investasi perikanan; 8 rendahnya penggunaan teknologi dan kemampuan penanganan serta pengolahan perikanan yang berakibat sebagai rendahnya mutu,
nilai tambah dan daya saing produk perikanan; 9 proses penangan dan pengolahan hasil yang kurang memperhatikan keamanan produk perikanan; dan
10 keterbatasan infrastruktur perikanan, permodalan, lemahnya koordinasi dan
kelembagan perikanan Monintja,1989 yang dikutip oleh Ismuryandi, 2006.
2.3 Unit Penangkapan Ikan
Unit penangkapan ikan adalah seperangkat teknologi berikut penggunanya yang menyebabkan teknologi tersebut dapat berfungsi atau digunakan untuk
menghasilkan ikan, baik jenis ikan sasaran utama maupun bukan. Perangkat teknologi tersebut adalah kapal ikan, alat penangkapan ikan dan nelayan.
Menurut UU Nomor 31 Tahun 2004, yang dimaksud dengan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan
penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian
eksplorasi perikanan. Perahu atau kapal penangkapan ikan di laut dapat dibedakan menjadi tiga kategori berikut Diniah 2008:
1 Perahu tanpa motor PTM, yaitu perahu yang tidak menggunakan tenaga mesin sebagai tenaga penggerak, tetapi menggunakan layar atau dayung untuk
menggerakkan kapal; 2 Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin atau motor
tempel sebagai tenaga penggerak yang diletakkan di bagian luar perahu, baik diletakkan di buritan maupun di sisi perahu; dan
3
Kapal motor, yaitu kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak
yang diletakkan di dalam kapal.
Unit penangkapan ikan merupakan kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan yang biasanya terdiri dari kapal penangkap ikan dan alat
penangkapan ikan yang dipergunakan. Hal ini berarti bahwa jika satu kapal penangkap ikan dalam satu tahun operasi dengan menggunakan dua jenis alat
yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda pula, maka jumlah unit penangkapan ikan dihitung 2 dua. Berdasarkan data KKP 2009 klasifikasi unit penangkapan
ikan diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi jenis alat penangkapan ikan, untuk perikanan tangkap di laut berikut klasifikasinya Tabel 1.
Tabel 1 Klasifikasi alat penangkapan ikan
No Grup
Kategori statistic Nama Indonesia
Nama Inggris
1 Pukat tarik
1.1 Pukat tarik udang ganda
1.2 Pukat tarik udang tunggal 1.3 Pukat tarik berbingkai
1.4 Pukat tarik ikan Double-rig shrimp trawl
Stern shrimp trawl Beam trawl
Fish net
2 Pukat kantong
2.1 Payang termasuk Lampara 2.2 Dogol termasuk Lampara
dasar, Jaring arad, Cantrang 2.3 Pukat pantai
Pelagic danish seine Demersal danish seine
Beach seine
3 Pukat cincin
3.1 Pukat cincin Purse seine
4 Jaring insang
4.1 Jaring insang hanyut 4.2 Jaring insang lingkar
4.3 Jaring klitik 4.4 Jaring insang tetap
4.5 Jaring tiga lapis Driftgill net
Encircling gillnet Shrimp entangling gillnet
Set gillnet Trammel net
5 Jaring angkat
5.1 Bagan perahurakit 5.2 Bagan tancap
5.3 Serok dan Songko 5.4 Anco
5.5 Jaring angkat lainnya Boat or raft lift net
Stationary lift net Scoop net
Shore lift net Other lift nets
6 Pancing
6.1 Rawai tuna 6.2 Rawai hanyut lainnya
selain rawai tuna 6.3 Rawai tetap
6.4 Rawai dasar tetap 6.5 Huhate
6.6 Pancing tonda 6.7 Pancing ulur
6.8 Pancing tegak 6.9 Pancing cumi
6.10 Pancing lainnya Tuna long line
Drift long line other than tuna long line
Set long line Set bottom long line
Skipjack pole and line Troll line
Hand line Vertical line
Squid jigger Other liner
7 Perangkap
7.1 Sero termasuk kelong 7.2 Jermal
7.3 Bubu termasuk bubu ambal
7.4 Jaring perangkap 7.5 Perangkap lainnya
Guiding barrier Stow net
Portable trap Set net
Other traps
8 Alat pengumpul
rumput laut dan Penangkap
kerang, teripang dan
kepiting 8.1 Alat pengumpul rumput
laut 8.2 Alat penangkap kerang
8.3 Alat penangkap teripang ladung 8.4. Alat penangkap Kepiting
Seaweed collectors Shell fish gears
Sea cucumber gears Crab gears
9 Lain-lain
9.1. Muroami 9.2. Jala tebar
9.3. Garpu dan tombak Muroami
Castnet Harpoon
Sumber : KKP 2009 Beberapa jenis alat penangkapan ikan yang umum dioperasikan oleh
nelayan kecil diantaranya adalah jaring insang dasar bottom gillnet, trammel net,
pancing dan rawai dasar. Jenis alat bantu yang digunakan nelayan yang menangkap atau mengumpulkan biota di dasar laut adalah kompresor yang
digunakan untuk mengalirkan udara untuk pernapasan nelayan di bawah laut. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa contoh unit penangkapan ikan
yang biasanya dioperasikan oleh nelayan kecil.
