26
Gambar 4.8. Sebaran jenis kelamin anak yang mengkonsumsi air dan ASI dalam botol susu polikarbonat
4.1.8. Sebaran responden berdasarkan usia anak
Menurut Depkes 2000, pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu yang disebut dengan periode kritis pertumbuhan otak.
Masa ini merupakan masa yang sangat penting tidak hanya pada pertumbuhannya, tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial, dan emosional anak. Periode
masa kritis ini terjadi pada usia 3 bulan menjelang kelahiran anak sampai tiga tahun pertama. Menurut Khamzah 2012, tahapan pertumbuhan tubuh anak sangat dipengaruhi oleh asupan gizinya. Dari
penelitian di Honduras ditemukan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan, dapat merangkak dan duduk lebih dulu dibandingkan bayi yang mendapat makanan pendamping pada usia
empat bulan. Hal ini disebabkan ASI mengandung LCPUFAs Arachidonic Acid AA dan Docosahexanoic Acid DHA dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak. Untuk itu,
ASI sangat penting dalam tumbuh kembang optimal anak. Pada survei ini, usia anak dikelompokkan menjadi 5 kelompok antara lain, usia kurang dari enam bulan, usia 7-12 bulan, 13-18 bulan, 19-24
bulan dan 25-36 bulan. Menurut Hermawan 2011, pada tahun pertama hingga ketiga usia anak merupakan periode
emas kehidupan anak untuk bertumbuh dan berkembang. Pada usia tersebut, anak sedang dalam proses membentuk dirinya. Pengembangan kognisi serta emosi pada usia tersebut dapat menciptakan
fondasi paling hakiki bagi anak. Anak membutuhkan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk dapat mencapai perkembangan mental dan daya kognisi yang optimal. Tumbuh adalah adanya peningkatan
secara kuantitas dan mudah diukur, yang sifatnya irreversible atau tidak diulang. Seperti penambahan tinggi badan dan berat badan. Kembang adalah adanya peningkatan secara kualitas, yang sifatnya
reversible atau bisa diulang. Misalnya, kemampuan anak mengingat bentuk benda atau menyebutkan warna.
Dari hasil survei yang dilakukan pada 91 responden yang menyimpan air dalam botol susu polikarbonat, sebanyak 15 anak yang berusia kurang dari enam bulan mengkonsumsi air dari botol
susu polikarbonat, sebanyak 31 anak yang berusia 7-12 bulan, sebanyak 21 anak yang berusia 13-18 bulan, sebanyak 21 anak yang berusia 19-24 bulan, dan sebanyak tiga anak yang berusia 25-36 bulan.
Hal yang sama juga dilakukan pada 72 responden yang menyimpan ASI dalam botol polikarbonat. dari hasil survei, sebanyak 30 anak yang berusia kurang dari enam bulan mengkonsumsi ASI dari
botol susu polikarbonat, sebanyak 22 anak yang berusia 7-12 bulan, sebanyak 10 anak yang berusia
27
13-18 bulan, sebanyak delapan anak yang berusia 19-24 dan sebanyak dua anak yang berusia 25-36 bulan. Data usia anak dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Usia anak yang menggunakan botol susu polikarbonat Usia anak
bulan Bayi yang
mengkonsumsi air dalam botol PC
orang Persentase bayi
yang mengkonsumsi
air dalam PC Bayi yang
mengkonsumsi ASI dalam botol
PC orang Persentase bayi
yang mengkonsumsi ASI
dalam PC Kurang dari 6
15 17
30 42
7 - 12 31
34 22
30 13 – 18
21 23
10 14
19 – 24 21
23 8
11 25 – 36
3 3
2 3
Total 91
100 72
100 Dari data tersebut, dapat diketahui persentase rentang usia anak yang mengkonsumsi air dalam
botol susu polikarbonat antara lain, rentang usia anak kurang dari enam bulan sebesar 17, rentang usia 7-12 bulan sebesar 34, rentang usia 13-18 bulan sebesar 23, rentang usia 19-24 bulan sebesar
