Syarat-Syarat Pailit Perusahaan Analisis Tanggung Jawab Induk Perusahaan Sebagai Penjamin Dalam Kepailitan Anak Perusahaannya

B. Syarat-Syarat Pailit Perusahaan

Suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit ketika perusahaan tersebut mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang dan telah jatuh tempo. Juga telah keluarnya putusan dari Pengadilan Niaga yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah dinyatakan pailit. Hal ini diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 UUK dan PKPU yang menyat akan: “Debitur yang mempunyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya. Kepailitan pada suatu perusahaan dapat terjadi karena : 47 1. Perusahaan mengalami ketidakmampuan untuk membiayai operasionalnya secara normal sehingga menghentikan kegiatannya akibat ketidakmampuan membiayai operasionalnya dan terutama ketidakmampuan dalam membayar berbagai kewajibannya baik kewajiban dalam bentuk gaji karyawan yang tertunda maupun kewajibannnya kepada pihak ketiga seperti kreditur. 2. Perusahaan yang pailit karena melalui proses pemailitan di pengadilan dan vonis pengadilan memutuskan bahwa perusahaan tersebut pailit. Berdasarkan ketentuan diatas maka dapat dikatakan bahwa suatu syarat yuridis untuk kepailitan perusahaan adalah sebagai berikut: 48 47 Rhe na, “Prosedur Perusahaan dinyatakan Pailit”, http:id.shvoong.comwriting-and- speaking2181884-prosedur-perusahaan-dinyatakan-pailitixzz2Mvdr8hEF diakses pada tanggal 8 Maret 2015. 48 Ibid. 1. Adanya utang Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitur. 49 2. Minimal satu utang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih; Maksud dari jatuh tempo dan dapat ditagih adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu baik karena telah diperjanjikan, percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, pengenaan sanksi atau denda oleh instansi berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter atau majelis arbiter. 50 3. Adanya debitur; Debitur adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang- undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan. Debitur pailit adalah debitur yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. 4. Adanya kreditur lebih dari satu; Maksudnya adalah seorang debitur dinyatakan pailit apabila debitur tersebut memiliki paling sedikit dua kreditur. Syarat mengenai adanya dua kreditur atau lebih dikenal sebagai concursus creditorum. 51 Keharusan adanya dua 49 Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hlm.24. 50 Ibid., hlm.26. 51 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit., hlm.64. kreditur yang dipersyaratkan dalam UUK dan PKPU merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 1132 KUHPerdata. 52 5. Permohonan pernyataan pailit Dalam mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, baik kreditur atau debitur harus memastikan kelengkapan dokumen yang diserahkan. a. Permohonan oleh debitur Menurut Pasal 4 UUK dan PKPU dinyatakan bahwa dalam hal pernyataan pailit diajukan oleh debitur yang masih terikat dalam pernikahan yang sah, permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau istri. Maka kelengkapan dokumen yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut: 1 Surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada ketua pengadilan negeriniaga yang bersangkutan; 2 Izin pengacara yang telah dilegalisasi; 3 Surat kuasa khusus; 4 Kartu Identitas Penduduk KTP dari suami atau istri yang masih berlaku; 5 Persetujuan dari suami atau istri yang dilegalisasi; 6 Daftar asset dan tanggung jawab; dan 7 Neraca pembukuan terakhir dalam hal perseorangan memiliki perusahaan. 52 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.107. b. Permohonan oleh kreditur Jika permohonan dilakukan oleh kreditur, maka pihak kreditur harus melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut: 1 Surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada ketua pengadilan negeriniaga yang bersangkutan; 2 Izin pengacara yang dilegalisasikartu pengacara; 3 Surat kuasa khusus; 4 Akta pendaftaranyayasanasosiasi yang dilegalisasi oleh kantor perdagangan paling lambat satu minggu sebelum permohonan didaftarkan; 5 Surat perjanjian utang; 6 Perincian utang yang tidak dibayar; 7 Nama serta alamat masing-masing debitur; 8 Tanda kenal debitur; 9 Nama serta alamat mitra usaha; 10 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris oleh penerjemah resmi jika menyangkut unsur asing. 53 6. Pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga. Maksudnya adalah sebelum adanya suatu putusan pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga, seorang debitur tidak dapat dinyatakan berada dalam keadaan pailit. 54 53 Jeany Tabita, ”Permohonan Pernyataan Pailit oleh Debitur dan Kreditur”, http:www.hukumkepailitan.com20120110permohonan-pernyataan-pailit-oleh-debitur-dan- kreditur diakses pada tanggal 24 Februari 2015. Apabila syarat-syarat yang diatas telah terpenuhi maka suatu perusahaaan tersebut dapat dikatakan pailit. Selain ketentuan yang diuraikan diatas, yang paling mendasar yaitu adanya permohonan pernyataan pailit yang disampaikan kepada Pengadilan Niaga.

C. Pihak yang Berhak Mengajukan Pailit