54
pada tahun 2012. Penurunan tersebut seiring dengan kemerosotan total ekspor Indonesia pada tahun 2012. Penurunan ekspor pulp tahun 2012 terjadi karena
penurunan harga pulp dan barang-barang lainnya di pasar dunia Syafputri 2013. Laju pertumbuhan ekspor pulp Indonesia ke Jepang mengalami
peningkatan paling tinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 69.98. Peningkatan pada tahun ini bukan saja semata-mata menjadi kebangkitan setelah penurunan
nilai ekspor pada tahun 2009 akibat krisis global, tapi peningkatan tahun 2010 ini juga didorong oleh tren peningkatan pada tahun 2008. Dengan tren yang
meningkat pada 2008 maka pada tahun 2010 ekspor pulp Indonesia ke Jepang bangkit setelah krisis global.
Pada kesimpulannya, dalam periode tahun 2000-2012 rata-rata laju pertumbuhan nilai ekspor pulp Indonesia ke jepang bernilai positif. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan nilai ekspor pulp Indonesia ke Jepang tahun 2000-2012 sebesar 9.905.
5.1.5. Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar Taiwan
Taiwan yang disebut juga Republik Tiongkok merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Taiwan merupakan salah satu negara dengan
pertmbuhan industri yang cukup pesat disamping China, Jepang, dan Korea Selatan. Taiwan menggunakan sistem
“Global Village” sebagai transformasi industrinya, yaitu suatu karakteristik konsep pembangunan khas Taiwan dimana
pembangunan ekonomi dilakukan dengan modernisasi industri pertanian sebagai dasar menuju masyarakat industri dan di saat yang bersamaan dilakukan
pembangunan infrastruktur dan modernisasi di pedesaan yang menyebar ke seluruh wilayah, penguatan industri kecil dan menengah untuk menjadi kekuatan
dominan sehingga terciptanya penguatan ekonomi riil rakyat dan mempu bersaing pada skala internasional Supriyadi 2008.
Sebagai negara yang memiliki tingkat pertumbuhan industri yang cukup pesat, Taiwan membutuhkan sumberdaya yang cukup banyak sebagai input
produksi industrinya termasuk industri kertas. Pada Tabel 16 dapat diketahui perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke Taiwan pada tahun 2000 hingga
2012.
55
Tabel 16. Perkembangan Nilai Ekspor Pulp Indonesia ke Taiwan Tahun 2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Pulp Indonesia US Laju Perkembangan
2000 24,783,513
2001 28,253,538
14.001 2002
24,190,372 -14.381
2003 31,546,608
30.410 2004
31,327,946 -0.693
2005 44,554,296
42.219 2006
46,679,738 4.770
2007 59,783,991
28.073 2008
51,301,469 -14.189
2009 26,958,336
-47.451 2010
41,164,516 52.697
2011 44,913,104
9.106 2012
37,091,065 -17.416
Rata-rata 37,888,346
7.262
Sumber : UN Comtrade 2012.
Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa rata-rata laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke Taiwan pada periode tahun 2000-2012 bernilai positif, artinya
bahwa selama periode tersebut terjadi kenaikan nilai ekspor pulp Indonesia ke Taiwan sebesar 7.262. Pada tahun 2000 ke 2001 terjadi peningkatan ekspor pulp
Indonesia ke Taiwan artinya ekolabeling yang ditetapkan dunia pada tahun 2000 belum berpengaruh pada ekspor pulp Indonesia ke Taiwan pada tahun tersebut.
Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan ekspor pulp Indonesia ke Taiwan. Hal tersebut dikarenakan menurut Kemenperin 2011 diketahui bahwa mulai tahun
2011 Taiwan menargetkan untuk memproduksi pulp bahan pembuat kertas secara masal yang berasal dari beras dan batang gandum.
Laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke Taiwan yang terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar -47.45. Penurunan tersebut disebabkan
karena krisis ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Taiwan. Hal
tersebut terlihat dari penurunan ekspor pulp Indonesia ke Taiwan. Laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke Taiwan yang tertinggi
terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 52.697. Peningkatan tersebut merupakan pemulihan kinerja ekpor pulp Indonesia ke Taiwan setelah pada tahun sebelumnya
56
menurun akibat krisis ekonomi global. Peningkatan ini juga mengikuti tren ekspor pulp tahun-tahun sebelumnya yang selalu meningkat.
5.2 Analisis Perkembangan Ekspor Kertas Indonesia ke Pasar Importir
Utama
Pada uraian berikut akan dibahas laju perkembangan nilai ekspor kertas Indoneisia ke negara-negara importir utama yaitu Jepang, Malaysia, Amerika
Serikat, Australia, dan China. Analisis mengenai perkembangan nilai ekspor dimulai dari tahun 2000 hingga 2012.