23 dan rentang usia 25-36 bulan sebesar 3. Persentase tersebut memberi gambaran bahwa rentang usia anak 7-12 bulan paling banyak mengkonsumsi air dari botol susu polikarbonat, selanjutnya
adalah rentang usia 13-28 bulan dan rentang usia 19-24 bulan sebesar 23. Pada survei terhadap responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat, didapat persentase rentang usia anak
yang mengkonsumsi ASI dari botol susu polikarbonat antara lain, rentang usia kurang dari enam bulan sebesar 42, rentang usia 7-12 bulan sebesar 30, rentang usia 13-18 bulan sebesar 14, rentang
usia 19-24 bulan sebesar 11 dan rentang usia 25-36 bulan sebesar 3. Persentase tersebut memberi gambaran bahwa rentang usia kurang dari enam bulan paling banyak mengkonsumsi ASI dari botol
susu polikarbonat, selanjutnya adalah rentang usia 7-12 bulan. Sebaran rentang usia anak yang mengkonsumsi air dan ASI dari botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Sebaran rentang usia konsumsi air dan ASI dari botol susu polikarbonat Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat,
Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa rentang usia 7-12 bulan yang paling banyak mengkonsumsi air dari botol susu polikarbonat dengan persentase sebesar 34,
sedangkan rentang usia kurang dari enam bulan yang paling banyak mengkonsumsi ASI dari botol
28
susu polikarbonat dengan persentase sebesar 42, selanjutnya adalah rentang usia 7-12 bulan sebesar 30. Hal ini menunjukkan bahwa rentang usia 7-12 bulan merupakan rentang usia yang rawan
kontaminasi BPA dari botol susu polikarbonat. Pada rentang usia 7-12 bulan, kemampuan motorik anak sedang berkembang pesat dimana anak pada usia tersebut telah dapat duduk, mengangkat kepala,
memiliki banyak kosa kata yang bisa diucapkan, dan sudah dapat memegang botol minumnya sendiri Khamzah, 2012. Karena berkembangnya kemampuan motorik anak sehingga anak sudah dapat
memegang botol minumnya sendiri, ada kemungkinan anak akan melempar botol minumnya setelah selesai diminum. Untuk menghindari bahaya dari pecahnya botol susu anak, maka orang tua
cenderung memilih botol susu polikarbonat yang tidak riskan pecah karena mengandung bahan tambahan penguat plastik berupa BPA. Hal ini menyebabkan anak dengan rentang usia 7-12 bulan
memiliki resiko terpapar BPA dari botol susu polikarbonat. Anak dengan rentang usia kurang dari enam bulan juga merupakan titik rawan terkontaminasi
BPA melalui ASI yang disimpan dalam botol susu polikarbonat. Hal ini disebabkan konsumsi ASI memang sangat dibutuhkan pada usia kurang dari enam bulan. Menurut Khamzah 2012, Bayi yang
diberi ASI selama enam bulan memiliki daya perlindungan yang lebih tinggi terhadap penyakit. Untuk memenuhi kebutuhan ASI ekslusif pada bayi tersebut, maka orang tua menyiapkan stok cadangan ASI
perah apabila suatu ketika dihadapkan pada kondisi tidak dapat menyusui anak secara langsung. Penyimpanan ASI perah sebaiknya menggunakan botol kaca. Akan tetapi karena harga botol susu
polikarbonat yang lebih terjangkau dan penyebarannya yang lebih luas, maka pemilihan botol susu polikarbonat untuk menyimpan ASI perah masih sangat marak. Dengan kondisi seperti ini, maka
rentang usia anak kurang dari enam bulan memiliki kemungkinan terpapar BPA dari polikarbonat. Semakin sering anak mengkonsumsi pangan dari botol susu polikarbonat, maka semakin besar juga
kemungkinannya untuk terkontaminasi BPA.
4.1.9. Sebaran responden berdasarkan berat badan anak