Sebaran responden berdasarkan cara sterilisasi botol susu

17 botol susu polikarbonat yang memilih brand A adalah responden dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 50 dan karyawan swasta sebesar 40. Tabel 4.4. Tingkat pendidikan dan pekerjaan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol terhadap pemilihan brand botol susu polikarbonat Merk Botol PC untuk Air Total Merk Botol PC untuk ASI Total A B C A B C n n n n n n Pendidikan S2 3 4 3 4 8 4 S1 23 33 5 29 1 25 29 25 50 10 50 1 50 36 S0 20 29 4 24 1 25 25 8 16 5 25 13 SLTA 20 29 6 35 2 50 28 13 26 5 25 1 50 19 SMP 3 4 2 12 5 SD 1 1 1 Total 70 100 17 100 4 100 91 50 100 20 100 2 100 72 Pekerjaan Ibu RT 37 53 10 58 2 50 49 14 28 5 25 1 50 20 Swasta 15 21 3 18 18 20 40 5 25 25 PNS 13 19 1 6 2 50 16 10 20 5 25 1 50 16 Wiraswasta 5 7 3 18 8 6 12 5 25 11 Total 70 100 17 100 4 100 91 50 100 20 100 2 100 72

4.1.4. Sebaran responden berdasarkan cara sterilisasi botol susu

Sterilisasi botol susu dilakukan untuk menghindari kontaminasi bakteri dari pangan yang tersisa didalam botol. Biasanya sterilisasi ini dilakukan dengan pemanasan pada suhu tertentu untuk mematikan bakteri yang ada. Ada banyak cara untuk mensterilisasi botol susu antara lain, dengan mencuci botol susu menggunakan sabun, merebus botol susu, merendam botol susu dalam air panas, atau menggunakan uap panas dari mesin seperti steamer. Suhu dan lama waktu sterilisasi mempengaruhi terjadinya pengikisan lapisan plastik polikarbonat pada botol susu. Hal ini harus diperhatikan mengingat kikisan tersebut dapat terlarut dalam air dan ASI. Biedermann-Brem dan Grob 2009 mempelajari pengaruh suhu terhadap migrasi BPA dalam air ledeng, hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi BPA dalam air ledeng pada suhu 50°C sebesar 0.0001 mgl meningkat menjadi 0.0006 mgl ketika air mendidih. Kemudian konsentrasi BPA dalam air pada pH 9.5 50 o Untuk mempermudah analisis, cara sterilisasi botol susu polikarbonat kemudian dikelompokkan menjadi tiga cara, yaitu dengan cara merebus botol dalam air dengan suhu 100 ºC, merendam botol ke dalam air panas dengan suhu sekitar 70ºC, dan sterilisasi dengan menggunakan steamer. Dari hasil survei terhadap 91 responden yang menggunakan botol susu polikarbonat untuk C sebesar 0.002 mgl meningkat menjadi 0.033 mgl ketika air mendidih. Menurut Biles et al. 1997, konsentrasi terbesar migrasi BPA dari kemasan polikarbonat dalam air deionisasi dan air ledeng adalah sebesar 1 mgl pada suhu 65°C selama 10 hari. BPA akan sangat mudah bermigrasi apabila suhunya dinaikkan atau dipanaskan. Sementara botol susu dalam penggunaannya selalu bersentuhan panas baik untuk sterilisasi dengan cara direbus, dipanaskan dengan microwave, hingga dituangi air mendidih atau air panas. Pemanasan botol, kondisi makanan yang panas dalam botol, atau keberadaan makanan atau minuman asam, serta pencucian yang berulang pada botol polikarbonat dapat meningkatkan lepasnya monomer BPA dari botol. 18 menyimpan air, didapat sebanyak 75 orang responden yang mensterilisasi botol susu polikarbonat dengan cara direbus, sebanyak 12 orang dengan cara merendam botol dalam air panas dengan suhu sekitar 70ºC, dan empat orang sisanya menggunakan steamer. Selanjutnya, dari 75 responden yang menggunakan botol susu polikarbonat untuk menyimpan ASI, didapat sebanyak 52 orang responden yang mensterilisasi botol susu polikarbonat dengan cara direbus, sebanyak 14 orang dengan cara merendam botol dalam air panas dengan suhu sekitar 70ºC, dan enam orang menggunakan steamer. Data cara sterilisasi botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Cara sterilisasi botol susu polikarbonat Dari data tersebut didapat persentase sebaran responden berdasarkan cara sterilisasi botol susu polikarbonat. Botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan air, sebesar 83 disterilisasi dengan cara direbus, sebesar 13 disterilisasi dengan cara direndam dalam air panas, dan sebesar 4 disterilisasi dengan menggunakan steamer. Botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan ASI, sebesar 72 disterilisasi dengan cara direbus, sebesar 20 disterilisasi dengan cara direndam dalam air panas, dan sebesar 8 disterilisasi dengan menggunakan steamer. Dari sebaran tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mensterilisasi botol susu polikarbonat dengan cara merebusnya. Secara keseluruhan, dari responden yang disurvei di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Bogor menunjukkan bahwa cara sterilisasi botol susu polikarbonat yang paling banyak dilakukan adalah direbus. Persentase sebesar 83 untuk botol yang