5.2.1. Ekspor Kertas Indonesia ke Pasar Jepang
Jepang merupakan negara pengimpor terbesar kertas Indonesia pada periode 2000 hingga 2012. Sebagai negara maju Jepang memiliki tingkat
konsumsi kertas yang cukup tinggi, yaitu mencapai 255kg per tahun Daud 2014. Tingginya tingkat konsumsi kertas di Jepang dikarenakan konsumsi kertas di
Jepang tidak hanya digunakan sebagai alat tulis dan tisu saja tetapi juga sebagai bagian dari budaya Jepang yaitu origami atau seni melipat kertas.
Tingginya tingkat konsumsi kertas di Jepang tidak didukung oleh ketersediaan bahan baku yang mencukupi. Tingginya tingkat konsumsi dan
keterbatasan bahan baku pulp untuk membuat kertas menyebabkan Jepang tidak hanya menjadi importir pulp Indonesia saja, tetapi juga Jepang menjadi importir
utama kertas Indonesia guna memenuhi kebutuhannya. Perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang dapat dilihat pada Tabel 17.
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa rata-rata laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang bernilai positif. Hal tersebut menandakan
bahwa selama periode tahun 2000 hingga 2012 terjadi peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang sebesar 8.152.
Pada tahun 2000 ke 2001 terjadi peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang sebesar 12.638. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan
kebijakan ekolabeling dunia yang mulai diberlakukan pada tahun 2000 tidak berpengaruh pada nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang dan kesepakatan
mengenai ekolabeling antara Indonesia dan Jepang juga baru dicetuskan pada tahun 2003 Tacconi, et al 2004.
57
Tabel 17. Perkembangan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Jepang Tahun 2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Kertas Indonesia US Laju Perkembangan
2000 260,029,425
2001 292,866,125
12.628 2002
289,329,129 -1.208
2003 314,101,943
8.562 2004
343,117,183 9.238
2005 319,679,451
-6.831 2006
321,098,618 0.444
2007 281,720,411
-12.264 2008
347,790,837 23.452
2009 403,428,278
15.997 2010
447,467,506 10.916
2011 574,407,277
28.368 2012
623,332,708 8.518
Rata-rata 370,643,761
8.152
Sumber : UN Comtrade 2012.
Pada tahun 2011 ke 2012 juga terjadi peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang namun peningkatan yang terjadi tidak sebesar pada tahun-tahun
sebelumnya. Peningkatan yang tidak terlalu besar disebabkan oleh adanya tuduhan dumping oleh pihak Jepang terhadap kertas Indonesia sehingga Jepang
memberlakukan Bea Masuk Anti Dumping BMAD terhadap produk kertas Indonesia.
Laju peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 28.368. Peningkatan laju ekspor
pada tahun 2011 ini mengikuti trend laju ekspor pada tahun 2008 hingga 2010. Terjadinya krisis ekonomi dunia pada tahun 2008 hingga 2009 tidak memberikan
dampak negatif pada ekspor kertas Indonesia ke Jepang. Ekspor kertas Indonesia ke Jepang tetap mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 meskipun laju
pertumbuhannya tidak sebesar pada tahun sebelumnya. Mulai diberlakukannya perjanjian kerjasama Indonesia Jepang Economic Partnership Agreement EPA
pada tahun 2008 memberikan kontribusi yang cukup besar pada nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan
yang cukup besar pada nilai ekspor kertas Indonesia ke Jepang tahun 2008 hingga 2012 Salam et al 2012.
58
5.2.2. Ekspor Kertas Indonesia ke Pasar Malaysia
Malaysia merupakan negara serumpun Indonesia yang letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia. Tingkat konsumsi kertas Malaysia lebih
tinggi dari Indonesia yaitu sebesar 100kg per tahun, sedangkan tingkat konsumsi kertas Indonesia baru mencapai 30kg per tahun Daud 2014.
Luas negara yang tidak terlalu besar dan minimnya sumberdaya alam untuk memproduksi kertas domestik menyebabkan Malaysia mengimpor kertas
dari negara lain guna memenuhi kebutuhan domestiknya. Malaysia menjadi negara importir kertas Indonesia kedua terbesar setelah Jepang. Dekatnya jarak
antara Indonesia dengan Malaysia, serta kesepakatan kerjasama perdagangan antara kedua negara menjadikan minimnya hambatan ekspor Indonesia ke
Malaysia.
