Fungsi Kawasan Konservasi Perairan

atas 6 kategori yaitu: 1 Strict nature reservewildernes area; 2 National park; 3 Natural monument; 4 Habitatspecies management area; 5 Protected landscapeseascape ; dan 6 Managed resources protected area. Upaya konservasi ini telah dirumuskan oleh IUCN dengan mengeluarkan “World Conservation Strategy ” tahun 1980 dalam bentuk 3 tiga strategi utama yaitu: 1 memelihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan; 2 melindungi keanekaragaman genetik; dan 3 pemanfaatan spesies dan ekosistem berkelanjutan Kelleher Kenchington 1992. Kawasan konservasi perairan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan adalah kawasan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Jenis kawasan konservasi perairan menurut Pasal 8 ayat 2 Peraturan Pemerintah tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan adalah Taman Nasional Perairan, Taman Wisata Perairan, Suaka Alam Perairan, dan Suaka Perikanan. Taman Nasional Perairan didefinisikan sebagai kawasan konservasi perairan yang mempunyai ekosistem asli, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang berkelanjutan, wisata perairan, dan rekreasi. Suaka Alam Perairan adalah kawasan konservasi perairan dengan ciri khas tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosistemnya. Taman Wisata Perairan didefinisikan sebagai kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi. Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindungberkembang biak jenis sumber daya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.

2.4 Fungsi Kawasan Konservasi Perairan

Penetapan kawasan konservasi haruslah diartikan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan suatu pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan. Salm et al. 2000 mengatakan bahwa pemanfaatan berkelanjutan terhadap sumberdaya pesisir mensyaratkan sebagian wilayah tersebut dipertahankan kondisinya sealamiah mungkin. Penetapan kawasan konservasi perairan dimaksudkan untuk mengamankan habitat kritis untuk produksi ikan, melestarikan sumberdaya genetis, menjaga keindahan alam dan warisan alam. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan berkelanjutan mengharuskan adanya pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaan yang menggunakan pendekatan kehati-hatian terhadap sumberdaya dan ekosistemnya, sehingga tidak merugikan hak generasi yang akan datang. Terdapat 3 tiga tujuan utama yang ingin diraih dalam penetapan sebuah kawasan konservasi: i perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, ii pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, dan iii pengembangan non extractive uses dari suatu kawasan konservasi ekoturism dan aktivitas rekreasional lainnya. Dalam banyak kasus, kombinasi ketiganya merupakan hal yang termasuk dalam pertimbangan dalam penetapan suatu kawasan konservasi. Beberapa objektif tersebut saling melengkapi, sementara dalam banyak kasus lain, saling berkompetisi antara satu dengan yang lainnya, yang didalamnya melibatkan konflik kepentingan dari beberapa pemangku kepentingan. Sebagai sarana pengelolaan perikanan, kawasan konservasi perairan memiliki dua fungsi ekologi, yaitu: 1 limpahan ikan dari wilayah perlindungan ke dalam wilayah penangkapan. 2 ekspor telur dan larva ikan dari wilayah perlindungan ke wilayah penangkapan yang dapat meningkatkan kuantitas penangkapan di wilayah penangkapan. Selain itu, sebagai sarana pengelolaan, kawasan konservasi laut memberikan manfaat tidak langsung berikut: 1 melindungi habitat yang sangat penting bagi perkembangbiakan jenis ikan komersial, dan 2 memberikan tempat berlindung ikan yang tidak dapat diberikan oleh sarana pengelolaan lainnya sehingga dapat mencegah penurunan secara drastis persediaan ikan komersial Robert Polunin 1993. Kawasan konservasi perairan yang terlindungi dengan baik, secara ekologis akan mengakibatkan beberapa hal berikut terkait dengan perikanan: 1 habitat yang lebih cocok dan tidak terganggu untuk pemijahan induk; 2 meningkatnya jumlah stok induk; 3 ukuran dari individu stok induk yang lebih besar; dan 4 larva dan rekrutan hasil reproduksi lebih banyak. Sebagai akibatnya, terjadi kepastian dan keberhasilan pemijahan pada wilayah kawasan konservasi. Keberhasilan pemijahan di dalam wilayah Kawasan Konservasi perairan dibuktikan memberikan dampak langsung pada perbaikan stok sumberdaya perikanan di luar wilayah kawasan konservasi laut PISCO 2002. Peran kawasan konservasi perairan adalah melalui: 1 ekspor telur dan larva ke luar wilayah kawasan konservasi perairan yang menjadi wilayah penangkapan ikan bagi nelayan; 2 penyedia kelompok rekrutan ikan; 3 penambahan stok yang siap ambil di dalam wilayah penangkapan. Indikator keberhasilan yang bisa dilihat adalah peningkatan hasil tangkapan nelayan di luar kawasan konservasi beberapa waktu setelah dilakukan penerapan kawasan konservasi perairan secara konsisten. Seberapa jauh efektivitas Kawasan Konservasi Perairan mampu memenuhi fungsi peran tersebut akan sangat tergantung pada pembatasan yang diterapkan pada kegiatan perikanan dan jenis pemanfaatan lainnya, model, bentuk maupun posisiletak wilayahnya, khususnya ukuran zonawilayah yang dijadikan daerah perlindungan no take area dibandingkan dengan zona pemanfaatan penangkapan. Pembuktian ilmiah sudah cukup kuat menyatakan bahwa kawasan konservasi perairan, dengan suatu kawasan ‘larang-ambil’ yang substansial di dalamnya, menyebabkan peningkatan biomas ikan, ukuran ikan yang lebih besar, dan komposisi spesies yang lebih alami Roberts Hawkins 2000. Roberts Hawkins 2000 melaporkan bahwa sebuah jejaring terdiri dari 5 kawasan konservasi perairan yang berukuran kecil di St. Lucia diketahui telah meningkatkan hasil tangkapan nelayan tradisional antara 40 sampai 90, sementara kawasan konservasi perairan di Merrit Island National Wildlife Refuge Florida telah meningkatkan persediaan jumlah dan ukuran ikan bagi pemancing rekreasional di perairan sekitarnya sejak tahun 1970-an. Mekanisme peningkatan biomas dan ukuran individu ikan-ikan ekonomis penting di dalam kawasan larang-ambil dapat memberikan manfaat bagi perikanan komersial di sekitarnya melalui Roberts Hawkins 2000: 1 limpahan penyebaran ikan muda dan dewasa dari dalam kawasan larang-ambil ke wilayah perikanan di sekitarnya, 2 ekspor telur danatau larva yang bersifat planktonik dari wilayah larang-ambil ke wilayah perikanan di sekitarnya dan 3 mencegah hancurnya perikanan tangkap secara keseluruhan jika pengelolaan perikanan di luar kawasan larang-ambil mengalami kegagalan. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian