perjanjian penanggungannya borgtocht penjamin tersebut telah secara tegas melepaskan hak istimewanya dan debitur utama tidak dapat memenuhi
perjanjiannya, terhadap penjamin yang demikian kedudukannya adalah sebagai debitur sehingga kepadanya dapat dimohonkan pernyataan pailit ke pengadilan
Niaga.
B. Akibat Hukum Kepailitan dari Anak Perusahaan Terhadap Induk
Perusahaan
Hubungan antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup disebabkan oleh adanya :
1. Kepemilikan induk perusahaan atas saham anak perusahaan
Kepemilikan induk perusahaan atas saham anak perusahaan dalam jumlah signifikan memberikan kewenangan kepada induk perusahaan untuk
bertindak sebagai pimpinan sentral yang mengendalikan anak-anak perusahaan sebagai kesatuan manajemen.
2. RUPS
Induk perusahaan memiliki kewenangan untuk mengendalikan anak perusahaan melalui mekanisme RUPS anak perusahaan. Berdasarkan RUPS,
induk perusahaan dapat menetapkan hal-hal yang dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan grup.
3. Penempatan anggota direksi dan atau dewan komisaris anak perusahaan
Melalui kepemilikan atas saham anak perusahaan, induk perusahaan memiliki kewenangan untuk menempatkan anggota direksi atau anggota komisaris
induk perusahaan untuk merangkap menjadi direksi danatau komisaris anak perusahaan.
4. Keterkaitan melalui perjanjian hak bersama
Keterkaitan induk perusahaan dan anak perusahaan juga dapat terjadi karena perjanjian hak bersuara yang dilakukan antara pemegang saham pendiri, yang
menyepakati bahwa penunjukkan direksi dan komisaris ditentukan oleh salah satu pemegang saham pendiri.
5. Keterkaitan melalui kontrak
Perusahaan dapat menyerahkan kendali atas manajemen kepada perusahaan lain melalui perjanjian pengelolaan perusahaan.
80
Pengendalian induk terhadap anak perusahaan merupakan pusat perubahan dari pengakuan yuridis terhadap hal-hal baru yang muncul terkait dengan praktik
bisnis dan hukum perseroan.
81
Pengendalian ini mengacu kepada kewenangan suatu perseroan untuk mengarahkan berbagai hubungan dan aktivitas di antara
anggota perusahaan grup atau anak perusahaan dengan cara mengkoordinasikan berbagai aktivitas perusahaan yang dijalankan oleh pimpinan sentral.
82
Realitas kelembagaan perusahaan grup ini merupakan implikasi kewenangan induk
perusahaan sebagai
pempinan sentral
untuk mengendalikan
dan mengkoordinasikan anak-anak perusahaan dalam suatu tatanan manajemen untuk
mendukung pencapaian strategis perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi.
80
Sulistiowati, Op.Cit., hlm. 96-97.
81
Jose Miguel Embid Irujo, “Trends and Realities in the Law of Corporate Groups”, dalam European Business Organization Law Review 6: 65-91 Cambridge University Press.
82
Sulistiowati, Op.Cit, hlm.109.
Pengendalian suatu perseroan terhadap perseroan lain melalui kepemilikan saham suatu perseroan pada perseroan lain merupakan hal yang membedakan
dengan konsepsi awal perseroan
83
Pada awal perkembangannya, hukum perseroan melarang pengendalian perseroan oleh perseroan lain karena hal ini dianggap
bertentangan dengan ide dasar mengenai kemandirian perseroan. Tanpa adanya perubahan fundamental hukum perseroan terhadap ketentuan mengenai
kepemilikian saham perseroan oleh perseroan lain, perubahan dari perusahaan tungaal menjadi konstruksi perusahaan grup tidak akan mungkin terjadi.