Tabel 18. Perkembangan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Malaysia Tahun 2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Kertas Indonesia US Laju Perkembangan
2000 165,761,081
2001 172,004,861
3.767 2002
160,813,267 -6.507
2003 160,785,781
-0.017 2004
194,730,688 21.112
2005 209,112,907
7.386 2006
257,643,625 23.208
2007 286,887,559
11.351 2008
301,552,801 5.112
2009 270,815,513
-10.193 2010
342,809,674 26.584
2011 347,232,005
1.290 2012
338,854,666 -2.413
Rata-rata 246,846,494
6.723
Sumber : UN Comtrade 2012.
Tabel 18 menjelaskan mengenai perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia tahun 2000 hingga 2012. Berdasarkan Tabel 18 diketahui
bahwa nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia selama periode tahun 2000 hingga 2012 mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata laju
perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia yang bernilai positif, yaitu sebesar 6.723.
59
Pada tahun 2000 ke 2001 terjadi peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia yaitu sebesar 3.767. Pemberlakuan kebijakan ekolabeling dunia
pada tahun 2000 terbukti tidak memberikan dampak terhadap ekspor kertas Indonesia ke Malaysia, karena kesepakatan mengenai ekolabeling antara
Indonesia dan Malaysia baru disepakati pada tahun 2002 mengenai pelarangan impor kayu bulat dari Indonesia dan tahun 2003 mengenai pelarangan impor kayu
gergajian dan papan yang tidak sesuai dengan standar dalam kesepakatan Tacconi, et al
2004. Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia sebesar 2.413. Penurunan ekspor kertas Indonesia ke
Malaysia sejalan dengan menurunnya nilai total ekspor produk Indonesia ke dunia. Secara keseluruhan selama tahun 2012 terjadi penurunan nilai ekspor migas
maupun non migas sehingga mengakibatkan terjadi akumulasi penurunan total ekspor Indonesia. Penurunan nilai ekspor dipengaruhi oleh terjadinya
kemerosotan harga komoditi di dunia Syafputri 2013. Laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Malaysia tertinggi
terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 26.584. Peningkatan nilai ekspor pada tahun 2010 ini merupakan kebangkitan akibat terjadinya krisis ekonomi dunia
pada tahun 2009. Krisis ekonomi dunia tahun 2009 telah mengakibatkan terjadinya penurunan laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke
Malaysia sebesar 10.193.
5.2.3. Ekspor Kertas Indonesia ke Pasar Amerika Serikat
Ekonomi Amerika Serikat merupakan ekonomi terbesar di dunia dengan nilai PDB seperempat dari PDB dunia pada tahun 2011 Nezky 2013. Amerika
Serikat tidak hanya menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tetapi juga menjadi negara dengan tingkat konsumsi kertas yang terbesar pula. Tingkat
konsumsi kertas Amerika Serikat mencapai 250kg per kapita per tahun Wibisono 2013.
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kertas bagi Amerika Serikat. Banyaknya kebutuhan akan berbagai jenis kertas di Amerika Serikat,
menjadikannya sebagai salah satu negara pengimpor kertas utama dari Indonesia. Perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat pada periode
tahun 2000 hingga 2012 dapat dilihat pada Tabel 19.
60
Tabel 19. Perkembangan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Kertas Indonesia US Laju Perkembangan
2000 1625,48,911
2001 170,979,286
5.186 2002
120,568,532 -29.484
2003 111,918,380
-7.174 2004
118,135,064 5.555
2005 122,027,750
3.295 2006
230,958,369 89.267
2007 298,866,916
29.403 2008
287,900,253 -3.669
2009 274,704,646
-4.583 2010
271,606,610 -1.128
2011 266,941,029
-1.718 2012
283,863,161 6.339
Rata-rata 209,309,146.69
7.607
Sumber : UN Comtrade 2012.
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2000 hingga 2012 terjadi kenaikan nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika. Hal
tersebut ditunjukkan dengan rata-rata laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat bernilai positif, yaitu sebesar 7.607.
Pada tahun 2000 ke 2001 laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat bernilai positif. Hal tersebut menandakan bahwa
pemberlakuan kebijakan ekolabeling di dunia pada tahun 2000 tidak memberikan pengaruh yang negatif terhadap ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat
karena Amerika baru memberlakukan sertifikasi ekolabel terhadap produk kayu yang berasal dari Indonesia pada tahun 2009 Kontan 2009. Pada tahun 2011 ke
2012 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 6.339. peningkatan nilai ekspor pada tahun 2012 merupakan peningkatan pertama sejak terjadinya krisis ekonomi
bbesar yang melanda Amerika Serikat pad tahun 2008 dan 2009. Peningkatan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada taun 2012 tidak terlepas dari kerjasama
bilateral antara kedua negara pada November 2010. Kerjasama tersebut adalah The US-Indonesia Compherensive Partnership Agreement
US-Indonesia CPA yang merupakan komitmen jangka panjang kedua negara untuk meningkatkan dan
memperdalam hubungan bilateral dan salah satu sektor yang menjadi fokus kerja sama adalah sektor ekonomi Kemenkeu 2012.
