13
2.1.2 Corporate Social Responsibility CSR
Tujuan utama emiten dalam menjalankan opersional perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dari kegiatan operasional yang
dilaksanakan. Hal ini menyebabkan perusahaan lalai dalam memperhatikan komunitas dan lingkungan. Pencemaran lingkungan, ketidaksejahteraan
masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan, bencana alam yang terjadi akibat aktivitas perusahaan dan dampak negatif lainnya dari aktivitas perusahaan yang
dirasakan oleh masyarakat terjadi akibat ketidakpedulian perusahaan terhadap hal- hal lain diluar kegiatan bisnisnya.
Secara global setelah penerbitan buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21
st
Century Businness karya John Elkington pada tahun 1998 melalui pengembangan konsep single bottom line yang hanya berorientasi pada
profit menjadi konsep triple bottom line menambahkan unsure people dan planet sebagai faktor yang mempengaruhi profit yang menjadi tujuan utama perusahaan.
Hal ini menimbulkan kesadaran masyakarat secara global dalam memahami apa- apa saja yang menjadi hak mereka dan hal-hal apa saja yang menjadi tanggung
jawab perusahaan. Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai komitmen industri
untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada
masyarakat dan lingkungan hidupnya Tanudjaja, 2006. Perusahaan semakin menyadari kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan
perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya. Pinasti 2004 dalam
14 Adisusilo 2011, menyatakan dari waktu ke waktu semakin banyak informasi
alternative yang tersedia selain informasi akuntansi bagi investor di pasar modal. Informasi tersebut memberi pengaruh yang cukup besar kepada investor dalam
memberi penilaian pada perusahaan. Dari sudut pandang ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan
nilai perusahaan Verecchia, 1983 dalam Basalamah dan Jermias, 2005. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan
kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laporan keuangan. Definisi CSR menurut World Bank dalam Public Policy for Corporate
Social Responsibility tahun 2003 adalah “the commitment of business to contribute to sustainable economic development, working with employees, their
families, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Berdasarkan
definisi World Bank tersebut, CSR diartikan sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja sama
dengan pekerja, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang baik untuk bisnis dan
juga baik untuk pembangunan. The Jakarta Consulting Group dalam Susanto 2009 membagi CSR ke
dalam dua bagian, yaitu Internal Responsibilities dan External Responsibilities. Internal Responsibilities berarti tanggung jawab diarahkan kepada pemegang
saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan, sedangkan External Responsibilities dikaitkan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan
15 penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi
masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang. Pada tanggal 20 Juli 2007 pemerintah mengesahkan Undang-undang No.
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur kewajiban perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 dalam pasal 1 butir 3 mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Pelaksaanaan CSR di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74, yang berbunyi: 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
16 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan aturan pemerintah. Informasi mengenai pelaksanaan CSR masing-masing perusahaan bias
dilihat dalam laporan tahunan annual report perusahaan. Laporan tahunan ini menyajikan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan
perusahaan, perkembangan, kinerja dan pencapaian yang berhasil diraih perusahaan selama satu tahun. Selain itu, laporan tahunan juga memuat laporan
keuangan perusahaan yang memberi informasi mengenai laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting
Mathews, 1997 merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara kesuluruhan.
2.1.3 Firm Size atau Ukuran Perusahan