84
Akibat kepailitan yang dialami anak perusahaan sesuai dengan Pasal 24 UUK dan PKPU yaitu: bahwa perusahaan demi hukum kehilangan haknya untuk
menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. Putusan pailit mulai berlaku sejak
pukul 00.00 waktu setempat. Bila sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan telah dilaksanakan transfer dana melalui bank atau lembaga selain bank pada
tanggal putusan, transfer tersebut wajib diteruskan. Demikian pula, bila sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan telah dilaksanakan transaksi efek di Bursa
Efek maka transaksi tersebut wajib diselesaikan. Meskipun perusahaan kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya tetapi perusahaan tidak
kehilangan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum sepanjang perbuatan hukum tersebut tidak mempunyai akibat hukum atas harta kekayaannya yang telah
dikuasai kurator. Apabila perusahaaan tetap melakukan perbuatan hukum yang berkaitan dengan harta pailit, maka perbuatan tersebut tidak mengikat harta pailit
83
Ibid.
84
Ibid.
kecuali apabila perbuatan hukum tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta pailit.
85
Selain itu, terdapat juga akibat-akibat hukum pernyataan pailit suatu perusahaan terhadap beberapa hal, yaitu:
86
1. Terhadap gugatan-gugatan
Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Dalam hal tuntutan diajukan atau
diteruskan oleh atau terhadap debitur pailit maka apabila tuntutan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap debitur pailit, penghukuman
tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit Pasal 26 ayat 1 dan 2 UUK dan PKPU.
Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh debitur dan yang sedang berjalan selama kepailitan berlangsung, atas permohonan tergugat: Pasal 28 UUK dan
PKPU a.
Gugatan ditundaditangguhkan Gugatan ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat
memanggil kurator untuk mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh hakim.
b. Kurator mengambil alih perkara dengan menggantikan kedudukan debitur
Apabila kurator tidak mengindahkan panggilan tersebut maka tergugat berhak memohon supaya perkara digugurkan, dan jika hal ini tidak
85
Sunarmi, Op.Cit, hlm. 96.
86
Ibid., hlm. 98.
dimohonkan maka perkara dapat diteruskan antara debitur dan tergugat, di luar tanggungan harta pailit.
c. Gugatan digugurkan
Suatu tuntutan hukum di pengadilan yang diajukan terhadap debitur sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta
pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkan putusan pernyataan pailit terhadap debitur.
d. Gugatan diteruskan
Bila suatu perkara dilanjutkan oleh kurator terhadap pihak lawan maka kurator dapat mengajukan pembatalan atas segala perbuatan yang
dilakukan oleh debitur sebelum yang bersangkutan dinyatakan pailit, apabila dapat dibuktikan bahwa perbuatan debitur tersebut dilakukan
dengan maksud untuk merugikan kreditur dan hal ini diketahui oleh pihak lawannya.
2. Terhadap perikatan-perikatan
a. Perjanjian timbal balik
Apabila terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak yang mengadakan perjanjian dengan debitur dapat
meminta kepada kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh
kurator dan pihak tersebut. Apabila tidak tercapai kesepakatan mengenai jangka waktu, hakim pengawas menetapkan jangka waktu tersebut.
Dalam hal kurator tidak memberikan jawaban atau tidak bersedia
melanjutkan pelaksanaan perjanjian tersebut maka perjanjian berakhir dan pihak dengan siapa debitur mengadakan perjanjian dapat menuntut
ganti rugi dan akan diperlakukan sebagai kreditur konkuren. Apabila kurator menyatakan kesanggupannya maka kurator wajib memberi
jaminan atas kesanggupan untuk melaksanakan perjanjian tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku terhadap perjanjian yang mewajibkan debitur
melakukan sendiri perbuatan yang diperjanjikan Pasal 36 UUK dan PKPU.
b. Penyerahan barang
Apabila diperjanjikan penyerahan benda dagangan yang biasa diperdagangkan dengan suatu jangka waktu dan pihak yang harus
menyerahkan benda tersebut sebelum penyerahan dilaksanakan dinyatakan pailit maka perjanjian menjadi hapus dengan diucapkannya
putusan pernyataan pailit, dan dalam hal pihak lawan dirugikan karena penghapusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan diri sebagai
kreditur konkuren untuk mendapatkan ganti rugi. Bila harta pailit dirugikan karena penghapusan maka pihak lawan wajib membayar ganti
kerugian tersebut Pasal 37 UUK dan PKPU. c.
