HASIL PENELITIAN TERDAHULU ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS 8, PSAK 5, DAN FRAMING EFFECT TERHADAP INTERPRETASI INVESTOR NON PROFESIONAL

31 Dalam IFRS 8 dimana pelaporan segmen melaporkan dan mengungkapkan segmen operasi, tidak semua perusahaan menampilkan secara utuh pelaporan tersebut, sebab ada beberapa perusahaan yang hanya menampilkan garis besarnya saja tanpa mencantumkan rincian tinjauan operasinya. Peneliti mengasumsikan bahwa investor non profesional yang hanya melihat informasi yang disajikan secara positif dalam format gain akan membuat investor menjadi gegabah dan bias dalam pengambilan keputusan, dan sebaliknya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji eksperimen untuk menguji penilaian investor non profesional terhadap laba segmen dengan membagi perlakuan menjadi dua yaitu ilustrasi kasus yang hanya menampilkan garis besar labanya saja dengan format gainloss yang jelas seperti dalam IFRS 8 yang diujikan pada subjek mahasiswa akuntansi dan menampilkan tambahan rincian segmen geografis informasi seperti yang diterapkan PSAK 5 dengan format gainloss yang juga jelas yang dilaporkan dalam pelaporan segmen.

B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Behn et al ., 2002 meneliti tentang kemampuan prediksi pengungkapan segmen geografis pada perusahaan di Amerika dan modifikasi terbaru pelaporan segmen yang ditujukan kepada analis berdasarkan data geografis. Hasil penelitian adalah signifikan yang mendukung pernyataan FASB bahwa informasi segmen per negara sangat informatif dan berguna karena lebih mudah diinterpretasikan. Hope et al ., 2004 meneliti apakah ketidakpengungkapan laba segmen geografis setelah implementasi SFAS berdampak pada prediksi laba perusahaan multinasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpengungkapan laba segmen geografis tidak berdampak pada keakuratan peramalan analis, sehingga FASB tidak lagi memerlukan 32 pengungkapan laba segmen geografis untuk segmen tambahan dalam memprediksi laba perusahaan multinasional. Chen dan Zhang 2006 membuat model teoritis untuk menjelaskan divestasi perusahaan dalam konteks accounting – based valuation dan menjelaskan mengapa perusahaan dengan multiple segment business memiliki insentif dalam pelaporan keuangan untuk mengubah laba dari satu segmen ke segmen lain. Hasil penelitian menunjukkan secara empiris bahwa divestasi didahului oleh peningkatan perbedaan dalam profitabilitas antara segmen yang dihentikan dengan segmen yang dilanjutkan dalam perusahaan yang mengalami divestasi, dan market revaluasinya lebih kompleks karena jumlah segmen yang banyak dan investor menghadapi ketidakpastian yang lebih besar. Wulandari 2011 meneliti tentang perbedaan penerapan standar antara IAS 14 dengan FAS 131 terhadap pelaporan dan pengungkapan segmen pada perusahaan multinasional. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pada saat IAS 14 diterapkan masih belum banyak perusahaan multinasional yang mau melaporkan dan mengungkapkan segmen usahanya terutama segmen geografis karena tidak ada korelasi antara tingkat pengungkapan segmen dalam laporan keuangan dengan leverage keuangan, proporsi aset tetap dan fluktuasi keuntungan serta harga saham perusahaan yang terkait. Selain itu, ada korelasi positif antara pengungkapan segmen dengan persaingan industri. Sedangkan menurut FAS 131 menyatakan bahwa pengungkapan segmen geografis sama pentingnya dengan pengungkapan segmen produksi karena ada korelasi positif antara pengungkapan segmen geografis dengan foreign earnings perusahaan. 33 Wijayanti dan Rusiti 2014 meneliti praktik manajemen laba di tingkat segmen sebelum dan sesudah adopsi IFRS 8 pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa manajemen laba di tingkat segmen dengan Discretionary Unallocated Cost pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dengan sesudah adopsi IFRS 8 menjadi PSAK 5 revisi 2009. Beberapa penelitian framing effect seperti Tversky dan Kahneman 1981 yang meneliti pengaruh sisi psikologis terhadap persepsi keputusan dan evaluasi probabilitas dan hasilnya menunjukkan bahwa ada perubahan preferensi yang dapat diprediksi ketika masalah yang sama dibingkai secara berbeda. Wardani dan Sukirno 2014 meneliti tentang pengaruh framing terhadap keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2 between subject dan menggunakan mahasiswa Program Studi Akuntansi sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan pengambil keputusan yang berada dalam kondisi positive framing akan melakukan investasi tanpa terpengaruh dengan resiko yang ditanggung, pengambil keputusan yang berada dalam kondisi negative framing juga akan melakukan investasi sama halnya dengan pengambil keputusan dalam kondisi tanpa framing . Yahya dan Surya 2012 meneliti tentang pengaruh framing sebagai deteminant of escalation commitment terhadap keputusan investasi dengan working experience sebagai dampaknya menggunakan metode eksperimen dengan empat puluh manajer di Aceh sebagai partisipan. Hasil eksperimen menegaskan ulang bahwa frame keputusan tidak memiliki dampak pada penilaian sebjek yang berpengalaman namun frame tersebut 34 justru berdampak pada penilaian oleh subjek yang tidak berpengalaman untuk melanjutkan proyek. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyatakan bahwa efek frame keputusan dari kinerja investasi memberikan feedback informasi yang negatif terhadap penilaian subjek yang berpengalaman dibandingkan dengan subjek yang tidak berpengalaman. Eveline 2010 melakukan penelitian eksperimen laboratorium untuk menguji pengaruh adverse selection , pembingkaian negatif, dan self eficacy terhadap keputusan investasi proyek yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan sehingga manajer yang berada dalam kondisi adverse selection dan pembingkaian negatif akan melakukan eskalasi komitmen dengan melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan untuk menutupi kerugian investasi awal.

C. PENURUNAN HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 5 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK IND

0 2 12

PSAK 5 Segmen Operasi IFRS 8 14042015

0 0 34

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP ... - E-JOURNAL UNP 1063 2310 1 SM

0 0 17

Interpretasi Investor Non-Profesional atas Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 8 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 dalam Perspektif Framing Information | Suryandari | Jurnal Akuntansi dan Investasi 2290 6400 1 P

0 0 13

View of PENGARUH PENERAPAN IFRS DAN PSAK TERHADAP LABA DI BANK BJB CABANG HASYIM ASHARI

0 1 19

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 2 22

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 12