Tanah Sawah TINJAUAN PUSTAKA

3. Keperluan atas tenaga kerja yang lebih banyak. 4. Perubahan kebiasaan-kebiasaan petani yang drastis, hal ini yang sering tidak diterima oleh para petani, peneliti, atau pemerintah. 5. Tuntutan pada para petani agar lebih terampil petani diharapkan menerapkan prinsip S.R.I. pada kondisi mereka sendiri berdasarkan uji- coba dan evaluasi mereka sendiri. Sebenarnya hal ini tentu bisa menyumbang pada perkembangan sumber daya manusia, yang merupakan keuntungan juga dan bukan dilihat sebagai kerugian semata Uphoff dan Fernandes, 2003.

2.2. Tanah Sawah

Tanah sawah bukan merupakan terminologi klasifikasi untuk suatu jenis tanah tertentu, melainkan istilah yang menunjukkan cara pengelolaan berbagai jenis tanah untuk budidaya padi sawah Sudadi, 2002. Sawah adalah budidaya tanaman yang banyak menggunakan air. Air ini digunakan untuk melumpurkan tanah, untuk menggenangi petakan tanaman dan untuk dapat dialirkan dari petakan satu ke petakan lainnya. Oleh karena tanah sawah bersuasana reduktif anaerob maka tanah sawah menjadi salah satu penghasil gas metan yang utama. Gas metan merupakan salah satu gas pemanas atmosfer bumi disamping gas CO 2 sehingga sawah berdampak luas dan kuat atas lingkungan hidup Notohadiprawiro, 2006 Menurut Notohadiprawiro 2006, pengelolaan tanah menjadi tanah sawah akan menimbulkan perubahan-perubahan, seperti: 1. Tubuh tanah terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang berubah dan bagian bawah yang tetap seperti semula. 2. Kedua bagian dibatasi secara tajam oleh suatu lapisan mampat yang terbentuk oleh tekanan bajak yang disebut lapisan bajak plow pan. Kadang-kadang di bawah padas bajak terbentuk lapisan peralihan yang bertampakan bercak-bercak kuning-coklat-merah di dalam bahan dasar tanah berwarna kelabu. 3. Struktur bagian atas rusak menjadi lumpur karena pengolahan tanah sewaktu tanah jenuh atau kelewat jenuh air yang mendispersikan agregat- agregat tanah. 4. Bagian atas bersuasana oksidatif aerob dan bagian bawah bersuasana reduktif anaerob. 5. Pada perbatasan antara bagian yang aerob dan anaerob atau pada lapisan peralihan sering terbentuk konkresi-konkresi Fe-Mn karena potensial redoks meningkat kearah bawah yang mengendapkan Fe dan Mn yang tereluviasi tercuci dari bagian atas yang bersuasana reduktif potensial redoks rendah. Konkresi Fe-Mn dapat menyatu membentuk lapisan Fe dan Mn yang berkonsistensi keras tetapi rapuh. Perubahan yang terjadi pada profil tanah akibat digunakannya lahan menjadi tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Profil tanah sawah Koenigs, 1950 Selain perubahan profil tanah penggunaan lahan menjadi tanah sawah juga menyebabkan beberapa perubahan kimia dan elektrokimia, seperti kehilangan oksigen, penurunan potensial redoks reduksi, peningkatan pH tanah masam dan penurunan pH tanah alkalin, peningkatan daya hantar listrik, reduksi dari Fe3+ ke Fe2+ dan Mn4+ ke Mn 2+, reduksi dari NO 3 - dan NO 2 - ke N 2 dan N 2 O, reduksi SO 4 2- ke S2-, peningkatan sumber dan ketersediaan N, peningkatan ketersediaan P, Si dan Mo, pengaruh konsentrasi Zn dan Cu larut dalam air dan pembentukan CO 2 , CH 4 dan hasil-hasil dekomposisi bahan organik seperti asam organik dan H 2 S De Datta, 1981.

2.3. Tanaman Padi

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

12 168 47

Perbaikan Sifat Tanah Dan Peningkatan Produksi Padi Sawah Dengan Pemberian Bahan Organik Dan Sistem Tanam Sri (System of Rice Intensification)

0 23 13

Potensial Redoks (Eh) dan Kelarutan Fe dan Mn serta Kaitannya dengan Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Budidaya Padi Sistem Konvensional dan System of Rice Intensification (S.R.I.)

2 26 102

Peningkatan populasi dan keragaman fauna tanah melalui pengelolaan hayati tanah pada budidaya System of Rice Intensification (S.R.I.) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 13 127

Pengelolaan hayati tanah untuk meningkatkan peran fauna tanah dalam proses dekomposisi jerami padi pada budidaya System of Rice Intensification (SRI) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 40 111

Pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah (Oryza stiva L.) pada teknik budidaya System of Rice Intensification (SRI)

0 10 50

Fisiologi, Anatomi Dan Sistem Perakaran Pada Budidaya Padi Dengan Metode System Of Rice Intensification (Sri) Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi

0 4 54

Pertumbuhan Dan Produksi Ratun Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Yang Ditanam Dengan Metode System Of Rice Intensification (Sri) Di Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

1 8 48

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA SUMBER PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DENGAN METODE SRI (The System of Rice Intensification).

0 1 7

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BAHAN ORGANIK TITONIA (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DENGAN METODE SRI (The System of Rice Intensification).

0 2 6