migratori atau senantiasa berpindah ekosistem antara lain ikan hiu Carcharinus sp. Nybakken 1997.
Sekitar 30 sampai 100 spesies dari beberapa famili ikan karang yang banyak mendominasi, diantaranya adalah Pomacentridae ikan betok laut,
Chaetodontidae ikan kepe-kepe, Acanthuridae ikan pakol, Scaridae ikan kakatua, Apogonidae ikan serinding, Gobiidae ikan gobi dan Serranidae ikan
kerapu. Umumnya ikan-ikan karang ini mudah ditandai dari warna, corak dan struktur badannya yang berbeda, sehingga memudahkan dalam pengamatan jenis
dan tingkah laku ikan-ikan karang. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara
langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan
tempat memijah bagi ikan Sukarno et al. 1983. Distribusi dan kelimpahan komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi dan fisik seperti
gelombang, beban sedimen, kedalaman perairan serta kompleksitas topografi dari substrat terumbu karang Sano et al. 1984; Gazin et al. 1994; Chabanet et al.
1997. Hampir seluruh ikan yang hidup di terumbu karang mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap ekosistem karang, baik dalam hal
perlindungan maupun makanan. Oleh karenanya jumlah individu, jumlah spesies dan komposisi jenisnya dipengaruhi oleh kondisi setempat. Telah banyak
penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara kompleksitas topografi terumbu karang dengan distribusi dan kelimpahan ikan-ikannya. Oleh
karena itu pengamatan ikan karang ini senantiasa dilakukan bersamaan dengan pendataan bentuk pertumbuhan terumbu karang.
2.3 Definisi Kawasan Konservasi Perairan
The International Union for Conservation of Nature IUCN
mendefinisikan kawasan konservasi laut sebagai suatu areal di wilayah pasang surut atau di atasnya, termasuk air yang melingkupinya beserta berbagai flora,
fauna serta peninggalan sejarah dan kebudayaan yang ditetapkan dengan aturan hukum atau cara-cara lain yang efektif utuk dilindungi sebagian maupun
keseluruhan tutupan alamnya. IUCN mengelompokan kawasan dilindungi terdiri
atas 6 kategori yaitu: 1 Strict nature reservewildernes area; 2 National park; 3 Natural monument; 4 Habitatspecies management area; 5 Protected
landscapeseascape ; dan 6 Managed resources protected area. Upaya
konservasi ini telah dirumuskan oleh IUCN dengan mengeluarkan “World Conservation Strategy
” tahun 1980 dalam bentuk 3 tiga strategi utama yaitu: 1 memelihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan; 2 melindungi
keanekaragaman genetik; dan 3 pemanfaatan spesies dan ekosistem berkelanjutan Kelleher Kenchington 1992.
Kawasan konservasi perairan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan adalah kawasan yang
dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Jenis kawasan
konservasi perairan menurut Pasal 8 ayat 2 Peraturan Pemerintah tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan adalah Taman Nasional Perairan, Taman
Wisata Perairan, Suaka Alam Perairan, dan Suaka Perikanan. Taman Nasional Perairan didefinisikan sebagai kawasan konservasi perairan yang mempunyai
ekosistem asli, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang berkelanjutan, wisata
perairan, dan rekreasi. Suaka Alam Perairan adalah kawasan konservasi perairan dengan ciri khas tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan
dan ekosistemnya. Taman Wisata Perairan didefinisikan sebagai kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata
perairan dan rekreasi. Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat
berlindungberkembang biak jenis sumber daya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
2.4 Fungsi Kawasan Konservasi Perairan