Pancing rawai dasar Deskripsi Teknis Unit Penangkapan Ikan yang Dominan di Surabaya

ikan didasarkan pada kebiasaan sebelumnya dimana terdapat ikan-ikan tujuan penangkapan atau dengan cara coba-coba. Setelah tiba di lokasi tujuan penangkapan ikan, maka jaring mulai dijatuhkan. Mula-mula dijatuhkan salah satu ujung jaring terlebih yang terlebih dahulu diberi pemberat dan pelampung sehingga jaring berada di dasar perairan dan pelampung muncul Sampai ke permukaan perairan sebagai pertanda dimana letak ujung jaring tersebut. Perahu bergerak tegak lurus dengan arah jarum jam sambil menjatuhkan jaring. Setelah jaring telah dijatuhkan seluruhnya, perahu bergerak kembali kearah ujung jaring semula. Tahap berikutnya yaitu perendaman jaring selama 30 hingga 60 menit. Setelah perendaman, jaring diangkat kembali yang dimulai dari ujung jaring yang dijatuhkan terlebih dahulu pada saat penurunan.

6.1.3 Pancing rawai dasar

1 Kapal Kapalperahu yang digunakan nelayan Surabaya pada saat operasi penangkapan rata-rata memiliki umur teknis selama 10 tahun. Perahu-perahu tersebut tidak memiliki palkah untuk menampung hasil tangkapan. Perahu pancing rawai dasar terbuat dari kayu. Umumnya kayu yang digunakan adalah kayu jati. Perahu jaring klitik rata-rata berukuran panjang L OA 7 m; lebar b 1,5 m; dan draft d 0,5 m. Pada umumnya perahu-perahu tersebut menggunakan mesin dengan kekuatan 5 PK. Perawatan perahu dilakukan setiap tiga minggu sekali berupa pendempulan. Sedangkan pengecetan perahu dilakukan setahun sekali. Perawatan mesin dilakukan hanya saat menggali oli mesin. Mesin diletakkan di bagian kiri perahu sedangkan alat tangkap diletakkan di bagian kanan perahu. 2 Alat tangkap Rawai dasar atau bottom long line merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Surabaya. Bagian-bagian dari rawai dasar terdiri pelampung tanda yang terbuat dari styrofoam, tali pelampung terbuat dari Poly Etilene PE, tali utama yang terbuat dari Poly Etilene PE, tali cabang yang terbuat dari PA monofilamen, swivel terbuat dari stainless steel, snap terbuat dari stainless steel, mata pancing terbuat dari stainless steel, tali pancing terbuat dari PA monofilamen, dan pemberat dari timah hitam dan jangkar yang terbuat dari batu. Pancing rawai dasar dalam bahasa lokal disebut dengan pancing rawih. Ukuran mata pancing yang digunakan nelayan pancing rawai dasar yaitu mata pancing dengan nomor 14. Jumlah mata pancing yang digunakan dalam satu set alat tangkap kurang lebih sekitar seribu mata pancing dengan panjang branch line sebesar 60 cm dan panjang tali utama sekitar 1 km serta jarak antar branch line sebesar 1 m. Rata-rata nelayan pancing rawai dasar di Surabaya tidak hanya membawa satu set saja namun beberapa nelayan menggunakan dua set alat tangkap dalam operasi penangkapannya. Keterangan : 1 Pelampung tanda : gabus ; 5 cm; 2 Bendera tanda; 3 Tali utama : PE Multi ; 0,7 mm; 4 Pemberat tambahan : batu ; 5 kg; 5 Mata pancing : Stainless steel ; no. 14; 6 Tali cabang : PA Monofilament; 7 Pemberat : batu. Sumber : Diolah dari data primer tahun 2011 Gambar 9 Konstruksi alat tangkap rawai dasar 3 Nelayan Nelayan yang mengoperasikan rawai dasar di Surabaya umumnya adalah nelayan penuh, dimana seluruh waktu kerjanya adalah sebagai nelayan. Nelayan rawai dasar berjumlah satu hingga dua orang dan pada umumnya masih merupakan satu anggota keluarga. Satu orang bertugas sebagai juru mudi dan satu orang sebagai ABK. Nelayan rawai dasar mengoperasikan alat tangkap selama setahun penuh. Hal ini dikarenakan daerah penangkapan ikan nelayan rawai dasar terlindung yaitu di sekitar selat madura. Sistem bagi hasil yang diterapkan nelayan jaring klitik 50:50 setelah dikurangi dengan biaya operasional. 4 Metode operasi penangkapan Operasi penangkapan rawai dasar dimulai dengan tahap persiapan seperti perbekalan, bahan bakar dan pemeriksaan kondisi perahu serta pemasangan umpan runcah. Pemasangan umpan ini biasanya dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Setelah semua tahap persiapan telah dilakukan, tahap berikutnya yaitu pencarian daerah hasil tangkapan. Pencarian daerah hasil tangkapan didasarkan pada operasi penangkapan sebelumnya atau juga dengan cacara mencoba-coba. Namun daerah penangkapan berjarak tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan armada penangkapan.Alat tangkap ditempatkan didalam ember besar dan telah disusun dengan sangat rapih dengan mengaitkan mata pancing disisi luar ember. Tahap pemasangan pancing dimulai dengan penurunan pelampung tanda terlebih dahulu diikuti dengan tali pelampung, tali pemberat dan pemberat. Kemudian, tali utama diturunkan dan pada jarak setiap satu meter tali cabang diturunkan yang sebelumnya telah dipasangi umpan hingga tali cabang terakhir selesai diturunkan. Penurunan alat diakhiri dengan penurunan tali jangkar dan pelampung tanda kedua. Setelah didiamkan kurang lebih 3 jam, proses hauling pun dilakukan. Proses hauling dimulai dengan penarikan pelampung tanda, tali pelampung, tali jangkar dan jangkar. Bagian-bagian tersebut dipisahkan dari tali utama. Kemudian tali utama ditarik dan tali cabang diangkat satu persatu dan hasil tangkapan langsung dilepaskan dan menyusun kembali mata pancing disisi luar ember hingga tali branch line terakhir diangkat. Kemudian setelah itu dilakukan pengambilan pelampung tanda kedua dan jangkar.

6.2 Permasalahan Perikanan Tangkap di Surabaya