1 Jaring insang
Jaring insang atau gillnet mempunyai beberapa nama lain, di antaranya adalah jaring rahang. Istilah gillnet didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan
tertangkap dengan cara terjerat mata jaring pada bagian tutup insang atau operculum pada mata jaring.
Jaring insang merupakan alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya disesuaikan dengan
sasaran yang akan ditangkap ikan, udang dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali is bawah atau tanpa ris bawah untuk menghadang
arah renang ikan, sehingga ikan sasaran terjerat mata jaring atau terpuntal pada bagian tubuh jaring. Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut
tingting pieces. Di dalam pengoperasiaanya biasanya terdiri atas beberapa tingting yang digabung menjadi satu sehingga merupakan suatu perangkat unit
yang panjang, tergantung dari banyaknya tingting yang akan dioperasikan. Jaring insang ini ada yang terdiri dari satu lapis maupun tiga lapis jaring jatilap.
Jaring insang termasuk alat tangkap yang selektif, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Dilihat dari cara
pengoperasiannya, alat tangkap ini ada yang dihanyutkan drift gillnet, dilabuh set gillnet, dan dilingkarkan encircling gillnet. Pengoperasian jaring insang ini
ada yang di dasar perairan bottom gillnet, permukaan perairan surface gillnet maupun lapisan tengah perairan Subani dan Barus 1989.
1 Jaring insang dasar
Jaring insang dasar atau bottom gillnet adalah jaring insang, jaring rahang yang dioperasikan dengan cara direntangkan secara vertikal dekat dasar laut. Cara
penempatan jaring insang dasar ini disesuaikan dengan ikan-ikan yang menjadi jenis ikan yang tujuan penangkapan ikan, yaitu ikan-ikan dasar bottom fish
ataupun ikan-ikan damersal. Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net
dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada
lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung float dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat sinker. Dengan menggunakan dua gaya
yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak
menuju kebawah, maka jaring akan terentang Subani 1989. Kondisi jaring, seperti baik buruknya rentangan jaring, tidak dapat diketahui dengan mudah dari
permukaan laut.
Pada kedua ujung jaring insang dasar terdapat tali yang menghubungkan dengan jangkar agar posisi jaring tetap tidak berpindah tempat, baik secara
vertikal maupun horizonal. Posisi jaring dapat diperkirakan dengan melihat posisi pelampung tanda di permukaan laut yang terhubung dengan ujung jaring yang
berada di bawah air.
Jenis-jenis ikan yang biasa menjadi tujuan penangkapan dari jaring ini di antaranya adalah cucut, ikan sebelah flatfish, manyung dan berbagai jenis ikan
lain yang berada di dasar atau dekat dasar perairan, baik jenis ikan dasar maupun ikan pelagis yang kebetulan mendekati dasar laut, terutama di perairan pantai
yang dangkal. Teknik dan tahapan pengoperasian jaring insang dasar terdiri dari setting
dan haulling. Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gillnet oleh anak buah kapal ABK. Jaring
bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan. Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah
terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan haulling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan jaring ditarik keatas
kapal. Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran FAO 1980.
