commit to user 46
terlihat bahwa penutur berusaha untuk mengurangi kerugian yang dia alami dengan cara membaginya dengan orang lain. Penutur bersumpah jika dia
berbohong, dia berani disambar geledek tetapi bersama orang lain, yang jelas memperlihatkan bahwa penutur tidak ingin mengalami penderitaan seorang
diri.
3. Maksim Pujian
Maksim ketiga dalam prinsip kesantunan ini memiliki dua submaksim, yaitu a kecamlah orang lain sesedikit mungkin dan b pujilah orang lain
sebanyak mungkin. Dalam penelitian ini ditemukan banyak sekali pelanggaran terhadap maksim pujian, yaitu sebanyak lima puluh tiga tuturan. Hanya
beberapa data yang akan dianalisis di sini, salah satunya adalah percakapan
berikut.
[8] Latar : Sebuah kebun
Peserta : Dalang, Kok Rata, dan Kenji Tujuan : Menjelaskan nama Kok Rata
Kunci : Santai
Percakapan: Dalang
: Kok Rata ma Takeshi lagi ngobrol-ngobrol. Trus, Kok Rata
: Kok Rata? Dalang
: Namanya Kok Rata. Kenji
: Ya, sesuai Le.
5OVJTrans71 Februari 2010 Pada percakapan [8] terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,
terutama terhadap submaksim pertama karena penutur mengecam petutur. Pelanggaran dilakukan oleh Kenji kepada Kok Rata. Pelanggaran terlihat pada
tuturan “Ya, sesuai Le.”, yang merupakan tindak tutur asertif. Tuturan
tersebut termasuk tindak tutur asertif karena penutur mengemukakan
pendapatnya tentang nama Kok Rata.
commit to user 47
Penutur Kenji mengemukakan pendapatnya tentang nama Kok Rata, yaitu bahwa Kok Rata pantas memiliki nama tersebut. Penutur menuturkan
“Ya, sesuai Le”, yang menghina Kok Rata. Kok Rata terhina karena penutur
mengujarkan bahwa Kok Rata mempunyai hidung yang juga rata, yaitu pesek. Jika orang lain menuturkan bahwa seseorang memiliki hidung yang pesek,
maka itu adalah sebuah hinaan. Menurut penutur, nama Kok Rata sesuai dengan orangnya yang mempunyai hidung yang rata tidak mancung. Penutur
melakukan sebuah penghinaan kepada petutur Kok Rata melalui tuturannya yang dimaksudkan untuk menghina hidungnya yang pesek.
Pelanggaran terhadap maksim pujian dapat dilihat pula pada percakapan berikut.
[9] Latar : Sebuah ruangan
Peserta : Kok Rata, Kenji, dan Dalang serta Sadako, yang muncul dari televisi
Tujuan : Marah kepada Sadako bagi Kok Rata Kunci
: Santai
Percakapan: Kok Rata
: Jangan-jangan dia dateng nih? Aku mau ngumpet. Heh, tipi gue ini rusak Tipi gue rusak.
Kenji : Ribet banget sih?
Kok Rata : Lama-lama gue hajar nih.
Dalang : Haah, jadi nggak serem itu.
Kok Rata : Tipi gue dirusakin. Setan kurang ajar.
20OVJTrans71 Februari 2010 Pada percakapan [9] terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,
khususnya terhadap submaksim pertama karena melakukan pengecaman
kepada orang lain. Pelanggaran terlihat pada tuturan Kok Rata, “Setan kurang ajar
”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif, karena merupakan tuturan mengecam.
commit to user 48
Tuturan “Setan kurang ajar” melanggar maksim pujian karena
tuturan tersebut dimaksudkan untuk menghina orang lain, yaitu Sadako. Penutur Kok Rata menuturkan tuturan tersebut karena Sadako sudah
merusak televisinya. Penutur merasa tidak senang kepada Sadako, maka penutur menghinanya. Sadako terhina oleh tuturan Kok Rata, karena dikatakan
sebagai setan yang kurang ajar. Sadako dihina sebagai setan kurang ajar, yang berarti dia telah melakukan hal yang buruktidak baik. Hinaan Kok Rata
tersebut tentu sangat tidak berkenan di hati Sadako. Berikut contoh lain percakapan yang melanggar maksim pujian.
[10] Latar : Lapangan bermain skateboard
Peserta : Dalang, Puff Diddy, dan Eminem Tujuan : Menyela bagi Puff Diddy
Kunci : Santai
Percakapan: Dalang
: Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Puff Diddy : Opera Van Java.
Eminem :
Ya‟e. Puff Diddy : Betul kan? Iya betul.
Dalang
: Sek, saya lagi mo nutup Sek.
