25
Tabel 4.10. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden yang menyimpan ASI dalam botol terhadap pemilihan cara penyiapan ASI perah
Cara Penyiapan ASI Total
Didiamkan di suhu ruang
Direndam air panas
Steamer n
n n
Pendidikan S2
4 6
4 S1
1 25
31 50
4 67
36 S0
1 25
10 16
2 33
13 SLTA
2 50
17 27
19 Total
4
100
62
100
6 100
72
Pekerjaan Ibu RT
2 50
17 27
1 17
20 Swasta
1 25
22 35
2 33
25 PNS
1 25
13 21
2 33
16 Wiraswasta
10 17
1 17
11 Total
4 100
62 100
6 100
72
4.1.7. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin anak
Hasil survei pada 91 responden yang menyimpan air putih di dalam botol susu polikarbonat, menunjukkan sebaran jenis kelamin anak yang mengkonsumsi air putih dengan menggunakan botol
susu polikarbonat sebanyak 45 anak laki-laki dan 46 anak perempuan dengan persentase 49 anak yang berjenis kelamin laki-laki dan 51 anak yang berjenis kelamin perempuan. Sebaran jenis
kelamin anak yang mengkonsumsi air putih dari botol polikarbonat ini cenderung seimbang. Sedangkan dari 72 responden yang menyimpan ASI dalam botol polikarbonat, jenis kelamin anak
yang mengkonsumsi ASI dengan menggunakan botol polikarbonat adalah sebanyak 27 anak berjenis kelamin laki-laki dan 45 anak yang berjenis kelamin perempuan. Gambaran sebaran jenis kelamin
anak yang mengkonsumsi air dan ASI dalam botol polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.8. Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan,
Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa yang paling banyak mengkonsumsi air dan ASI dengan menggunakan botol susu polikarbonat adalah anak perempuan. Persentase sebesar
51 untuk anak perempuan yang mengkonsumsi air dalam botol susu polikarbonat dan sebesar 63 untuk anak perempuan yang mengkonsumsi ASI dalam botol susu polikarbonat. Sebenarnya baik anak
laki-laki maupun anak perempuan, keduanya memiliki kemungkinan yang sama untuk terkontaminasi paparan BPA apabila orang tuanya tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap bahaya botol
susu polikarbonat. Banyaknya persentase anak perempuan dalam hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran anak perempuan yang lebih tinggi daripada anak laki-laki. Berdasarkan data statistik tahun
2009, menunjukkan bahwa tingkat kelahiran bayi perempuan di Indonesia adalah 51,5 BPS, 2010. Penelitian yang dilakukan mengenai keterkaitan paparan BPA terhadap jenis kelamin
dilakukan di Korea dengan pengukuran berdasarkan sampel urin. Hasilnya, konsentrasi BPA yang terpapar pada urin pria dan wanita tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan paparan BPA Yang et al., 2006. Kang et al. 2006 menambahkan bahwa nilai konsentrasi BPA yang terpapar dalam tubuh manusia
sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup dan pemakaian produk yang mengandung BPA.
26
Gambar 4.8. Sebaran jenis kelamin anak yang mengkonsumsi air dan ASI dalam botol susu polikarbonat
4.1.8. Sebaran responden berdasarkan usia anak