2 Trammel net
Trammel net merupakan jaring berbentuk empat persegi panjang namun terdiri dari tiga lapis jaring, yaitu dua lembar jaring luar outer net dan satu
lembar jaring dalam inner net. Sama seperti jaring insang lainnya, trammel net dilengkapi dengan pelampung, pemberat dan tali ris. Dengan konstruksi tersebut,
trammel net sering juga disebut sebagai jaring insang berlapis tiga triple net. Ikan atau udang yang tertangkap oleh trammel net biasanya tersangkut jaring oleh
lebih dari satu mata jaring, dan tidak selalu terjerat pada bagian insangnya. Agar dapat memuntal dengan baik jaring ini harus sangat fleksibel atau tidak kaku;
bahan yang biasa dipakai adalah polyamide PA. Bagian pinggiran jaring selvedge yang berfungsi sebagai pelindung agar trammel net tidak mudah rusak
biasanya terbuat dari bahan dari polyethylene PE Subani dan Barus 1989. Salah satu contoh spesifikasi trammel net menurut Departemen Pertanian
1985 adalah sebagai berikut: 1
tubuh jaring terdiri dari 3 lapis, yaitu 1 lapisan jaring dalam dan 2 lapisan jaring luar yang mengapit lapisan jaring dalam; ukuran mata jaring lapisan
dalam lebih kecil dari pada ukuran mata jaring lapisan luar, 2
lapisan jaring dalam terbuat dari bahan polyamide PA berukuran 210 dp- 210 d4 dengan ukuran mata jaring nya berkisar antara 1,5
– 1,75 inci 38,1 mm -44,4 mm, setiap lembar jaring mempunyai ukuran panjang 65,25 m
1.450 mata dan tingginya 51 mata, 3
Lapisan jaring luar terbuat dari polyamide PA dengan benangnya lebih besar 210 d6, setiap lembar jaring panjangnya terdiri dari 19 mata dan
tingginya 7 mata dengan ukuran mata jaring 10,4 inci 265 min, 4
Serampat selvedge berfungsi untuk memperkuat kedudukan jaring pada penggantungnya, mata jaring berukuran 45 mm dan terdiri dari 1
– 2 mata pada pinggiran jaring bagian atas dan 5
– 6 mata pada pinggiran jaring bagian bawah. Bahan serampat adalah kuralon atau polyethylene PE
dengan ukuran 210 d4 – 210 d6,
5 Tali ris, trammel net dilengkapi dengan dua buah tali ris yaitu tali ris atas
dan tali ris bawah; tali ris terbuat dari bahan polyethylene PE dengan
garis tengah tali 2 – 4 mm. Panjang tali ris atas berkisar antara 25,5 – 30
m, sedangkan tali ris bawah antara 30 – 32 m;
6 Pelampung yang digunakan adalah pelampung plastik No. 18 dengan jarak
pemasangan antara 40 – 50 cm. Tali pelampung terbuat dari bahan
polyethylene dengan garis tengah 3 – 4 mm;
7 Pemberat dibuat dari bahan timah timbal yang berbentuk lonjong,
dengan berat antara 10 – 13 grambuah. Pemasangan pemberat dilakukan
dengan jarak antara 19 – 25 cm, pada sebuah tali yang terbuat dari
Polyethylene dengan garis tengah 2 mm. Disamping itu biasanya pada jarak 12 m dari ujung jaring pada tali yang diikatkan ke kapal masih
dipasang pemberat tambahan dari batu seberat kira-kira 20 kg. 8
Tali penghubung jaring dan perahu, terbuat dari polyethylene bergaris tengah 7,5
– 10 mm, dilengkapi sebuah swivel dengan garis tengah 6 – 7,5 cm yang dipasang pada sambungan tali ke kapal dan kedua tali ris atas dan
bawah.
Trammel net dapat dioperasikan dengan tiga cara, yaitu cara lurus, cara setengah lingkaran dan cara lingkaran. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
kedua cara mengoperasikan trammel net.
