daerah terumbu karang yang masih asli dengan daerah perlindungan lautnya marine sanctuary dapat menghasilkan 24.000km
2
tahun apabila penangkapan ikan dilakukan secara berkelanjutan. Terumbu karang dengan kondisi yang sangat
baik tanpa daerah perlindungan laut di atasnya dapat menghasilkan 12.000km
2
tahun jika penangkapan dilakukan secara berkelanjutan. Terumbu karang yang rusak akibat penangkapan dengan racun dan bahan peledak atau
kegiatan pengambilan destruktif lainnya seperti penambangan karang, perusakan dengan jangkar, dan lain-lain menghasilkan jauh lebih sedikit keuntungan
ekonomi. Kawasan terumbu karang yang sudah rusak atau hancur 50 hanya akan menghasilkan 6.000km
2
tahun, dan daerah yang 75 rusak menghasilkan hanya sekitar 2.000km
2
tahun. Apabila terumbu karang sudah mengalami tangkap lebih oleh cukup banyak nelayan maka keuntungan ekonomi akan
menurun sangat tajam. Terumbu karang juga mempunyai nilai lain selain nilai ekonomi termasuk
keuntungan ekonomi dari kemungkinan pengembangan pariwisata, perlindungan garis pantai, dan keanekaragaman hayati. Di Filipina diperkirakan bahwa 1 km
2
terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan keuntungan tahunan antara 15.000-45.000 dari perikanan secara berkelanjutan, 2.000-20.000 dari
keuntungan pariwisata, dan keuntungan ekonomi sekitar 5.000-25.000 dari perlindungan pesisir perlindungan abrasi dengan total keuntunganpendapatan
potensial antara 32.000-113.000km
2
tahun White Cruz-Trinidad 1998. Berdasarkan laporan hasil penelitian LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, kondisi terumbu karang di Indonesia hanya 7 yang berada dalam kondisi sangat baik, 24 berada dalam kondisi baik, 29 dalam kondisi sedang
dan 40 dalam kondisi buruk Suharsono 1998. Diperkirakan terumbu karang akan berkurang sekitar 70 dalam waktu 40 tahun jika pengelolaannya tidak
segera dilakukan.
2.2 Ikan Karang
Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki memiliki jumlah ikan karang terkaya di dunia. Allen 1991 menyatakan bahwa terdapat 123
spesies yang termasuk famili Pomacentridae, yang sekarang diperbarui sebanyak
152 spesies yang merupakan total tertinggi di dunia. Allen et al. 1998 mencatat sebanyak 87 spesies ikan bidadari Pomacanthidae dan kupu-kupu
Chaetodontidae yang terdapat di Indonesia, yang juga merupakan jumlah tertinggi dunia.
Komunitas ikan merupakan salah satu komponen utama dalam ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah banyak dan menyolok. Karena
jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu, maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang ada di dalam
ekosistem terumbu karang. Salah satu sebab tingginya keragaman spesies di terumbu karang adalah variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang, daerah
berpasir, teluk dan celah, daerah alga, dan juga perairan yang dangkal dan dalam serta zona-zona yang berbeda yang melintasi karang Nybakken 1997. Secara
komersial, ikan-ikan karang memegang peranan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata English et al. 1994.
Ikan karang merupakan jenis ikan yang umumnya menetap atau relatif tidak berpindah tempat dan pergerakannya relatif mudah dijangkau. Jenis substrat
yang biasanya dijadikan habitat antara lain karang hidup, karang mati, pecahan karang dan karang lunak Suharti 2005. Berdasarkan tingkah lakunya, ikan
karang ada yang hidup secara individu atau ditemukan menyendiri contohnya ikan lepu ayam Pterois sp., mengelompok 3-10 ekor contohnya ikan kambuna
Platax sp., dan dalam bentuk gerombolan contohnya ikan ekor kuning Caesio sp.. Kelompok ikan karang terdiri dari: a jenis ikan yang hidup menetap di
karang; b ikan yang minimal menggunakan wilayah terumbu karang sebagai habitatnya; c jenis ikan yang hanya berada di terumbu karang pada sebagian
siklus hidupnya, misalnya saat juvenil, dan pada saat dewasa beruaya keluar terumbu Nybakken 1997.
Selain kecenderungan tersebut, ikan karang juga mempunyai sifat teritorial, mereka akan menentukan wilayah kekuasaannya sehingga jika mereka
diusik oleh penyelam, beberapa saat kemudian akan datang kembali ke wilayah tersebut. Contohnya pada jenis ikan betok laut Pomacentrus sp., ikan giru
Amphiprion sp. dan ikan kepe-kepe Chaetodon sp.. Sedangkan yang bersifat
migratori atau senantiasa berpindah ekosistem antara lain ikan hiu Carcharinus sp. Nybakken 1997.
Sekitar 30 sampai 100 spesies dari beberapa famili ikan karang yang banyak mendominasi, diantaranya adalah Pomacentridae ikan betok laut,
Chaetodontidae ikan kepe-kepe, Acanthuridae ikan pakol, Scaridae ikan kakatua, Apogonidae ikan serinding, Gobiidae ikan gobi dan Serranidae ikan
kerapu. Umumnya ikan-ikan karang ini mudah ditandai dari warna, corak dan struktur badannya yang berbeda, sehingga memudahkan dalam pengamatan jenis
dan tingkah laku ikan-ikan karang. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara
langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan
tempat memijah bagi ikan Sukarno et al. 1983. Distribusi dan kelimpahan komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi dan fisik seperti
gelombang, beban sedimen, kedalaman perairan serta kompleksitas topografi dari substrat terumbu karang Sano et al. 1984; Gazin et al. 1994; Chabanet et al.
1997. Hampir seluruh ikan yang hidup di terumbu karang mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap ekosistem karang, baik dalam hal
perlindungan maupun makanan. Oleh karenanya jumlah individu, jumlah spesies dan komposisi jenisnya dipengaruhi oleh kondisi setempat. Telah banyak
penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara kompleksitas topografi terumbu karang dengan distribusi dan kelimpahan ikan-ikannya. Oleh
karena itu pengamatan ikan karang ini senantiasa dilakukan bersamaan dengan pendataan bentuk pertumbuhan terumbu karang.
2.3 Definisi Kawasan Konservasi Perairan