digunakan untuk menyimpan air dan sebesar 72 untuk botol yang digunakan untuk menyimpan ASI. Cara sterilisasi botol dengan merebusnya merupakan cara yang umum dilakukan untuk menghilangkan bakteri dari pangan yang tersisa didalam botol. Perlakuan ini sebenarnya cara paling baik karena bakteri pembawa penyakit dapat mati jika dipanaskan pada suhu 100ºC. Akan tetapi, yang perlu dihindari bukan bakteri saja. Bahaya paparan BPA dalam botol susu polikarbonat juga harus dihindari. Cara sterilisasi dengan merebus botol pada suhu 100ºC dapat menyebabkan terlepasnya BPA dari botol.Sebaran cara sterilisasi botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan air dan ASI dapat dilihat pada Gambar 4.4. Berdasarkan perilaku responden secara spesifik, sterilisasi botol susu polikarbonat dengan cara direbus kemudian dibedakan lagi menjadi dua, yaitu botol direbus selama 5-10 menit setelah air mendidih dan botol dimasak bersama air sampai air mendidih. Sterilisasi botol dengan cara direndam air panas juga dispesifikasi lagi menjadi dua, yaitu perendaman botol dalam air panas dan pengocokan botol dengan air panas. Data sterilisasi botol susu polikarbonat berdasarkan perilaku responden dapat dilihat pada Tabel 4.6. Cara Sterilisasi Botol Jumlah botol PC untuk menyimpan air buah Persentase botol PC untuk menyimpan air Jumlah botol PC untuk menyimpan ASI buah Persentase botol PC untuk menyimpan air Direbus 75 83 52 72 Direndam air panas 12 13 14 20 Steamer 4 4 6 8 Total 91 100 72 100 19 Gambar 4.4. Sebaran cara sterilisasi botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan air dan ASI Tabel 4.6. Sterilisasi botol secara spesifik Cara Sterilisasi Botol Suhu Keterangan Cara Botol PC untuk air buah Persentase botol PC untuk air Botol PC untuk ASI buah Persentase botol PC untuk ASI Direbus 100 Botol direbus selama 5 – 10 menit setelah air mendidih 42 56 29 56 Botol sekaligus dimasak hingga air mendidih 33 44 23 44 Total 75 100 52 100 Direndam air panas 70 Air mendidih, kompor dimatikan, lalu botol direndam 9 75 10 72 Botol dikocok dengan air panas 3 25 4 28 Total 12 100 14 100 Steamer 100 Menggunakan steamer 4 6 Total responden 91 72 Pada botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan air, dari 75 responden yang melakukan sterilisasi botol dengan cara perebusan, 56 responden atau sebanyak 42 pengguna botol merebus botol selama 5-10 menit setelah air mendidih dan 44 responden atau sebanyak 33 pengguna botol merebus botol bersamaan dengan air sampai air mendidih. Pada botol susu polikarbonat yang digunakan untuk menyimpan ASI, dari 52 responden yang melakukan sterilisasi botol dengan cara perebusan, 56 responden atau sebanyak 29 pengguna botol merebus botol selama 5-10 menit setelah air mendidih dan 44 responden atau sebanyak 23 pengguna botol merebus botol bersamaan dengan air sampai air mendidih. Perilaku merebus air bersamaan dengan botol sampai air mendidih ini merupakan perilaku yang sangat ekstrim karena botol akan mengalami kontak dengan air panas lebih lama mulai dari air dimasak sampai air tersebut mendidih. Dibandingkan dengan perilaku merebus botol selama 5-10 menit setelah air mendidih, akumulasi panas yang diterima oleh botol yang 20 mengalami perilaku perebusan dari air dimasak sampai air mendidih akan lebih besar, sehingga kemungkinan BPA terpapar karena panas juga lebih besar. Gambar 4.5. Sebaran sterilisasi botol dengan perebusan Selanjutnya, pada keterangan sterilisasi botol susu dengan perendaman dalam air panas yang suhunya diperkirakan 70ºC, 75 responden atau sebanyak sembilan pengguna botol polikarbonat yang menyimpan air dalam botol dan 72 responden atau sebanyak 10 pengguna botol yang menyimpan ASI merendam botol setelah air mendidih. 25 responden atau sebanyak tiga orang pengguna yang menyimpan air dalam botol dan 28 responden atau sebanyak empat orang pengguna yang menyimpan ASI dalam botol melakukan sterilisasi botol dengan mengocok botol yang berisikan air panas. Perilaku responden yang mensterilisasi botol susu polikarbonat dengan mengocok botol yang berisi air panas lebih beresiko terpapar BPA. Hal ini disebabkan pada saat pengocokan, air panas dan dinding botol mengalami gesekan secara berulang. Pada suhu tinggi, kekuatan plastik akan melemah atau melentur dan gesekan yang terjadi secara berulang dapat menggores dinding plastik sehingga BPA yang terkandung di dalamnya dapat terpapar. Cara sterilisasi lainnya dengan menggunakan steamer, yaitu pencucian botol susu polikarbonat secara otomatis dengan menggunakan uap panas suhu 100ºC . Cara sterilisasi dengan menggunakan steamer ini tergolong jarang