Adapun di antara para pihak yang kemungkinan akan mengalami benturan kepentingan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut:
30
1. Pihak induk perusahaan pemilik perusahaan.
2. Pihak pengurus induk perusahaan.
3. Pihak komisaris induk perusahaan.
4. Pihak pemegang saham minoritas dalam induk perusahaan.
5. Pihak anak perusahaan.
6. Pihak pengurus dari anak perusahaan.
7. Pihak komisaris dari anak perusahaan.
8. Pihak pemegang saham minoritas dalam anak perusahaan.
9. Pihak pekerjakaryawan pada induk perusahaan.
10. Pihak pekerjakaryawan pada anak perusahaan.
11. Pihak kreditur dari induk perusahaan, dan
12. Pihak kreditur dari anak perusahaan.
Salah satu tapal batas bagi induk perusahaan dalam mencampuri urusan bisnis anak perusahaan adalah jika dengan perbuatannya itu tidak merugikan
pihak-pihak tersebut di atas.
C. Tanggung Jawab Induk Perusahaan terhadap Perikatan yang Dibuat
Anak Perusahaannya
Sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti berhubungan dengan pihak lain yaitu pihak ketiga. Perusahaan melakukan transaksi jual beli,
30
Ibid.
kredit dari perbankan, sewa menyewa dan lain sebagainya. Biasanya, jika transaksi berjalan dengan lancar atau tidak ada masalah, kondisinya akan aman-
aman saja, namun bila terjadi sebaliknya terjadi masalah seperti melakukan wanprestasi, maka yang dicari adalah mengenai tanggung jawab. Berhubung yang
melakukan transaksi adalah perusahaan, maka masalah transaksi dipengaruhi oleh statusnya, apakah berstatus badan hukum atau tidak. Adanya perbedaan status
tersebut berpengaruh pada siapa yang harus bertanggung jawab.
31
Sebuah badan hukum memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari pengurus. Dalam perseroan terbatas modal yang terbagi dalam saham merupakan
modal perusahaan, demikian pula badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum yang diwakili oleh pengurusnya. Oleh karena kedudukannya sebagai
subjek hukum segala perbuatan badan hukum menjadi tanggung jawab badan hukum itu sendiri bukan tanggung jawab pengurusnya, pemegang saham hanya
menanggung sebesar nilai saham yang dimasukkan. Sehubungan itu, perseroan terbatas yang berstatus sebagai badan hukum, segala perbuatan pengurus atas
nama perseran yang dilakukan dengan itikad baik yang bertanggung jawab adalah perusahaannya.
32
Berdasarkan KUHD Pasal 40 ayat 2 dinyatakan bahwa pemegang saham tidak bertanggung jawab lebih dari jumlah saham yang ia miliki. Prinsip yang
sama juga diberlakukan oleh UUPT yang menyatakan secara tegas: “Perseroan
Terbatas merupakan badan hukum dan tanggung jawab hanya sebatas saham- saham yang diambil oleh pemegang saham. Hal ini diatur dalam UUPT Pasal 3.
31
Gatot Supramono, Kedudukan Perusahaan Sebagai Subjek dalam Gugatan Perdata Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, hlm. 135.
32
Ibid.
Hanya saja UUPT menegaskan tentang adanya beberapa pengecualian atas prinsip keterbatasan tanggung jawab badan hukum yang bersangkutan, termasuk untuk
menarik pihak induk perusahaan sebagai pemegang saham untuk ikut mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak
perusahaannya. Namun, induk perusahaan dapat diminta pertanggungjawaban apabila
dapat dibuktikan, bahwa:
33
1. Ikutnya induk perusahaan dalam menentukan manajemen perusahaan,
keuangan, keputusan bisnis yang menyebabkan kerugian perseroan, misalnya dalam mengambil kredit dari perbankan ikut menetukan jumlah,
peruntukannya dan penggunaannya sehingga perseroan mengalami kerugian atau pailit.
2. Perbuatan yang dilakukan oleh anak perusahaan utuk kepentingan induk
perusahaan. 3.
Induk perusahaan secara tidak layak mengabaikan masalah kecukupan finansial dari anak perusahaan.
Tidak hanya gugatan perdata yang dapat diajukan kepada induk perusahaan selaku pemegang saham apabila ternyata induk perusahaan ikut
campur dalam manajemen keuangan anak perusahaan, maka induk perusahaan atau perusahaan Grup dapat dituntut secara pidana.
Induk perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dapat melakukan kontrak-kontrak yang bersifat kebendaan dan hubungan dengan kegiatan anak
33
Munir Fuady, Op.Cit., hlm. 117-118.
perusahaan, sehingga tangung jawab yuridis dari perbuatan yang dilakukan anak perusahaan sampai batas-batas tertentu dapat dibebankan kepada induk
perusahaan. Hubungan hukum antara anak perusahaan dengan induk perusahaan hanya sebatas pada pemegang saham saja. jika anak perusahaan melakukan
perikatan dengan induk perusahaan, hal ini tidak berbeda dengan anak perusahaan melakukan perikatan dengan pihak lainnya. Namun, jika induk perusahaan
memiliki kedudukan sebagai penjamin dapat terjadi misalnya dalam hal asset- asset dari induk perusahaan ikut menjadi jaminan terhadap utang-utang yang
dibuat oleh anak perusahaan.
34
Dasar pertanggungjawaban induk perusahaan terhadap anak perusahaan dikarenakan induk perusahaan ikut mengikatkan diri sebagai penjamin dalam
hubungan hukum berupa perikatan yang dilakukan anak perusahaannya. Atas dasar pengikatan diri tersebut, induk perusahaan ikut sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas perikatan tersebut.
34
Ibid.
BAB III KEPAILITAN PERUSAHAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR
37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEBAYARAN UTANG
A. Sejarah Singkat Pengaturan Kepailitan di Indonesia