Perjanjian sewa menyewa Bila debitur telah menyewa suatu benda maka baik kurator maupun pihak
yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa, dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya
perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Untuk itu harus pula
diindahkan pemberitahuan penghentian menurut perjanjian atau menurut kelaziman dalam jangka waktu paling singkat 90 sembilan puluh hari.
Bila uang telah dibayar di muka maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah
dibayar uang sewa tersebut. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, uang sewa merupakan utang harta pailit Pasal 38 UUK dan
PKPU. d.
Hubungan kerja Pekerja yang bekerja pada debitur dapat memutuskan hubungan kerja,
dan sebaliknya kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 empat puluh lima
hari sebelumnya. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum maupun sesudah putusan pernyataan pailit
diucapkan merupakan utang harta pailit Pasal 39 UUK dan PKPU. e.
Pembayaran utang Pembayaran suatu utang yang sudah dapat ditagih hanya dapat dibatalkan
apabila dibuktikan bahwa penerima pembayaran mengetahui bahwa permohonan pernyataan pailit debitur sudah didaftarkan, atau dalam hal
pembayaran tersebut merupakan akibat dari persekongkolan antara debitur dan kreditur dengan maksud menguntungkan kreditur tersebut
melebihi kreditur lainnya Pasal 45 UUK dan PKPU.
f. Terhadap penjualan surat berharga
Pembayaran yang telah diterima oleh pemegang surat pengganti atau surat atas tunjuk yang karena hubungan hukum dengan pemegang
terdahulu wajib menerima pembayaran, pembayaran tersebut tidak dapat diminta kembali. Oleh karena pembayaran tidak dapat diminta kembali
orang yang mendapat keuntungan sebagai akibat diterbitkannya surat pengganti atau surat atas tunjuk, wajib mengembalikan kepada harta
pailit jumlah uang yang telah dibayar oleh debitur apabila Pasal 46 UUK dan PKPU:
1 dapat dibuktikan bahwa pada waktu penerbitan surat tersebut yang
bersangkutan mengetahui bahwa permohonan pernyataan pailit debitur sudah didaftarkan; atau
2 penerbitan surat tersebut merupakan akibat dari persekongkolan
antara debitur dan pemegang pertama. g.
Pembayaran kepada debitur pailit akibat perikatan Setiap orang yang sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan tetapi
belum diumumkan, membayar kepada debitur pailit untuk memenuhi perikatan yang terbit sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan,
dibebaskan terhadap harta pailit sejauh tidak dibuktikan bahwa yang bersangkutan mengetahui adanya putusan pernyataan pailit tersebut.
Pembayaran yang dilakukan sesudah putusan pernyataan pailit diumumkan, tidak membebaskan terhadap harta pailit kecuali apabila
yang melakukan dapat membuktikan bahwa pengumuman putusan
pernyataan pailit yang dilakukan menurut Undang-Undang tidak mungkin diketahui di tempat tinggalnya Pasal 50 UUK dan PKPU.
h. Terhadap sekutu debitur pailit
Setiap orang yang dengan debitur pailit berada dalam suatu persekutuan yang karena atau selama kepailitan dibubarkan, berhak untuk mengurangi
bagian dari keuntungannya yang pada waktu pembagian diadakan jatuh kepada debitur pailit, dengan kewajiban debitur pailit untuk membayar
utang persekutuan Pasal 54 UUK dan PKPU. i.
Terhadap penjaminan Kepemilikan dalam suatu sistem jaminan utang tetap berada pada pihak
debitur, mencakup juga kekuasaan untuk menguasai dan memungut hasil dari benda objek jaminan utang. Hal ini baru berakhir setelah adanya
wanprestasi terhadap utang yang dijamin dan dilakukan eksekusi yang sah sesuai hukum yang berlaku. Jadi penjaminan bukan untuk dinikmati
hasilnya, melainkan hanya sebagai jaminan saja untuk berjaga-jaga apabila utang tidak terbayar nantinya. Ketika utang memang tidak
terbayar, harga pembayarannya akan diambil dari hasil penjualan benda objek jaminan utang Pasal1820 KUHPerdata
87
.
87
Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang Jakarta : Erlangga, 2013, hlm. 5.
C. Tanggung Jawab Induk Perusahaan sebagai Penjamin dalam Kepailitan