Variabel Independen Uji Validitas dan Reliabilitas

45 menggunakan investor non profesional sebagai subjek pengguna laporan keuangan. Investor non profesional merupakan investor yang memiliki pemahaman kurang memadai dalam hal analisis dan penilaian informasi dalam laporan keuangan, khususnya ketika suatu informasi yang sama disajikan dalam format yang berbeda, baik berbeda aturan pelaporan PSAK 5 vs IFRS 8 maupun berbeda cara penyajian dan pembingkaian informasi framing maka analisis dan penilaian investor non profesional menjadi berbeda pula. Investor non profesional cenderung merupakan investor baru, belum berpengalaman dalam berinvestasi dan memiliki background ekonomi yang memadai tetapi ia tidak paham dengan baik terhadap aturan yang digunakan dalam laporan keuangan, sehingga ia cenderung bias dalam menilai informasi dan cenderung salah dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian, interpretasi investor non profesional merujuk pada seberapa jauh pemahaman dan kemampuan investor dalam menafsirkan dan menginterpretasikan informasi segmen perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan terkait keputusan investasinya. Pengukuran variabel interpretasi investor non profesional dilakukan dengan melihat jawaban partisipan dalam skala 1 sampai 7. Skala 1-3 adalah interpretasi merugikan dan skala 4-7 adalah interpretasi menguntungkan. Skor 1 adalah skor terendah yang berarti partisipan menilai bahwa opsi keputusan investasi yang diambil adalah sangat merugikan dan skor 7 adalah skor tertinggi yang berarti partisipan menilai bahwa opsi keputusan investasi yang diambil adalah sangat menguntungkan.

2. Variabel Independen

a. Penerapan IFRS 8 46 IFRS 8 merupakan salah satu aturan yang mengatur pelaporan dan pengungkapan segmen operasi perusahaan. IFRS 8 memerlukan pengungkapan segmen operasi yang digunakan oleh manajemen secara internal untuk membuat keputusan Crawford et al ., 2012. Penerapan IFRS 8 adalah standar IFRS yang diterapkan di perusahaan multi segmen terkait dengan pengungkapan dan pelaporan segmen operasi dalam perusahaan, mulai berlaku di Indonesia sejak Januari 2012. Faktor pembeda dari variabel ini adalah pelaporan segmen operasi dengan IFRS 8 dan pelaporan segmen operasi dengan PSAK 5. b. Framing Effect Framing effect didefinisikan sebagai pembingkaian informasi yang dapat memengaruhi decision maker dalam pembuatan keputusan. Framing membingkai informasi menjadi informasi yang bersifat gain dan loss . Ketika sebuah informasi dibingkai secara berbeda, maka hal tersebut akan memengaruhi decision maker dalam membuat keputusan. Framing yang diberikan dalam instrumen kasus diduga dapat memengaruhi interpretasi investor non profesional terhadap opsi keputusan investasi yang diambil baik menghentikan maupun melanjutkan segmen. Dalam variabel independen ini, partisipan diberi dua opsi alternatif yang mengandung positive dan negative framing . Untuk mengukur variabel ini mengadopsi dari penelitian Yahya dan Surya 2012 dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan penelitian ini. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan memberikan skor 0 dan 47 1, perlakuan positive framing diberi skor 1 dan perlakuan negative framing diberi skor 0.

I. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrumen merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur kualitas kasus dan untuk mengetahui kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, jenis uji validitas yang digunakan adalah face validity dan content validity . Teknik face validity digunakan untuk mengukur variabel penerapan IFRS 8 dengan format dan tanpa format IFRS 8 dan variabel framing effect dimana instrumen penelitiannya berupa simulasi kasus dalam pemilihan alternatif keputusan terhadap pemberhentian segmen dan penilaian apakah alternatif yang dipilih menguntungkan atau merugikan menurut partisipan. Dalam teknik face validity , instrumen dikatakan valid dan dapat diukur dengan melihat dan membaca ilustrasi kasus secara sekilas. Untuk cara pengukuran face validity , peneliti meminta mahasiswa S2 yang berpartisipasi dalam pilot test , beberapa karyawan perusahaan, dan beberapa dosen pembimbing untuk membaca dan mengisi instrumen kasus tersebut dan meminta pendapat dan saran serta kritik mereka untuk keperluan revisi. Pendapat, saran, dan kritik serta hasil pengukuran face validity tersebut kemudian menjadi bahan untuk perbaikan dalam penggunaan kata dan penjelasan instruksi pengisian agar lebih mudah dipahami oleh partisipan. Untuk teknik content validity digunakan untuk variabel framing effect . Menurut Sekaran 2006 dalam Nazaruddin dan Basuki 2015 menyatakan bahwa content 48 validity atau validitas isi secara garis besar adalah apakah pengukuran benar-benar mengukur konsep. Content validity memastikan memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili sehingga dapat mengungkap konsep. Semakin skala item mencerminkan keseluruhan konsep yang diukur maka semakin besar tingkat validitas isinya. Alasan peneliti memilih untuk menggunakan teknik content validity adalah peneliti ingin mengetahui dan menguji apakah konsep akuntansi manajemen yang direpresentasikan dengan ilustrasi upaya pemberhentian segmen dalam kasus ketika di framing kan akan cocok dengan beberapa hasil penelitian yang ada bahwa keputusan investasi akan dipengaruhui oleh framing effect .

2. Uji Homogenitas

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 5 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 ANALISIS MANAJEMEN LABA DI TINGKAT SEGMEN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN ADOPSI IFRS 8 MENJADI PSAK 5 (2009) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK IND

0 2 12

PSAK 5 Segmen Operasi IFRS 8 14042015

0 0 34

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP ... - E-JOURNAL UNP 1063 2310 1 SM

0 0 17

Interpretasi Investor Non-Profesional atas Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 8 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 dalam Perspektif Framing Information | Suryandari | Jurnal Akuntansi dan Investasi 2290 6400 1 P

0 0 13

View of PENGARUH PENERAPAN IFRS DAN PSAK TERHADAP LABA DI BANK BJB CABANG HASYIM ASHARI

0 1 19

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 2 22

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL - Perbanas Institutional Repository

0 0 12