Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sumber Daya Ikan

penambangan pasir liar, reklamasi di sekitar pantai secara besar-besaran, pembuatan jembatan Surabaya-Madura Suramadu yang menyebabkan pendangkalan sehingga nelayan sulit pergi melaut, serta 3 sejauh mana Pemerintah Kota Surabaya memperhatikan keterampilan masyarakat agar mereka dapat mandiri dan mengembangkan usahanya agar dapat mensejahterakan diri di kota ini juga menarik untuk diketahui. Penelitian ini menyangkut kebijakan perikanan tangkap Kota Surabaya terhadap masyarakat nelayan di pesisir Surabaya. Penelitian ini dilandasi kenyataan bahwa nelayan dan kegiatan perikanan tetap ada meskipun kota Surabaya telah berkembang menjadi pusat pemerintahan dan bisnis jasa. Sumber daya ikan di perairan yang menjadi kewenangan pengelolaan Pemerintah Kota setempat sangat terbatas sehingga nelayan harus beroperasi juga di tempat lain. Meskipun kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Kota Surabaya rendah kurang dari 5, namun perikanan tangkap berperan besar terhadap sumber kehidupan ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat lokal bergantung penuh terhadap kegiatan perikanan tangkap, terutama sebagai sumber bahan baku pembuatan produk ikan yang menjadi ciri khas masyarakat lokal. Produk ikan lokal tersebut di antaranya adalah ikan asap dan keripik maupun kerupuk yang berbahan dasar dari hasil tangkapan nelayan lokal. Memperhatikan potensi dampak pembangunan ke depan dan agar kegiatan perikanan yang penting tersebut dapat terus berjalan dengan baik maka diperlukan suatu kebijakan yang efektif dalam rangka mengelola sumberdaya ikan yang ada. Pengambilan dan pelaksanaan kebijakan yang tepat merupakan langkah awal untuk mengembangkan perikanan tangkap guna meningkatkan perekonomian daerah, khususnya kesejahteraan masyarakat pesisir yang mengandalkan penangkapan ikan sebagai sumber utama pendapatan keluarganya.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan: 1 Mengetahui kondisi umum perikanan tangkap di Surabaya; 2 Mengidentifikasi permasalahan perikanan tangkap di Surabaya; 3 Merumuskan strategi kebijakan yang efektif dalam pengelolaan perikanan tangkap di Surabaya.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Surabaya sebagai pengelola perikanan, masyarakat nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada sumber daya ikan, dan kepada kalangan akademisi ilmu perikanan dan kelautan pada umumnya. Pemerintah Kota Surabaya dapat mempertimbangkan pilihan kebijakan yang direkomendasikan dari penelitian ini. Para nelayan dapat segera memperhatikan hasil penelitian ini untuk membangun kemampuan diri dalam mempertahankan atau menyesuaikan diri adaptasi terhadap tren perkembangan di masa yang akan datang. Semoga para akademisi memperhatikan dan menyadari bahwa kegiatan perikanan tangkap juga terjadi di kota-kota besar, dan keberlanjutan perikanan dalam sinergi dengan pembangunan perkotaan merupakan tantangan yang harus dipecahkan rumusannya. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Ikan

Definisi sumber daya ikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan adalah potensi semua jenis ikan. Ikan merupakan segala jenis mahluk hidup yang seluruh atau sebagian dari daur hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat kehidupan sumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. Jenis ikan yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah : 1 Pisces ikan bersirip; 2 Crustacea udang, rajungan, kepiting, dan sejenisnya; 3 Mollusca kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sejenisnya; 4 Coelenterata ubur-ubur dan sejenisnya; 5 Echinodermata teripang, bulu babi, dan sejenisnya; 6 Amphibia kodok dan sejenisnya; 7 Reptilia buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sejenisnya; 8 Mammalia paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sejenisnya; 9 Algae rumput laut dan tumbuhan yang hidupnya di dalam air; 10 Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis di atas. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat besar dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Luas perairan laut Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI diperkirakan mencapai 5,8 juta km 2 yang terdiri dari 0,3 juta km 2 perairan laut teritorial, 2,8 juta km 2 perairan kepulauan, dan 2,7 juta km 2 perairan ZEE Indonesia. Perairan laut yang sangat luas, kaya akan jenis-jenis maupun potensi sumberdaya perikanan yang bila dikelola secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya akan memberikan manfaat yang besar dalam menyediakan pangan berprotein hewani, meningkatkan devisa negara dari hasil ekspor komoditi perikanan laut, meningkatkan penghasilan sekaligus pendapatan untuk kesejahteraan nelayan Subani dan Barus 1989. Menurut DKP 2005, potensi lestari sumber daya ikan Indonesia di perairan teritorial dan ZEE Indonesia untuk pelagis besar sekitar 1,65 juta tontahun, pelagis kecil sekitar 3,6 juta tontahun, demersal sekitar 1,36 juta tontahun, ikan karang sebesar 145 ribu tontahun, udang paneid sebesar 94,8 ribu tontahun, lobster sebesar 4,8 ribu tontahun dan cumi-cumi sebesar 28,25 ribu tontahun. Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80 dari potensi lestari atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Ikan merupakan sumberdaya yang bersifat renewable atau bersifat dapat pulihdiperbaharui. Namun sumberdaya ikan bukannya tak terbatas. Oleh karena itu sumberdaya yang terbatas itu harus dikelola dengan baik karena tanpa adanya pengelolaan yang baik akan menimbulkan eksploitasi berlebihan dan tenaga kerja berlebihan.

2.2 Perikanan Tangkap