Pihak yang Berhak Mengajukan Pailit

Apabila syarat-syarat yang diatas telah terpenuhi maka suatu perusahaaan tersebut dapat dikatakan pailit. Selain ketentuan yang diuraikan diatas, yang paling mendasar yaitu adanya permohonan pernyataan pailit yang disampaikan kepada Pengadilan Niaga.

C. Pihak yang Berhak Mengajukan Pailit

Berdasarkan UUK dan PKPU menyatakan bahwa pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 55 1. Debitur sendiri Debitur dapat mengajukan permohonan pailit untuk dirinya sendiri Voluntary Petition, yang biasanya dilakukan dengan alasan bahwa dirinya maupun kegiatan usaha yang dijalankannya tidak mampu lagi untuk melaksanakan seluruh kewajibannya, terutama dalam melakukan pembayaran utang-utangnya terhadap para krediturnya. 2. Seorang atau beberapa kreditur Dalam kepailitan tidak semua kreditur memiliki kedudukan yang sama. Perbedaan kedudukan kreditur ini semata-mata ditentukan oleh jenis piutang masing-masing. Adapun golongan kreditur dalam kepailitan adalah : 56 a. Kreditur separatis Adalah kreditur yang dapat menjual sendiri benda jaminan seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Dapat dikatakan juga sebagai kreditur yang tidak 54 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Kepailitan Jakarta: Raja Grafindo persaja,1999, hlm.12. 55 Rhena, Op.Cit. 56 Ibid., hlm.172. terkena kepailitan. Artinya, para kreditur ini tetap dapat melaksanakan hak-hak eksekusinya meskipun debiturnya telah dinyatakan pailit. Yang tergolong sebagai kreditur separatis adalah kreditur pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, atau hak agunan atas benda lainnya. Dari penjualan benda-benda jaminan tersebut, kreditur akan mengambil pelunasan atas piutangnya dan sisanya akan dikembalikan pada boedel pailit. Apabila ternyata hasil penjualan benda jaminan itu kurang dari jumlah piutangnya, maka terhadap sisa piutang yang belum terbayar tersebut, maka kreditur ini akan menggabungkan diri dengan kreditur lain sebagai kreditur konkuren. b. Kreditur preferenistimewa Adalah kreditur yang piutangnya mempunyai kedudukan istimewa. Maksudnya, kreditur ini mempunyai hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan boedel pailit. c. Kreditur konkuren Adalah kreditur yang tidak termasuk golongan kreditur separatis atau golongan kreditur preferen. Pelunasan piutang-piutang mereka dicukupkan dari sisa hasil penjualanpelelangan harta pailit sesudah diambil bagian golongan separatis dan golongan preferen. Sisa hasil penjualan harta pailit itu dibagi menurut imbangan besar kecilnya piutang para kreditur konkuren. Kreditur konkuren ini diatur dalam Pasal 1132 KUHPerdata. Kreditur konkuren adalah para kreditur dengan hak pari passu dan pro rata, artinya para kreditur secara bersama-sama memperoleh pelunasan tanpa ada yang didahulukan yang dihitung berdasarkan besarnya piutang masing- masingn dibandingkan terhadap piutang mereka secara keseluruhan terhadap seluruh harta kekayaan debitur tersebut. 57 3. Kejaksaan demi kepentingan umum. Adapun kewenangan kejaksaan dalam Kepailitan yaitu: a. Kejaksaan dapat mengajukan permohonan kepailitan demi kepentingan umum. b. Kejaksaan dapat mengajukan permohonan pailit agar pengadilan meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan debitur dalam perkara kepailitan. c. Pengadilan dengan putusan pernyataan pailit atau setiap waktu setelah itu, atas usul hakim pengawas, permintaan kurator, atau atas permintaan seorang kreditur atau lebih setelah mendengar hakim pengawas dapat memerintahkan supaya debitur pailit ditahan, baik ditempatkan di rumah tahanan maupun di rumahnya sendiri, di bawah pengawasan Jaksa yang ditunjuk oleh hakim pengawas. Perintah penahanan dilaksanakan oleh kejaksaan yang ditunjuk oleh hakim pengawas. 4. Bank Indonesia. Untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit dan memberikan keputusan untuk dinyatakan pailit suatu bank, haruslah terdapat keterlibatan Bank Indonesia. Sebab Bank Indonesia merupakan bank sentral yang 57 Kartini Muljadi, Kreditor Preferens dan Kreditor Separatis Dalam kepailitan Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2005, hlm. 164-165. menentukan kebijakan perbankan Indonesia, yang mempunyai kewenangan untuk memberi izin usaha. 58 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan selanjutnya disebut OJK. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Pasal 6 UU OJK mengatur tugas OJK, yaitu: “OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.” Sebelum adanya OJK, tugas-tugas di atas dilaksanakan oleh Menteri Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam- LK dan Bank Indonesia. 5. Badan Pengawas Pasar Modal. Debitur adalah perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Akan tetapi setelah 58 Sutan Remy Sjahdeini, “Undang-Undang Kepailitan: Dalam Perspektif Hukum, Politik dan Ekonomi” Makalah ini disajikan pada tanggal 7 Mei 1998 di Jakarta. dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan menggantikan kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal. 6. Menteri Keuangan. Debitur adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan. Mengacu kepada ketentuan Pasal 55 ayat 1 Jo Pasal 55 ayat 2 UU OJK hanya Badan Pengawas Pasar Modal yang mengalihkan seluruh fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan keuangan di sektor pasar modal kepada OJK, sedangkan terhadap Bank Indonesia dan Menteri Keuangan masih menjalankan tugas dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab itu dengan adanya OJK, otomatis telah mengubah prosedur permohonan pailit terbatas pada perusahaan perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian yang dahulu menjadi kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam-LK dan tersebut beralih ke OJK.

D. Tata Cara Pengajuan Pailit