Dampak Adopsi IFRS IFRS 8, PSAK 5, dan Interpretasi Investor non Profesional

15 investor ”, “ less-experinced investor ” atau “ less-educated investor ” tergantung kepada gambaran situasi. Salah satu daya tarik investor terhadap laporan keuangan adalah laba, baik oleh investor profesional maupun investor non profesional. Namun, laba bukan satu- satunya yang menjadi fokus utama investor. Umumnya, investor akan mendapatkan informasi jika ia memahami dan bisa membaca apa yang tertulis di dalamnya. Laporan keuangan memiliki dua jenis informasi, yaitu informasi ekplisit dan implisit. Informasi eksplisit yang tertulis dapat berupa total laba, aset, kewajiban, danatau angka-angka rasio, sedangkan informasi implisit adalah berupa makna yang terdapat dalam informasi eksplisit tersebut yang berupa kondisi atau keadaan keuangan perusahaan, apakah berada dalam kondisi yang sehat atau tidak. Tidak semua investor dapat membaca dan menafsirkan informasi yang disajikan. Bagi beberapa investor non profesional yang kurang memiliki pemahaman yang baik atas laporan keuangan, ketika suatu aturan baru diterapkan maka ia akan kebingungan dalam menginterpretasi informasi. Di sisi lain, sebaliknya, beberapa investor justru merasa lebih mudah mengerti dan memahami isi laporan keuangan dengan standar pelaporan yang baru.

4. IFRS 8, PSAK 5, dan Interpretasi Investor non Profesional

a. Dampak Adopsi IFRS

Proses adaptasi dan adopsi IFRS di banyak negara tidak selalu berjalan dengan baik. Di beberapa negara seperti negara-negara Eropa ketentuan untuk mengadopsi IFRS ini menimbulkan banyak pro kontra dan menjadi kontroversial dalam hal pengesahan IFRS dan dari segi konten aturan itu sendiri, begitu pun 16 dengan Finlandia. Sejak disahkannya IFRS menjadi aturan global pelaporan keuangan, banyak aturan-aturan akuntansi yang digantikan dengan IFRS seperti IAS meskipun pada beberapa negara yang tidak sepenuhnya mengadopsi IFRS, aturan akuntansi lokalnya masih berlaku dan aturan IFRS disesuaikan dengan kondisi yang ada. Menurut Nichols dan Wahlen 2004 dalam Natalia 2010 laba merupakan ukuran akuntansi yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pemegang saham. Perubahan standar menjadi IFRS akan meningkatkan kualitas laba yang dihasilkan. Adanya perubahan standar ke standar yang lebih baik akan mengurangi praktik manajemen laba. Glaum et al.. 2008 dalam Natalia 2010, yang meneliti pengaruh adopsi IFRS di Jerman terhadap kecenderungan manajemen laba, menyatakan bahwa adopsi IFRS menurunkan intensitas manajemen laba dibandingkan saat menggunakan local GAAP . Hal ini didukung pula dengan penelitian Chen et al. 2010 dalam Natalia 2010 yang meneliti pengaruh IFRS terhadap kualitas akuntansi di negara-negara Uni Eropa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas akuntansi setelah pengadopsian IFRS di Uni Eropa. Hal ini ditunjukkan dengan lebih sedikitnya pengaturan laba dengan target tertentu dan absolute discretionary accrual yang jauh lebih rendah. Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa IFRS meningkatkan kualitas akuntansi pada perusahaan, hal ini karena aturan pelaporan keuangan pada IFRS terdiri atas beberapa aturan yang mengharuskan untuk melaporkan secara komprehensif dan IFRS menuntun para pemakai keuangan untuk lebih memahami informasi melalui analisis dan pengungkapannya, serta IFRS juga 17 menyederhanakan beberapa aturan terdahulu yang dianggap akan mengurangi kualitas akuntansi karena pelaporannya yang cukup banyak. Salah satu aturan IFRS yang berlaku secara efektif di Indonesia dan mengalami penyederhanaan aturan adalah IFRS 8 yaitu mengenai segmen operasi. Aturan ini tidak sepenuhnya menggantikan PSAK 5 revisi 2009, hanya saja perusahaan listed saat ini diwajibkan untuk menerapkan IFRS 8. Prinsip inti IFRS 8 adalah suatu entitas harus mengungkapkan informasi tinjauan operasi suatu aktivitas bisnis kepada pihak eksternal untuk mengevaluasi kinerja keuangan entitas tersebut selama tahun berjalan Ankarath dkk., 2010: 496. Dalam hal IFRS 8 mengenai segmen operasi, investor selain mengacu pada pelaporan dan pengungkapan laporan secara komprehensif, juga mengacu pada pelaporan dan pengungkapan segmen. Segment reporting pelaporan segmen merupakan standar pengungkapan yang secara khusus berlaku bagi perusahaan berukuran besar yang tersebar secara geografis, dan bagi perusahaan dengan bermacam-macam bisnis. Tujuan dari standar tersebut adalah untuk memberikan informasi-informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam: 1 Memahami kinerja perusahaan dengan lebih baik. 2 Menilai lebih baik kemungkinan aliran kas masa depan. 3 Membuat pertimbangan lebih informatif mengenai perusahaan secara keseluruhan.

b. Persyaratan Pelaporan Segmen Operasi IFRS 8

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 5 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK IND

0 2 12

PSAK 5 Segmen Operasi IFRS 8 14042015

0 0 34

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP ... - E-JOURNAL UNP 1063 2310 1 SM

0 0 17

Interpretasi Investor Non-Profesional atas Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 8 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 dalam Perspektif Framing Information | Suryandari | Jurnal Akuntansi dan Investasi 2290 6400 1 P

0 0 13

View of PENGARUH PENERAPAN IFRS DAN PSAK TERHADAP LABA DI BANK BJB CABANG HASYIM ASHARI

0 1 19

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 2 22

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 12