51
terhadap produk pulp dan kertas yang berasal dari Indonesia sehingga Korea membatasi impor pulp dari Indonesia Aprilia 2012 .
Laju perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke Korea Selatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan 2005. Kenaikan yang terjadi lebih dari 100. Pada
tahun 2005 kenaikan ekspor pulp Indonesia ke Korea Selatan terjadi sangat besar karena adanya peningkatan jumlah industri pulp dan kertas Indonesia sehingga
tingkat produksi pulp dan kertas meningkat. Tahun 2010 merupakan kebangkitan dari tahun 2009 dimana terjadi krisis ekonomi global sehingga berdampak pada
perekonomian Korea Selatan.
5.1.3. Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar India
India merupakan negara yang terletak di wilayah Asia dengan penduduk nomor dua terbesar di dunia. Industri pulp dan kertas dianggap salah satu industri
utama di India. Meskipun industri dalam negeri hampir mampu membuat berbagai macam kertas, namun India masih tetap mengimpor untuk keperluan kertas
tertentu. Kinerja industri pulp dan kertas India menghadapi kendala kurangnya bahan dasar yang berakibat pada mahalnya biaya produksi, biaya listrik yang
tinggi, dan konsentrasi pabrik yang terpusat pada daerah tertentu sementara kapasitas pemanfaatan produksi hanya mencapai 60 KJRI Mumbai 2002.
Tabel 14. Perkembangan Nilai Ekspor Pulp Indonesia ke India Tahun
2000-2012
Tahun Nilai Ekspor Pulp Indonesia US Laju Perkembangan
2000 16,217,436
2001 14,864,271
-8.344 2002
2,939,490 -80.224
2003 29,871,198
916.203 2004
22,345,956 -25.192
2005 47,390,260
112.075 2006
52,338,205 10.441
2007 59,456,389
13.600 2008
81,330,190 36.790
2009 82,761,249
1.760 2010
145,211,910 75.459
2011 154,984,195
6.730 2012
135,473,129 -12.589
Rata-rata 65,014,144
87.226
Sumber : UN Comtrade 2012.
52
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa rata-rata laju perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke India tahun 2000-2012 bernilai positif yaitu sebesar
87.226. Hal tersebut menandakan bahwa selama periode tahun 2000-2012 ekspor pulp Indonesia ke India mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 ke 2001
terjadi penurunan ekspor pulp Indonesia ke India. Penurunan tersebut disebabkan oleh pembukaan ekspor kayu bulat yang dimulai pada tahun 1998 hingga 2001.
Ekspor kayu bulat menyebabkan terciptanya pasar dan permintaan yang memicu pembalakan liar dan penyelundupan kayu yang menekan produksi dan ekspor
produk hasil hutan yang lain, termasuk pulp dan kertas Kuswahyo 2009. Pemberlakuan kebijakan ekolabeling terhadap pulp Indonesia tahun 2000 juga
menjadi penyebab turunnya nilai ekspor pulp Indonesia ke India tahun 2001 hingga 2002.
Pada tahun 2002 laju perkembangan ekspor pulp Indonesia ke India memiliki laju perkembangan paling rendah yaitu sebesar -80.22. Penurunan laju
perkembangan tersebut seiring dengan penurunan impor pulp India secara keseluruhan. Berdasarkan KJRI Mumbai 2002 diketahui bahwa impor pulp dan
produk kertas India tahun 2001 ke 2002 turun dari 167 ribu ton menjadi 123 ribu ton.
Peningkatan laju pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 916.20. Pada tahun 2005 peningkatan laju pertumbuhan juga terjadi, hal
ini dikarenakan pada tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah industri pulp dan kertas dari tahun-tahun sebelumnya. Krisis ekonomi global yang terjadi pada
tahun 2008 dan 2009 tidak memberikan dampak yang besar pada perekonomian India. Hal tersebut ditunjukkan dengan laju perkembangan ekspor pulp Indonesia
ke India yang tidak bernilai negatif. 5.1.4.
Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar Jepang
Sebagai negara maju Jepang memiliki perkembangan industri yang pesat. Berkembangnya industri di Jepang menyebabkan Jepang memiliki daya beli yang
tinggi. Jepang banyak mengimpor pulp dari Indonesia karena keterbatasannya dalam sumberdaya alam sedangkan tingkat konsumsi kertas Jepang sangat tinggi.
Pulp di Jepang digunakan sebagai input produksi dalam industri kertas, popok sekali pakai, dan berbagai macam industri lainnya.