Efek daya saing Metode Analisis Data

53 Tabel 15. Perkembangan Nilai Ekspor Pulp Indonesia ke Jepang Tahun 2000-2012 Tahun Nilai Ekspor Pulp Indonesia US Laju Perkembangan 2000 44,778,175 2001 39,045,193 -12.803 2002 50,396,700 29.073 2003 54,049,566 7.248 2004 38,480,346 -28.805 2005 56,738,060 47.447 2006 72,789,939 28.291 2007 66,048,109 -9.262 2008 101,877,576 54.248 2009 53,968,423 -47.026 2010 91,733,866 69.977 2011 96,858,556 5.586 2012 72,529,048 -25.119 Rata-rata 64,561,043 9.905 Sumber : UN Comtrade 2012. Tabel 15 menceritakan mengenai perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke Jepang pada tahun 2000-2012. Dalam Tabel 15 dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 terjadi penurunan laju perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke Jepang. Penurunan tersebut terjadi sebagai imbas dari dibukanya perdagangan kayu bulat Indonesia ke luar negeri yang dimulai pada tahun 1998 hingga 2001. Akibat dari perdagangan kayu bulat tersebut adalah terbukanya pasar dan meningkatnya permintaan akan kayu bulat sehingga mendorong terjadinya illegal logging guna memenuhi tingginya permintaan pasar Kuswahyo 2009. Kesepakatan ekolabeling antara Indonesia dan Jepang terjadi pada nulan Juni tahun 2003 setelah Jepang dan Indonesia menerbitkan pengumuman bersama tentang kerja sama dalam pemberantasan penebangan liar dan perdagangan kayu dan produk kayu illegal Tacconi, et al 2004. Pemberlakuan ekolabeling Indonesia Jepang pada tahun 2003 menyebabkan menurunnya nilai ekspor pulp Indonesia ke Jepang tahun 2004 yaitu sebesar -28.804. Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekspor pulp Indonesia ke Jepang yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar - 47.03. Penurunan ekspor pulp ini disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan penurunan harga pulp dunia sehingga daya beli pun semakin turun. Penurunan nilai ekspor pulp Indonesia ke pasar Jepang juga terjadi 54 pada tahun 2012. Penurunan tersebut seiring dengan kemerosotan total ekspor Indonesia pada tahun 2012. Penurunan ekspor pulp tahun 2012 terjadi karena penurunan harga pulp dan barang-barang lainnya di pasar dunia Syafputri 2013. Laju pertumbuhan ekspor pulp Indonesia ke Jepang mengalami peningkatan paling tinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 69.98. Peningkatan pada tahun ini bukan saja semata-mata menjadi kebangkitan setelah penurunan nilai ekspor pada tahun 2009 akibat krisis global, tapi peningkatan tahun 2010 ini juga didorong oleh tren peningkatan pada tahun 2008. Dengan tren yang meningkat pada 2008 maka pada tahun 2010 ekspor pulp Indonesia ke Jepang bangkit setelah krisis global. Pada kesimpulannya, dalam periode tahun 2000-2012 rata-rata laju pertumbuhan nilai ekspor pulp Indonesia ke jepang bernilai positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan nilai ekspor pulp Indonesia ke Jepang tahun 2000-2012 sebesar 9.905.

5.1.5. Ekspor Pulp Indonesia ke Pasar Taiwan

Taiwan yang disebut juga Republik Tiongkok merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Taiwan merupakan salah satu negara dengan pertmbuhan industri yang cukup pesat disamping China, Jepang, dan Korea Selatan. Taiwan menggunakan sistem “Global Village” sebagai transformasi industrinya, yaitu suatu karakteristik konsep pembangunan khas Taiwan dimana pembangunan ekonomi dilakukan dengan modernisasi industri pertanian sebagai dasar menuju masyarakat industri dan di saat yang bersamaan dilakukan pembangunan infrastruktur dan modernisasi di pedesaan yang menyebar ke seluruh wilayah, penguatan industri kecil dan menengah untuk menjadi kekuatan dominan sehingga terciptanya penguatan ekonomi riil rakyat dan mempu bersaing pada skala internasional Supriyadi 2008. Sebagai negara yang memiliki tingkat pertumbuhan industri yang cukup pesat, Taiwan membutuhkan sumberdaya yang cukup banyak sebagai input produksi industrinya termasuk industri kertas. Pada Tabel 16 dapat diketahui perkembangan nilai ekspor pulp Indonesia ke Taiwan pada tahun 2000 hingga 2012.