Waktu Tanam HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Waktu Tanam

Waktu tanam dengan metode S.R.I. terbukti lebih cepat dibanding dengan padi yang ditanam dengan metode konvensional. Menurut Suprihatno 2007 umur tanam padi Ciherang berkisar antara 116–125 hari sedangkan dari hasil penelitian dengan menerapkan metode S.R.I. waktu tanam padi hanya mencapai 96 hari setelah semai sedangkan untuk konvensional mencapai 113 hari setelah semai, sehingga dengan metode S.R.I. dapat menghemat waktu sebanyak 17 hari. Selain itu intensitas matahari di lokasi yang cukup tinggi juga menyebabkan pematangan bulir padi lebih cepat. Berdasarkan laporan Nurwitasari 2009, di Kecamatan Limo, Depok, panen untuk sistem budidaya konvensional dilakukan pada saat umur tanaman 114 hari setelah semai, sedangkan untuk semua sistem budidaya S.R.I. dipanen pada usia 106 hari setelah semai. Hal ini menunjukkan S.R.I. menghemat waktu sebanyak 8 hari. Nurwitasari 2009. juga mengatakan bahwa kondisi lahan yang kering ikut mempengaruhi waktu panen yang lebih cepat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 1. Tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun, panjang malai, jumlah gabah per

malai, jumlah gabah isi per malai, GKP dan GKG padi Budidaya S.R.I lebih tinggi dibanding budidaya konvensional. 2. Dibanding budidaya konvensional perlakuan pada budidaya S.R.I anorganik menunjukkan hasil yang lebih baik karena S.R.I. anorganik secara nyata dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 7.95, jumlah gabah per malai sebesar 34 dan panjang malai sebesar 8.93. 3. S.R.I. anorganik mampu meningkatkan 21.17 GKP dan 29.79 GKG dari budidaya konvensional, meskipun nilai tersebut secara statistik tidak berbeda nyata. 4. Budidaya S.R.I lebih menghemat waktu selama 17 hari.

5.2. Saran

1. Hasil produksi dari budidaya S.R.I di daerah yang terbiasa menggunakan pupuk organik berbeda dengan daerah yang terbiasa menggunakan pupuk kimia, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan S.R.I. organik di daerah yang terbiasa menggunakan pupuk kimia. 2. Penanaman sebaiknya dilakukkan serempak dengan lahan sekitar untuk mengurangi serangan hama yang terjadi.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

12 168 47

Perbaikan Sifat Tanah Dan Peningkatan Produksi Padi Sawah Dengan Pemberian Bahan Organik Dan Sistem Tanam Sri (System of Rice Intensification)

0 23 13

Potensial Redoks (Eh) dan Kelarutan Fe dan Mn serta Kaitannya dengan Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Budidaya Padi Sistem Konvensional dan System of Rice Intensification (S.R.I.)

2 26 102

Peningkatan populasi dan keragaman fauna tanah melalui pengelolaan hayati tanah pada budidaya System of Rice Intensification (S.R.I.) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 13 127

Pengelolaan hayati tanah untuk meningkatkan peran fauna tanah dalam proses dekomposisi jerami padi pada budidaya System of Rice Intensification (SRI) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

1 40 111

Pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah (Oryza stiva L.) pada teknik budidaya System of Rice Intensification (SRI)

0 10 50

Fisiologi, Anatomi Dan Sistem Perakaran Pada Budidaya Padi Dengan Metode System Of Rice Intensification (Sri) Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi

0 4 54

Pertumbuhan Dan Produksi Ratun Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Yang Ditanam Dengan Metode System Of Rice Intensification (Sri) Di Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

1 8 48

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA SUMBER PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DENGAN METODE SRI (The System of Rice Intensification).

0 1 7

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BAHAN ORGANIK TITONIA (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DENGAN METODE SRI (The System of Rice Intensification).

0 2 6