digunakan karena dari segi harga, steamer termasuk barang yang tidak bisa dijangkau oleh semua kalangan. Sebaran sterilisasi botol susu polikarbonat dengan cara direndam air panas dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Sebaran sterilisasi botol dengan perendaman dalam air panas 21 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Michels 2008 di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard HSPH, menunjukkan bahwa air yang disimpan selama seminggu didalam botol polikarbonat dapat terkontaminasi BPA. Hal ini akan meningkat dua sampai tiga kali lipat apabila botol dipanaskan. Penelitian lain juga menyatakan bahwa botol susu polikarbonat yang mengalami perlakuan perebusan pada suhu 100ºC selama satu jam, pencucian dan penyikatan secara berulang akan mengakibatkan nilai paparan BPA pada botol meningkat Brede et al, 2003. Menurut Biedermann-Brem dan Grob 2009, proses sterilisasi yang biasa diperlakukan pada botol bayi akan mempengaruhi konsentrasi BPA yang dilepaskannya. Botol bayi yang disterilkan dengan steamer selama 5 menit dapat menyebabkan lepasnya BPA dari botol bayi sebanyak 3-10 µgL. Besarnya konsentrasi BPA yang lepas dari botol bayi tergantung dari lamanya sterilisasi, semakin lama waktu sterilisasi semakin banyak BPA yang terlepas. Sedangkan mensterilisasi botol dengan merebusnya selama 10 menit akan menyumbang BPA sebanyak 6 µgL. Kemudian dilakukan perhitungan persentase tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden terhadap cara sterilisasi botol susu polikarbonat pada responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol. Persentase tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol terhadap pemilihan cara sterilisasi botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Tabel 4.7. Dari Tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang menggunakan botol susu polikarbonat, baik untuk menyimpan air maupun ASI, mensterilisasi botol polikarbonat dengan cara perebusan. Responden pengguna botol polikarbonat untuk air yang mensterilisasi botol dengan perebusan memiliki beragam tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas responden yang melakukan perebusan adalah responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebesar 34. Jika dilihat dari pekerjaannya, mayoritas responden yang melakukan perebusan adalah ibu rumah tangga sebesar 56. Untuk responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat, pengguna yang melakukan sterilisasi dengan perebusan jika dilihat dari tingkat pendidikannya adalah S1 sebesar 53. Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, mayoritas responden yang melakukan sterilisasi dengan perebusan adalah karyawan swasta sebesar 33. Tabel 4.7. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden yang menyimpan air dan ASI dalam botol terhadap pemilihan cara sterilisasi botol susu polikarbonat Sterilisasi Botol PC untuk Air Total Sterilisasi Botol untuk ASI Total Direbus Direndam air panas Steamer Direbus Direndam air panas Steamer n n n n n n Pendidikan S2 3 4 3 3 6 1 7 4 S1 23 31 5 42 1 25 29 27 53 5 33 4 66 36 S0 17 23 5 42 3 75 25 7 14 4 27 2 34 13 SLTA 26 34 2 16 1 14 27 5 33 19 SMP 5 7 28 SD 1 1 5 Total 75 100 12 100 4 100 91 51 100 15 100 6 100 72 Pekerjaan Ibu RT 42 56 7 58 49 14 27 5 34 1 17 20 Swasta 13 17 3 26 2 50 18 17 33 6 40 2 33 25 PNS 13 17 1 8 2 50 16 12 24 1 6 3 50 16 Wiraswasta 7 10 1 8 8 8 16 3 20 11 Total 75 100 12 100 4 100 91 51 100 15 100 6 100 72 22

4.1.5. Sebaran responden berdasarkan tempat penyimpanan botol

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Ibu Memilih Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Desa Lubuk Rotan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 39 68

Kajian Paparan Bisfenol-A (BPA) Dari Botol Susu Polikarbonat Pada Bayi. Studi Kasus : Wilayah DKI Jakarta

1 5 178

STERILISATOR BOTOL SUSU BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER

14 59 111

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 10 165

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik

1 2 163

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU ( MP – ASI ) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI DI PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG 2008 - UDiNus Repository

0 0 2

PDF ini Perbedaan Kadar Lisozim dalam Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Sehat dan Bayi Sakit yang Mendapat ASI Eksklusif | Irwandi | Sari Pediatri 4 PB

0 0 6

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Air Susu Ibu (ASI) 1. Air Susu Ibu (ASI) - BAB II pdf

0 0 28

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139