2.6.1 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jucto UU No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 menyatakan dalam Bab I Pasal 1 ayat 7 bahwa pengelolaan perikanan adalah semua upaya termasuk proses yang
terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta
penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan dibidang perikanan yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai
kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati dan Bab IV Pasal 6 ayat 1 menyatakan, pengelolaan perikanan dalam
wilayah pengelolaan perikanan RI dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan serta terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan. UU No.
45 Tahun 2009 merupakan revisi terhadap UU No. 31 Tahun 2004, pada Pasal 2 mengenai asas dan tujuan pengelolaan perikanan ditambahkan mengenai
pembangunan yang berkelanjutan.
2.6.2 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa “hubungan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam, dan
sumberdaya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras”. Pada Pasal 18 disebutkan bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan
untuk mengelola sumber daya di wilayah laut. Selain itu, daerah di berikan hak untuk mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar
dan di dasar laut. Daerah diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas atau ke
perairan kepulauan untuk pronvinsi dan 13 sepertiga dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupatenkota.
2.6.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 Tahun 2002 tentang
Usaha Perikanan
Usaha perikanan berdasarkan PP No.54 Tahun 2002 didefinisikan sebagai usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan
ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Dibutuhkan beberapa dokkumen surat izin sebagai syarat untuk
melakukan usaha penangkapan, antara lain : 1 Izin Usaha Perikanan IUP; 2 Surat Penangkapan Ikan SPI; 3 Surat Izin Kapal Pengankut Ikan SIKPI; 4
Alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal APIPM.
2.6.4 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.05MEN2008
tentang Usaha Perikanan Tangkap
Usaha perikanan perupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan dan
pemasaran. Usaha perikanan tangkap didefinisikan sebagai usaha yang berbasis pada kegiatan penangkapan ikan. Jenis usaha perikanan tangkap meliputi
penangkapan ikan, penangkapan dan pengangkutan ikan dalam suatu armada penangkapan ikan dan pengangkutan ikan. Surat-surat izin yang harus dipenuhi
dalam usaha perikanan tangkap antara lain: 1 Surat Izin Usaha Perikanan SIUP; 2 Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI; 3 Surat Izin Kapal Pengangkut
Ikan SIKPI.
2.7 Analisis Permasalahan Perikanan Tangkap