Ringkasan ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR PULP DAN KERTAS INDONESIA DI NEGARA IMPORTIR UTAMA
71
Hasil estimasi menggunakan CMSA dapat dilihat pada Tabel 27. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa bahwa pertumbuhan standar
pulp Indonesia memiliki nilai rata-rata yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia pertumbuhan standar dapat
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp
Indonesia lampiran 3.3 artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk
meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi komoditas Indonesia bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa komposisi komoditi ekspor Indonesia
belum sesuai dengan permintaan pasar di India sehingga Indonesia belum mengekspor produk yang tepat. Efek daya saing Indonesia bernilai positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa adanya peningkatan daya saing pulp di pasar India sehingga pulp Indonesia memiliki daya saing yang kuat. Dari analisis CMSA
diketahui bahwa yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesia di pasar India adalah pertumbuhan standar.
Berdasarkan hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan berdasarkan hasil estimasi
menggunakan CMSA pulp Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar India pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
pulp Indonesia memang memiliki daya saing yang baik pada pasar India. 6.1.4. Jepang
Hasil estimasi RCA pada komoditas pulp Indonesia di pasar Jepang disajikan dalam Tabel 28. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa pada periode
tahun 2000 hingga 2012 pulp Indonesia yang dianalisis dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata RCA lebih besar dari satu yang berarti komoditas pulp
Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Jepang.
Tabel 28. Nilai Rata-rata RCA Pulp Indonesia dan Negara-negara
Pesaingnya di Pasar Jepang Tahun 2000-2012
Jepang Indonesia
Amerika Kanada
Brazil 1.26
2.87 19.88
12.25
Sumber : UN Comtrade 2012 diolah.
72
Berdasarkan hasil estimasi RCA pada Tabel 28 terlihat juga nilai rata-rata RCA negara-negara pesaing yang juga mengekspor pulp ke pasar China. Nilai
rata-rata RCA Indonesia menunjukkan bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar China, namun apabila dibandingkan dengan
negara-negara pesaingnya yaitu Amerika, Kanada, dan Brazil, nilai rata-rata RCA pulp Indonesia memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan negara-negara
pesaingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar Jepang masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara pesaingnya. Oleh sebab itu diperlukan upaya pemerintah guna meningkatkan keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar Jepang.
Lebih rendahnya keunggulan komparatif pulp Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya di pasar Jepang dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah
satunya adalah tuduhan dumping dari Jepang terhadap produk pulp dan kertas yang berasal dari Indonesia. Akibat adanya tuduhan dumping dari Jepang ini,
Indonesia menjadi kehilangan pasar unggulan ekspor pulp Rusdi 2012.
Tabel 29. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar Jepang Tahun
2000-2012.
Negara Uraian
Rata-Rata Nilai CMSA
Indonesia Pertumbuhan Standar
4,583,020.28 Efek Komposisi Komoditas
-5,680,228.91 Efek Daya Saing
3,409,781.38
Sumber : UN Contrade 2012 diolah.
Tabel 29 memberikan informasi mengenai hasil estimasi CMSA pulp Indonesia di pasar Jepang. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hal
yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesi di pasar Jepang adalah pertumbuhan standar. Dari hasil estimasi menggunakan metode CMSA
diperoleh hasil bahwa pertumbuhan standar pulp Indonesia memiliki rata-rata nilai yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor
dunia pertumbuhan standar dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih
besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia lampiran 3.4 artinya kinerja