintu dan 88 responden atau sebanyak 64 pengguna menyimpan ASI perah di lemari pendingin. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk menyimpan ASI perah di
lemari pendingin. Pemilihan keputusan responden untuk menyimpan ASI perah di lemari pendingin karena ASI yang disimpan tidak untuk jangka waktu yang panjang. Pada suhu rendah, kemungkinan
BPA terkikis dari plastik sangat kecil, akan tetapi semakin lama ASI disimpan dalam botol susu polikarbonat, tidak menutup kemungkinan bahwa BPA juga akan menkontaminasi ASI.
Tabel 4.8. Tempat penyimpanan ASI perah Tempat penyimpanan ASI perah
Botol PC buah
Persentase botol PC
Freezer kulkas dua pintu 8
12 Lemari pendingin bagian bawah kulkas dua pintu
32 44
Lemari pendingin satu pintu 32
44 Total
72 100
Penyimpanan ASI perah dilakukan untuk menghindari kerusakan pada ASI. Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, menetapkan kisaran waktu penyimpanan ASI perah pada suhu ruang
19ºC-22ºC dapat bertahan selama 4-10 jam, penyimpanan pada kulkas bagian bawah yang bersuhu 0ºC-4ºC dapat bertahan selama 2-3 hari, penyimpanan pada freezer kulkas satu pintu dengan suhu
variatif 4ºC dapat bertahan selama dua minggu, penyimpanan pada freezer kulkas dua pintu dengan suhu variatif 4 ºC dapat bertahan selama 3-4 bulan, dan penyimpanan pada freezer khusus dengan
suhu -19 ºC dapat bertahan selama 6 bulan atau lebih. Interval waktu tersebut tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan. Perbedaan rentang waktu antara freezer kulkas satu pintu dengan freezer kulkas
dua pintu disebabkan pada freezer dua pintu, suhu akan konstan karena bagian freezer kulkas tidak selalu dibuka dan ditutup. http:www.lalecheleague.orgNBNBJulAug98p109.html.
23
Bila ASI perah akan diberikan kurang dari enam jam, maka ASI tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Akan tetapi disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam
untuk mencegah ASI dari kontaminasi bakteri. Sebaiknya ASI disimpan di lemari pendingin bagian tengah atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih
dingin dan konstan. ASI yang disimpan pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin akan mengalami perubahan suhu karena temperatur di tempat tersebut mudah berubah ketika pintu dibuka
dan ditutup. Khamzah 2012 menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan ASI perah antara lain pemberian label keterangan waktu perah pada botol yang digunakan untuk
menampung ASI, tidak mengisi botol penampung ASI dengan penuh karena ASI akan memuai saat membeku. Masa penyimpanan ASI yang paling lama adalah tidak lebih dari enam bulan dalam
keadaan beku, jika disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai. Hal ini disebabkan pembekuan yang lama lebih dari 6 bulan dapat mengubah komposisi
kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam
ASI sehingga sebaiknya sedapat mungkin menggunakan ASI segar.
4.1.6. Sebaran responden berdasarkan cara penyiapan ASI