Myanmar, Nepal, Pakistan, Peru, Philippines, Senegal, Sierra Leone, Sri Lanka, Thailand dan Vietnam Setiajie et al., 2008.
2.1.2. Prinsip S.R.I.
Menurut Berkelaar 2001, terdapat beberapa komponen penting dalam penerapan S.R.I., yaitu:
a. Penggunaan bibit yang lebih muda Bibit padi dipindahtanamkan saat dua daun telah muncul pada batang
muda, biasanya saat berumur 8-15 hari. Penyemaian bibit dilakukan dalam petakan khusus dengan menjaga tanah tetap lembab dan tidak
tergenang air. Pada saat pindah tanam dari petak semaian ke lahan persawahan dilakukan secara hati-hati serta dijaga kelembabannya.
Sekam sisa benih yang telah berkecambah dibiarkan agar tetap menempel dengan akar tunas, karena sekam dapat memberikan energi
yang penting bagi bibit muda. Pindah tanam bibit dilakukan secepat mungkin kurang lebih sekitar setengah jam. Saat penanaman bibit di
lapangan, benih dibenamkan dalam posisi horisontal agar ujung-ujung akar tidak menghadap ke atas, karena ujung akar membutuhkan
keleluasaan untuk tumbuh ke bawah. Pindah tanam saat bibit masih muda secara hati-hati dapat mengurangi guncangan dan meningkatkan
kemampuan tanaman dalam memproduksi batang dan akar selama tahap pertumbuhan vegetatif, lebih banyak batang yang muncul dalam satu
rumpun, dan dengan budidaya S.R.I. ini akan menghasilkan bulir padi yang lebih banyak pada setiap malainya.
b. Penanaman bibit tunggal Pindah tanam bibit dilakukan satu bibit setiap lubang hal ini agar
tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan memperdalam perakaran. Tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk memperoleh ruang tumbuh,
cahaya, atau nutrisi dalam tanah sehingga sistem perakaran menjadi sangat baik.
c. Jarak tanam lebar Bibit yang ditanam dalam pola luasan yang cukup lebar dari segala arah
akan lebih baik dibandingkan dengan bibit yang ditanam di baris yang sempit. Biasanya jarak minimal S.R.I. adalah 25 cm x 25 cm. Pada
prinsipnya tanaman harus mendapat ruang cukup untuk tumbuh. Jarak tanam yang lebar akan memberi kemungkinan lebih besar kepada akar
untuk tumbuh leluasa, tanaman juga akan menyerap lebih banyak sinar matahari, udara serta nutrisi. Hasilnya akar dan batang akan tumbuh lebih
baik juga penyerapan nutrisi serta jumlah anakan akan lebih banyak dibanding sistem konvensional. Budidaya S.R.I. membutuhkan benih
jauh lebih sedikit dibandingkan budidaya konvensional, salah satu evaluasi S.R.I. menunjukkan bahwa kebutuhan benih hanya 7 kgha.
d. Kondisi tanah lembab Tanah dijaga agar tetap lembab selama tahap vegetatif, untuk
memungkinkan lebih banyak oksigen bagi pertumbuhan akar. Sesekali seminggu sekali tanah harus dikeringkan sampai retak.
Ini dimaksudkan agar oksigen dari udara mampu masuk kedalam tanah dan
mendorong akar untuk “mencari” air. Kondisi tanah tidak tergenang hanya dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif, selanjutnya setelah
pembungaan, sawah digenangi air 1-3 cm. Petak sawah mulai
dikeringkan mulai 25 hari sebelum panen.
2.1.3. Keunggulan S.R.I.