Persyaratan Pelaporan Segmen Operasi IFRS 8 Segmen Operasi dan Segmen yang Dilaporkan dalam IFRS 8.

17 menyederhanakan beberapa aturan terdahulu yang dianggap akan mengurangi kualitas akuntansi karena pelaporannya yang cukup banyak. Salah satu aturan IFRS yang berlaku secara efektif di Indonesia dan mengalami penyederhanaan aturan adalah IFRS 8 yaitu mengenai segmen operasi. Aturan ini tidak sepenuhnya menggantikan PSAK 5 revisi 2009, hanya saja perusahaan listed saat ini diwajibkan untuk menerapkan IFRS 8. Prinsip inti IFRS 8 adalah suatu entitas harus mengungkapkan informasi tinjauan operasi suatu aktivitas bisnis kepada pihak eksternal untuk mengevaluasi kinerja keuangan entitas tersebut selama tahun berjalan Ankarath dkk., 2010: 496. Dalam hal IFRS 8 mengenai segmen operasi, investor selain mengacu pada pelaporan dan pengungkapan laporan secara komprehensif, juga mengacu pada pelaporan dan pengungkapan segmen. Segment reporting pelaporan segmen merupakan standar pengungkapan yang secara khusus berlaku bagi perusahaan berukuran besar yang tersebar secara geografis, dan bagi perusahaan dengan bermacam-macam bisnis. Tujuan dari standar tersebut adalah untuk memberikan informasi-informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam: 1 Memahami kinerja perusahaan dengan lebih baik. 2 Menilai lebih baik kemungkinan aliran kas masa depan. 3 Membuat pertimbangan lebih informatif mengenai perusahaan secara keseluruhan.

b. Persyaratan Pelaporan Segmen Operasi IFRS 8

18 IFRS 8 menetapkan bagaimana sebuah entitas melaporkan informasi segmen operasinya dalam laporan keuangan. Apalagi, sebagai akibat dari amandemen yang dibuat pada IAS 14, seluruh entitas diwajibkan untuk melaporkan informasi pilihan segmen operasinya dalam laporan keuangan interim, ketika laporan keuangan interim diperlukan. IFRS 8 juga menetapkan persyaratan untuk pengungkapan terkait produk dan jasa, daerah geografis, dan pelanggan penting. Di masa lalu, terdapat perdebatan mengenai nilai dan validitas hasil pengungkapan basis segmen operasi. IFRS 8 mewajibkan entitas untuk melaporkan ukuran laba atau rugi segmen operasi dan aset segmen. IFRS 8 juga mewajibkan entitas pelaporan untuk melaporkan ukuran liabilitas segmen dan pendapatan khusus dan item-item biaya jika ukuran tersebut disediakan rutin oleh Chief Operating Decion Maker , serta mewajibkan rekonsiliasi total pendapatan segmen, total laba atau rugi, total aset, total liabilitas, dan jumlah lainnya yang diungkapakan oleh segmen yang dilaporkan untuk pencocokkan jumlah dalam laporan keuangan entitas Epstein dan Jermakowicz, 2010: 924. Informasi-informasi tersebut digunakan tidak hanya untuk pelaporan segmen dan untuk penggunaan internal, tetapi juga digunakan dalam laporan keuangan yang diperuntukkan untuk pengguna eksternal untuk menginterpretasikan tinjauan keuangan segmen operasi termasuk sebagai pembanding dengan periode sebelumnya.

c. Segmen Operasi dan Segmen yang Dilaporkan dalam IFRS 8.

Berbagai standar akuntansi keuangan mendefinisikan segmen operasi dan segmen yang dilaporkan secara berbeda, seperti IAS 14 yang tidak mendefinisikan secara terpisah apa itu segmen operasi melainkan menggabungkannya dalam 19 istilah pelaporan segmen segmen reporting ; sementara PSAK 5 revisi 2009 dan FAS 131 secara khusus menyatakan bahwa segmen operasi adalah komponen suatu entitas yang 1 menjalankan suatu kegiatan usaha yang dapat menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan beban atau biaya; 2 hasil operasinya ditinjau secara berkala oleh chief operating decision maker entitas tersebut untuk membuat keputusan terkait alokasi sumber daya dan mengevaluasi kinerja; dan 3 menyediakan informasi keuangan terpisah dari segmen lainnya. Menurut Epstein dan Jermakowicz 2010: 927 dalam bukunya yang berjudul Interpretation and Application of International Financial reporting Standards 2010 bahwa segmen yang dilaporkan merupakan subset dari segmen operasi. Dengan kata lain, mungkin tidak semua segmen operasi memenuhi kriteria sebagai segmen yang dilaporkan. Kriteria yang ditetapkan IFRS agar suatu segmen operasi memenuhi kualifikasi sebagai segmen yang dilaporkan disebut sebagai ambang batas kuantitatif alternatif alternative quantitative threshold dengan angka pengujian sebesar 10. Segmen operasi yang tidak memenuhi ambang batas kuantitatif tersebut masih dapat dianggap sebagai segmen dilaporkan dan diungkapkan terpisah, apabila menurut manajemen informasi segmen tersebut bermanfaat bagi pengguna eksternal. Oleh karena itu kunci pemahaman konsep ini adalah penerapan standar IFRS yang tepat, karena tidak setiap bagian dari entitas memerlukan segmen operasi atau menjadi segmen operasi itu sendiri, misalnya kantor pusat yang merupakan departemen fungsional dan tidak memperoleh penghasilan. 20

d. Karakteristik Pelaporan Segmen PSAK 5

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 5 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK IND

0 2 12

PSAK 5 Segmen Operasi IFRS 8 14042015

0 0 34

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP ... - E-JOURNAL UNP 1063 2310 1 SM

0 0 17

Interpretasi Investor Non-Profesional atas Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 8 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 dalam Perspektif Framing Information | Suryandari | Jurnal Akuntansi dan Investasi 2290 6400 1 P

0 0 13

View of PENGARUH PENERAPAN IFRS DAN PSAK TERHADAP LABA DI BANK BJB CABANG HASYIM ASHARI

0 1 19

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 2 22

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 12