2.
Peluang pasar yang baik
Perikanan tangkap di pesisir Surabaya masih sedikit, namun potensi konsumen untuk membeli hasil tangkapan dari laut cukup besar. Masyarakat
Surabaya sangat menggemari makanan hasil laut. Makanan hasil laut selalu dicari oleh masyarakat Surabaya dan juga pendatang terutama ikan asap dan
berbagai macam olahan keripik hasil laut. 3.
Adanya peluang kesempatan bekerja di bidang perikanan Kegiatan penangkapan ikan di Surabaya yang terus berkembang sepanjang
tahun, memberikan peluang untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru seperti bidang pengolahan hasil tangkapan.
4. Peluang wisata bahari
Surabaya memiliki objek wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran dan berdekatan dengan Jembatan Suramadu. Setiap sore, akhir pekan maupun
musim liburan, kawasan pesisir Surabaya ini ramai dikunjungi wisatawan yang sekedar menikmati suasana pantai dan kerlap-kerlip lampu Jembatan
Suramadu maupun sekedar melakukan sport fishing.
Faktor eksternal ancaman :
1. Pemanfaatan SDI oleh nelayan luar daerah konflik antar nelayan
Potensi SDI yang amsih belum tereksploitasi dengan baik menyebabkan nelayan dari luar daerah melakukan aktivitas penangkapan di perairan Selat
Madura dengan armada yang lebih besar daripada nelayan pesisir Surabaya. 2.
Reklamasi pantai secara besar-besaran Reklamasi pantai secara besar-besaran dapat merusak ekosistem perairan
serta memaksa nelayan untuk alih profesi menjadi tenaga kuli bangunan. 3.
Penyerapan SDM Subdinas Perikanan dan Kelautan berlatar belakang perikanan tangkap masih minim
Kurangnya sumber daya manusia yang berlatar belakang perikanan tangkap, membuat pengaturan pengelolaan perikanan tangkap kurang optimal.
6.3.2 Matriks IFAS dan EFAS
Berdasarkan faktor internal kita dapat mengetahui kondisi perikanan tangkap di Surabaya melalui matriks internal factors evaluation IFE. Matriks
IFE ini menggambarkan secara kualitatif nilai dari kekuatan dan kelemahan yang
ada dalam perikanan tangkap di Surabaya. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Matriks Internal Factor Evaluation IFE perikanan tangkap Kota Surabaya
Faktor-faktor internal Bobot
Rating Skor Kekuatan
1 Hubungan kekerabatan yang erat antar nelayan
lokal 2
Adanya kelompok nelayan yang aktif 3
Motivasi melaut tinggi 4
Daerah penangkapan yang terlindung 5
Terdapat sentra pengolahan dan pemasaran hasil laut
0,09 0,10
0,09 0,07
0,08 3
4 4
2 3
0,27 0,40
0,36 0,14
0,24
Kelemahan
1 Sistem pencatatan data perikanan laut di Surabaya
kurang baik 2
Armada perikanan yang digunakan masih berukuran kecil
3 Tidak adanya Pangkalan Pendaratan Ikan PPI
4 Tidak adanya Tempat Pelelangan Ikan TPI
5 Penanganan ikan yang kurang diperhatikan oleh
nelayan surabaya 6
Tidak adanya kebijakan khusus dalam pengelolaan perikanan tangkap
7 Tingkat pendidikan nelayan rendah
0,08 0,09
0,07 0,07
0,08
0,10 0,08
4 3
2 2
2
3 1
0,32 0,27
0,14 0,14
0,16
0,30 0,08
Total 1,00
2,82 Berdasarkan hasil matriks IFE didapat skor 2,82 yang berarti bahwa kondisi
internal perikanan tangkap di Surabaya didominasi oleh kekuatan yang mendorong perkembangan perikanan tangkap. Penilaian bobot pada faktor
internal dapat dilihat pada Lampiran 5. Faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi, kemudian ditabulasikan ke dalam matriks
external factor evaluation EFE. Matriks EFE ini menggambarkan secara kualitatif nilai dari peluang dan ancaman yang ada kaitannya dengan
pengembangan perikanan tangkap di Surabaya. Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Matriks eksternal factor evaluation EFE perikanan tangkap Kota Surabaya
Faktor-faktor eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang
1 Potensi SDI belum dimanfaatkan secara optimal
2 Peluang pasar yang baik
3 Adanya peluang kesempatan bekerja di bidang
perikanan 4
Peluang wisata bahari 0,16
0,13 0,13
0,17 3
4 2
3 0,48
0,52 0,26
0,51
Ancaman
1 Pemanfaatan SDI oleh nelayan luar daerah
2 Reklamasi pantai secara besar-besaran
3 Penyerapan SDM Dinas Perikanan dan Kelautan
berlatar belakang perikanan tangkap masih minim 0,07
0,17 0,16
3 1
1 0,21
0,17 0,16
Total 1,00
2,31
Total nilai yang diperoleh dari matriks EFE pada Tabel 12 adalah 2,31. Nilai tersebut berada di bawah rata-rata yaitu 2,5 yang berarti bahwa kondisi
perikanan Surabaya belum mampu memberikan respon positif terhadap pengembangan perikanan tangkap. Peluang yang ada belum mampu dimanfaatkan
untuk meminimalisir kelemahan yang ada. Penilaian bobot eksternal dapat dilihat pada Lampiran 6.
Berdasarkan matriks IE David 2003 , hasil skor matriks IFE dan matriks EFE berada pada sel V yaitu pertahankan dan pelihara kekuatan yang ada di
Surabaya dengan berbagai peluang yang dimiliki untuk mengembangkan perikanan tangkap. Keadaan perikanan tangkap Surabaya yang berada pada sel V
megindikasikan suatu strategi pengembangan melalui perluasan pasar, penambahan dan perbaikan fasilitas serta peningkatan teknologi.
6.3.3 Matriks SWOT