1. Cara lurus:
Cara ini adalah yang biasa dilakukan oleh para nelayan, Jumlah lembaran jaring berkisar antara 10
– 25 tinting. Perahu yang digunakan adalah perahu tanpa motor atau motor tempel, dengan tenaga kerja antara 3
– 4 orang. Pada cara ini Trammel net dioperasikan di dasar laut secara lurus dan berdiri tegak. Setelah
ditunggu selama 12 – 1 jam, kemudian dilakukan penarikan dan penglepasan ikan
atau udang yang tertangkap. 2. Cara setengah lingkaran:
Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam inboard motor atau perahu motor luar outboard motor. Satu unit trammel net
dapat mengoperasikan jaring 60 – 80 tinting lembar jaring dengan tenaga kerja
sebanyak 8 orang. Pada cara ini trammel net dioperasikan di dasar perairan
dengan melingkarkan jaring hingga membentuk setengah lingkaran. Kemudian ditarik ke kapal dan ikan udang yang tertangkap dilepaskan.
3. Cara lingkaran: Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam
seperti pada cara setengah lingkaran. Caranya adalah dengan melingkarkan jaring di dasar perairan hingga membentuk lingkaran. Setelah itu jaring ditarik ke kapal
dan udang serta ikan yang tertangkap diambil. Jenis hasil tangkapan utama alat tangkap trammel net adalah udang.
Beberapa jenis ikan lain yang tertangkap dengan alat tangkap ini antara lain jenis
ikan dasar seperti ikan pari, gulamah, kerot-kerot dan lain-lain Deptan 1985. 2
Pancing rawai dasar
Pancing merupakan salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat. Pada prinsipnya pancing terdiri dari dua komponen utama yaitu tali
dan mata pancing. Meskipun terdiri dari dua komponen utama, namun sesuai dengan macam dan jenisnya dapat dilengkapi dengan komponen-komponen lain
seperti pemberat dan pelampung. Rawai dasar merupakan salah satu alat tangkap
ikan demersal yang sudah dikenal oleh nelayan. mempunyai mata pancing yang banyak yang digantungkan pada suatu tali yang panjang melalui tali penghubung
yang disebut tali cabang,agar mata pancing dapat berada disekitar dasar perairan secara menetap maka dilengkapi pemberat dan pelampung pada posisi dan
kedalaman tertentu.tali cabang relatif pendek 5-10 m. Oleh karena itu, tali pelampung dibuat relatif panjang. Pengoperasian rawai dasar dilakukan di dasar
perairan dengan menggunakan umpan saat melakukan penangkapan. Berikut adalah tahapan dan cara mengoperasikan pancing:
1 Penurunan rawai setting Setting dilakukan setelah kapal sampai di daerah penangkapan ikan yang
dituju, alat-alat yang dipersiapkan meliputi unit rawai, boks pendingin, dan umpan. peralatan yang pertama diturunkan adalah pelampung dan tiang bendera,
kemudian tali pelampung, tali utama dan tali cabang yang telah diberi umpan pada mata pancingnya. Penurunan alat ke dalam perairan harus diperhatikan agar unit
pancing rawai memotong arus. Hal ini disebabkan karena ikan mempunyai kebiasaan berenang menentang arus, sehingga dengan posisi alat menentang arus
berarti akan memperluas areal penangkapan. Waktu yang dibutuhkan untuk setting sekitar 1-2 jam.
2 Pendiaman rawai soaking Soaking dilakukan kurang lebih 1-3 jam, hal ini dilakukan untuk menunggu
ikan hasil tangkapan terjerat pada rawai yang telah dipasang. 3 Penarikan rawai hauling
Pada saat melakukan hauling, yang pertama dilakukan adalah mengangkat pelampung yang terpasang pada tali utama ke atas kapal. Setelah tali pelampung
tanda dilepas, kemudian tali utama dimasukkan ke dalam penggulung. Tali utama yang tidak bisa masuk ke dalam penggulung biasanya ditampung dalam
keranjang, kemudian tali cabang disusun di sepanjang tali utama dan yang terakhir ditumpukkan dalam tali pelampung Subani dan Barus 1989.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2004, yang dimaksud dengan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan dapat
diklasifikasikan berdasarkan waktu kerja yang dipergunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan, berikut klasifikasinya Diniah 2008 :
1 Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
2 Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan. Selain
nelayan sebagai pekerjaan utama, pada kategori ini nelayan tersebut juga memiliki pekerjaan lain.
3 Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan, sedangkan
sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan lain.
2.4 Kebijakan