13
Dari data tersebut, dapat diketahui sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Persentase tingkat pendidikan responden yang menyimpan air antara lain, responden dengan tingkat
pendidikan SD sebesar 1, SMP sebesar 6 SLTA sebesar 31, S0 sebesar 27, S1 sebesar 32 dan S2 sebesar 3. Persentase tersebut memberi gambaran bahwa responden yang paling banyak
menyimpan air di dalam botol susu polikarbonat adalah responden dengan tingkat pendidikan S1. Pada survei terhadap responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat, didapat
persentase tingkat pendidikan responden antara lain, responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebesar 26, S0 sebesar 18, S1 sebesar 50 dan S2 sebesar 6. Persentase tersebut memberi
gambaran bahwa responden yang paling banyak menyimpan ASI di dalam botol susu polikarbonat adalah responden dengan tingkat pendidikan S1, selanjutnya adalah responden dengan tingkat
pendidikan SLTA dan S0. Sebaran tingkat pendidikan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Sebaran tingkat pendidikan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat
Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa yang paling banyak
menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan air dan ASI adalah responden dengan tingkat pendidikan S1. Persentase sebesar 32 untuk responden S1 yang menyimpan air putih dalam botol
susu polikarbonat dan sebesar 50 untuk responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak memberi jaminan
untuk bebas dari resiko paparan zat berbahaya BPA yang terkandung dalam polikarbonat. Tingkat pendidikan yang tinggi seharusnya mempengaruhi pemahaman terkait penggunaan polikarbonat. Akan
tetapi ketidakpedulian masyarakat terhadap isu BPA yang terkandung dalam botol dan juga terjangkaunya harga botol susu polikarbonat menyebabkan penggunaan botol susu polikarbonat masih
sangat umum. Untuk itu diperlukan penyuluhan terhadap semua kalangan, baik kalangan berpendidikan maupun masyarakat luas mengenai bahaya paparan BPA yang terkandung dalam botol
susu polikarbonat.
4.1.2. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan hasil survei, terdapat beragam jenis pekerjaan pengguna botol PC, antara lain ibu rumah tangga, karyawan, guru, perawat, dosen, pegawai bank, dan pedagang sehingga perlu dilakukan
pengelompokan untuk memudahkan analisa jenis pekerjaan responden terhadap penggunaan botol
14
susu polikarbonat. Jenis pekerjaan responden kemudian dikelompok menjadi empat kelompok, yaitu ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS dan wiraswasta. Dari hasil survei terhadap 91 responden
yang menyimpan air dalam botol susu polikarbonat, didapat jumlah responden dengan jenis pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 49 orang, karyawan swasta sebanyak 18 orang, PNS sebanyak 16 orang
dan wiraswasta sebanyak delapan orang. Survei juga dilakukan terhadap responden yang menyimpan ASI di dalam botol susu polikarbonat. 72 responden tersebut juga dikelompokkan menjadi empat
kelompok pekerjaan, yaitu ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS dan wiraswasta. Dari hasil survei didapat jumlah responden ibu rumah tangga yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat
sebanyak 20 orang, karyawan swasta sebanyak 25 orang, PNS sebanyak 16 orang, dan wiraswasta sebanyak 11 orang. Data sebaran jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jenis pekerjaan responden
Dari data tersebut, dapat diketahui persentase jenis pekerjaan responden yang menyimpan air dalam botol susu polikarbonat antara lain, responden ibu rumah tangga sebesar 54, karyawan swasta
sebesar 20, PNS sebesar 17 dan wiraswasta sebesar 9. Persentase tersebut memberi gambaran bahwa responden yang paling banyak menyimpan air putih di dalam botol susu polikarbonat adalah
responden ibu rumah tangga, selanjutnya adalah responden yang bekerja sebagai karyawan swasta dan PNS. Pada survei terhadap responden pengguna ASI dalam botol susu polikarbonat, didapat
persentase jenis pekerjaan responden antara lain, responden ibu rumah tangga sebesar 28, karyawan swasta sebesar 35, PNS sebesar 22 dan wiraswasta sebesar 15. Persentase tersebut memberi
gambaran bahwa responden yang paling banyak menyimpan ASI di dalam botol susu polikarbonat adalah karyawan swasta, selanjutnya ibu rumah tangga dan PNS. Sebaran jenis pekerjaan responden
yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Sebaran jenis pekerjaan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol susu polikarbonat
Pekerjaan Responden
Pengguna botol PC untuk menyimpan
air orang Persentase pengguna
botol PC untuk menyimpan air
Pengguna botol PC untuk
menyimpan ASI orang
Persentase pengguna botol PC
untuk menyimpan ASI
Ibu Rumah Tangga
49 54
20 28
Swasta 18
20
25 35
PNS 16
17 16
22 Wiraswasta
8 9
11 15
Total 91
100 72
100
15
Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa yang paling banyak
menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan air adalah ibu rumah tangga sebesar 54, dan 46 sisanya adalah ibu pekerja yang 20-nya merupakan karyawan swasta, sedangkan yang
paling banyak menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan ASI adalah ibu pekerja sebesar 72 dimana 35 -nya merupakan karyawan swasta, selanjutnya adalah ibu rumah tangga
sebesar 28. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang bekerja di luar rumah maupun yang tidak bekerja di luar rumah memiliki kemungkinan yang sama untuk terkontaminasi paparan zat berbahaya
BPA yang terkandung dalam polikarbonat. Kekurangtahuan masyarakat mengenai bahaya BPA dan penjualan botol susu polikarbonat yang menyebar di Indonesia menyebabkan penggunaan botol susu
polikarbonat dianggap hal yang biasa. Dari sisi ekonomi, harga botol susu polikarbonat yang murah dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat juga menyebabkan konsumsi terhadap botol
susu jenis ini lebih diminati oleh masyarakat kecil sampai masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah keatas. Untuk itu penyuluhan mengenai bahaya paparan BPA yang terkandung dalam botol
susu polikarbonat perlu dilakukan secara menyeluruh, baik di kantor-kantor maupun di perumahan masyarakat untuk menghindarkan masyarakat dari penggunaan botol susu polikarbonat.
4.1.3. Sebaran branded botol susu polikarbonat