Pulp dan Kertas TINJAUAN PUSTAKA
22
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Sususnan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.
Pemerintah tidak banyak mengenai kebijakan ekolabel dalam peraturan dan hukum akan tetapi lebih membahas kepada pengelolaan hutan lestari dan
verifikasi legalitas kayu. Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38Menhut-II2009 tentang Standar Pedoman Penilaian
Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. Peraturan ini lebih dikenal dengan Sistem
Verifikasi Legalitas Kayu SVLK yang mulai berlaku pada 2009 Purnomo 2011. SVLK merupakan sistem pelacakan yang disusun secara mulistakeholder untuk
memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia. SVLK dikembangkan untuk mendorong implementasi peraturan pemerintah yang
berlaku terkait perdagangan dan peredaran hasil hutan yang legal di Indonesia. SVLK memiliki tujuan diantaranya adalah memberikan kepastian bagi pasar
bahwa kayu dan produk kayu Indonesia merupakan produk yang legal dan berasal dari sumber yang legal, meningkatkan daya saing produk perkayuan Indonesia,
dan dapat mereduksi praktek illegal logging dan illegal trading Sudharto 2012. Campur tangan pemerintah dalam mengelola sumber daya alam terutama
hutan sangat diperlukan. Pengelolaan hutan secara lestari harus segera diwujudkan karena sangat mempengaruhi perdagangan pulp dan kertas Indonesia di pasar
internasional. Kesadaran masyarakat internasional mengenai ekolabeling mendorong produsen dan pengusaha pulp dan kertas Indonesia untuk
mengingkatkan mutu input produksi yang digunakan karena pasar internasional hanya menerima produk yang tersertifikasi dan ramah lingkungan.