Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

46 pertumbuhan ekspor Indonesia, maka performa ekspor Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain, dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : � = � − �−1 �−1 Dimana : � = pertumbuhan standar pada tahun t = nilai total ekspor dunia tahun t −1 = nilai total ekspor dunia tahun t-1 Tanda positif menunjukkan kenaikan pertumbuhan dunia menyumbang kenaikan pertumbuhan ekspor suatu negara. Sedangkan tanda negatif menunjukkan kenaikan pertumbuhan dunia menyumbang penurunan ekspor suatu negara.

2. Efek komposisi komoditas

Efek komposisi komoditas menjelaskan mengenai besarnya perbandingan antara besarnya persentase kenaikan permintaan negara tujuan ekspor untuk komoditas pulp dan kertas terhadap persentase kenaikan permintaan keseluruhan komoditi total di negara tujuan ekspor atau pasar dunia, kemudian nilai tersebut dikalikan dengan total keseluruhan ekspor untuk komoditas pulp dan kertas pada tahun dasar negara pengekspor atau pasar dunia. Nilai positif menunjukkan pertumbuhan ekspor Indonesia sebagian besar disebabkan oleh pilihan pasar yang benar. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa ekspor Indonesia ditujukan ke pasar yang besar permintaannya tidak secepat pertumbuhan dunia Basri dan Munandar 2010. Misalnya, apabila pertumbuhan ekspor pulp atau kertas Indonesia ke dunia, lebih tinggi daripada petumbuhan impor pulp dan kertas oleh dunia, berarti efek komposisi komoditas produk pulp dan kertas Indonesia di pasar dunia akan positif. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ∑ � −� � �−1 � �−1 Dimana : � = pertumbuhan standar pada tahun t 47 � −1 = Ekspor produk pulp atau kertas tahun t-1 � −1 = total ekspor pulp dan kertas tahun t-1 � = pertumbuhan standar untuk produk pulp atau kertas

3. Efek daya saing

Efek daya saing menunjukkan keuntungan maupun kerugian ekspor pulp dan kertas. Efek daya saing menandakan adanya peningkatan atau penurunan tingkat daya saing pulp dan kertas Indonesia dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya yaitu negara NORSCAN di pasar internasional. Nilai positif mengartikan bahwa Indonesia merupakan pesaing yang kuat bagi negara-negara pesaingnya, sedangkan nilai negative menandakan bahwa Indonesia merupakan pesaing yang lemah dalam pasar internasional Paskah 2009. Rumus yang digunakan adalah : ∑ ∑ � � −� �−1 −� � �−1 � �−1 Dimana : � = ekspor produk pulp atau kertas ke negara j pada tahun t � −1 = ekspor produk pulp atau kertas ke negara j pada tahun t-1 � = pertumbuhan standar untuk ekspor produk pulp atau kertas ke negara j � −1 = total ekspor pulp dan kertas tahun t-1 i = produk pulp atau kertas j = negara tujuan 48

V. ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR PULP DAN KERTAS INDONESIA DI NEGARA IMPORTIR UTAMA

5.1 Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Indonesia ke Negara Importir

Utama Pada uraian berikut ini akan dipaparkan mengenai perkembangan ekspor pulp Indonesia ke pasar China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Taiwan. Nilai ekspor pulp yang dianalisis mulai dari tahun 2000 sebagai awal pemberlakuan kebijakan ekolabeling hingga tahun 2012.

5.1.1. Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar China

China merupakan tujuan utama ekspor pulp Indonesia. Minimnya sumberdaya alam menjadikan China sebagai importir pulp yang terbesar. Pulp digunakan sebagai input produksi bagi industri-industri yang berkembang di China. Perkembangan ekspor pulp Indonesia ke China dapat dilihat pada Tabel 12. Rata-rata laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke China selama tahun 2000- 2012 bertanda positif 12.68, artinya terjadi peningkatan dalam nilai ekspor pulp Indonesia ke China selama periode tersebut. Tabel 12. Perkembangan Nilai Ekspor Pulp Indonesia ke China Tahun 2000-2012 Tahun Nilai Ekspor Pulp Indonesia US Laju Perkembangan 2000 340,689,310 2001 238,539,414 -29.983 2002 342,814,681 43.714 2003 364,583,738 6.350 2004 262,831,793 -27.909 2005 380,487,327 44.765 2006 553,039,042 45.350 2007 510,991,434 -7.603 2008 742,307,882 45.268 2009 472,010,196 -36.413 2010 695,447,594 47.337 2011 803,808,130 15.581 2012 849,532,007 5.688 Rata-rata 504,390,965 12.679 Sumber : UN Comtrade 2013 Berdasrkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke China bernilai negatif -29.98, artinya 49 terjadi penurunan ekspor pulp Indonesia ke China dari tahun 2000 ke 2001. Penurunan ekspor tersebut dikarenakan adanya pembukaan izin ekspor kayu bulat pada tahun 1998 hingga 2001. Adanya pembukaan ekspor kayu bulat menjadikan terciptanya pasar dan permintaan yang memicu pembalakan liar dan penyelundupan kayu yang menekan produksi dan ekspor produk hasil hutan yang lain, termasuk pulp dan kertas Kuswahyo 2009. Mulai berlakunya kebijakan ekolabeling di dunia tahun 2000 belum memberikan efek pada perdagangan pulp antara Indonesia dan China karena baru pada bulan Desember tahun 2002 Indonesia dan China menandatangani Nota Kesepakatan Mengenai Kerjasama dalam Menghentikan Perdagangan Produk Hutan Illegal Tacconi, et al 2004. Penurunan laju perkembangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar -36.41, penurunan tersebut terjadi akibat adanya krisis ekonomi global yang melanda Amerika dan Eropa. Krisis ekonomi global menyebabkan harga pulp menurun karena daya beli dunia yang rendah. Krisis perekonomian global memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian China, hal tersebut ditunjukkan dengan penurunan impor pulp China dari Indonesia. Laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke China paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 47.34. Meskipun terjadi penurunan harga pulp dunia akibat krisis ekonomi global namun pada tahun 2010 permintaan pulp dunia meningkat, termasuk permintaan pulp oleh China. Volume eskpor pulp meningkat dari 1.05juta ton pada Januari 2010 menjadi 1.81 juta ton pada September 2010. Kenaikan volume eskpor pulp menyebabkan nilai ekspor total juga naik, namun kenaikan nilai ekspor pulp pada 2010 tidak setinggi kenaikan volume ekspor karena harga pulp dunia merosot. Harga pulp dunia baru meningkat pada tahun 2011 Munthe 2011.

5.1.2. Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar Korea Selatan

Korea Selatan merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia. Dalam empat dekade terakhir perkembangan perekonomian Korea Selatan cukup pesat. Pada awalnya perekonomian Korea Selatan dibangun beroientasi pertanian kemudian beralih menjadi sektor industri perdagangan. Pulp menjadi suatu komoditas yang banyak diimpor oleh Korea Selatan. Keterbatasan dalam sumberdaya alam menyebabkan Korea Selatan banyak mengimpor pulp