61
Penurunan laju nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika yang paling besar terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 29.484. Penurunan laju nilai ekspor kertas
pada tahun 2002 ini terjadi karena imbas akibat tragedi World Trade Center WTC di Amerika Serikat. Pada tahun 2002 perekonomian dunia dan Amerika
Serikat sedang melemah ditambah dengan tragedi WTC di Amerika Serikat menyebabkan ketidakpastian perekonomian dunia semakin bertambah besar
BAPPENAS 2002. Peningkatan laju nilai ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat yag
paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 89.267. Peningkatan nilai ekspor kertas pada tahun 2006 disebabkan oleh kenaikan volume dan juga
kenaikan harga komoditas di pasar internasional. Pertumbuhan indeks harga komoditas industri ekspor, termasuk didalamnya pulp dan kertas mengalami
peningkatan sebesar 50.3 dari tahun 2005 ke 2006 BAPPENAS 2009. 5.2.4.
Ekspor Kertas Indonesia ke Pasar Australia
Australia adalah salah satu ekonomi terkuat dunia, dengan pertumbuhan ekonomi selama hampir dua dasawarsa secara berturut-turut dan pengangguran
turun hingga ke tingkat terendah dalam satu generasi. Kekuatan ekonomi Australia terliihat jelas dalam beberapa tahun terakhir atas kemampuannya untuk
bertahan dari sejumlah kejadian internal maupun eksternal, seperti kekeringan dan krisis keuangan dan ekonomi Asia Kedubes Australia Indonesia 2008.
Sejalan dengan perekonomiannya yang kuat, tingkat konsumsi kertas di Australia juga cukup tinggi, yaitu sebesar 230kg per kapita per tahun Dunya
2014. Indonesia menjadi salah satu negara, selain New Zealand yang mengekspor kertas bagi Australia guna memenuhi kebutuhan kertasnya yang tinggi.
Perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia di Australia dapat dilihat pada Tabel 18.
Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2000 hingga 2012 telah terjadi peningkatan nilai ekspor kertas Indonesia ke Australia.
Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Australia yang bertanda positif yaitu sebesar 1.839.
62
Tabel 20. Perkembangan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke AustraliaTahun 2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Kertas Indonesia US Laju Perkembangan
2000 135,751,142
2001 138,168,173
1.780 2002
139,853,198 1.220
2003 138,887,751
-0.690 2004
181,626,263 30.772
2005 150,426,075
-17.178 2006
170,296,639 13.210
2007 183,444,045
7.720 2008
192,490,831 4.932
2009 137,965,126
-28.326 2010
168,011,273 21.778
2011 161,869,628
-3.655 2012
146,495,789 -9.498
Rata-rata 157,329,687
1.839
Sumber : UN Comtrade 2012.
Pada tahun 2000 ke 2001 terjadi kenaikan nilai ekspor kertas Indonesia ke Australia sebesar 1.780. Terjadinya peningkatan nilai ekspor kertas pada tahun
2001 ini mengindikasikan bahwa pemberlakuan kebijakan ekolabeling dunia pada tahun 2000 tidak memberikan dampak yang negatif pada ekspor kertas Indonesia
ke Australia pada tahun 2001. Penerapan ekolabeling antara Indonesia dan Australia baru terjadi pada tahun Pada akhir tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan
nilai ekspor kertas Indonesia ke Australia. Penurunan nilai ekspor kertas pada 2012 umumnya terjadi karena adanya penurunan harga komoditi di pasar dunia
meskipun jika dari sisi volume ekspor mengalami peningkatan Syafputri 2013. Peningkatan laju perkembangan nilai ekspor kertas Indonesia ke Australia
yang tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 30.772. Peningkatan nilai ekspor tersebut disebabkan karena terjadinya apresiasi mata uang Australia
terhadap dollar Amerika Serikat sehingga berdampak kurang menuntungkan bagi industri dalam negeri karena harus berkompetisi ketat dengan produk impor yang
lebih murah. Sekitar 20 dari 800 perusahaan Australia yang disurvey oleh Australian Industry Group
AIG mempertimbangkan untuk memindahkan beberapa unit produksinya ke luar negeri, sedangkan sebagian lainnya
mempertimbangkan untuk menghentikan produksinya dan cenderung akan mengimpor produk dengan biaya yang lebih rendah. Keadaan Australia pada