27OVJTrans72 Februari 2010 Pada percakapan [10] terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,
terutama terhadap submaksim pertama karena melakukan penghinaan kepada
orang lain. Pelanggaran terlihat pada tuturan Dalang, “Sek, saya lagi mo nutup Sek.
”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, karena menyatakan sesuatu.
Tuturan Dalang tersebut melanggar maksim pujian karena menghina orang lain, yaitu Puff Diddy. Dalang merasa terganggu dengan Puff Diddy
yang menyela narasinya, kemudian Dalang menuturkan “Sek, saya lagi mo nutup Sek.
”. Dalam tuturan Dalang tersebut mengandung sebuah hinaan
commit to user 49
kepada Puff Diddy, yaitu “sek” yang berarti pesek. Puff Diddy diperankan oleh Sule, yang memang mempunyai hidung pesek. Dalang merasa terganggu
dengan Puff Diddy, maka dia memanggilnya dengan “sek”. Puff Diddy tentu saja terhina dengan tuturan Dalang tersebut, karena dikatakan memiliki hidung
yang pesek. Contoh lain yang melanggar maksim pujian terdapat pada percakapan
berikut. [11] Latar
: Panggung hiburan Peserta : Dalang, Yudis, dan Rudi
Tujuan : Mencoba mic bagi Dalang Kunci
: Santai
Percakapan: Dalang
: Nyari kacamata, tu. Saya masuk kok burem amat. Tes tes tes, Sule jelek, Sule jelek.
Yudis : Anak RW, biasa.
Rudi : Nggak pa-pa, biarain aja nggak pa-pa.
101OVJTrans76 Februari 2010 Pada percakapan [11] terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,
terutama terhadap submaksim pertama karena memperbanyak kecaman
kepada orang lain. Pelanggaran terlihat pada tuturan Dalang, “Tes tes tes, Sule jelek, Sule jelek.
”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, karena menyatakan sesuatu.
Tuturan Dalang tersebut melanggar maksim pujian karena menghina orang lain, yaitu Sule. Sule adalah pemeran tokoh Yudis. Dalang menghina
Sule dengan menuturkan bahwa Sule jelek. Sule tentu merasa terhina dengan tuturan Dalang, karena dia dikatakan jelek. Dinilai orang lain jelek merupakan
sebuah hinaan, yang berarti bahwa orang tersebut tidak menghargai wajah orang yang dihina tersebut.
commit to user 50
Contoh lain pelanggaran terhadap maksim pujian dapat dilihat pada percakapan berikut.
[12] Latar : Depan rumah Bu Mintuk
Peserta : Rusli dan Dalang Tujuan : Menagih hutang bagi Rusli
Kunci : Santai
Percakapan:
Rusli : Buah srikaya belum mateng, orang kaya baru dateng. Bu
Mimin, how are you today? Kok malah gembira? Bu Mimin,
Dalang : Buah srikaya diajak berantem,
Rusli : Artinya?
Dalang : Orang kaya kulitnya item.
96OVJTrans76 Februari 2010 Pada percakapan [12] terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,
terutama terhadap submaksim pertama karena menghina orang lain. Pelanggaran maksim pujian
terlihat pada tuturan Dalang, “Orang kaya kulitnya item.
”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif, karena merupakan tuturan mengecam.
Rusli sedang berpantun yang memuji dirinya sendiri. Dalang yang mendengarnya membalas dengan memberikan pantun juga, tetapi dengan
tujuan menghina Rusli. Dalang menghina Rusli bahwa dia orang kaya yang kulitnya hitam.
Berdasarkan tuturan “Orang kaya kulitnya item.”, berarti
Dalang memaksimalkan hinaan kepada Rusli. Hal tersebut sangat bertentangan dengan maksim pujian submaksim pertama, yang seharusnya
mengecam orang lain sesedikit mungkin. Rusli tentu juga merasa terhina dengan tuturan Dalang tersebut, karena dihina memiliki kulit yang hitam.
Maksim pujian merupakan maksim yang paling banyak dilanggar. Pelanggaran maksim ini ditandai dengan tuturan yang menghina petuturnya
atau orang lain. Pelanggaran terhadap maksim ini dapat dibedakan ke dalam
commit to user 51
dua submaksim. Tuturan yang termasuk ke dalam pelanggaran terhadap submaksim pertama ialah pada data nomor 1, 2, 5, 6, 7, 11, 15, 20, 22, 23, 24,
26, 27, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 51, 52, 54, 56, 57, 61, 62, 63, 66, 69, 74, 75, 78, 80, 81, 85, 91, 92, 93, 94, 96, 97, 99, 101, 105, 106, 107, 108, 109, 112,
dan 116. Pelanggaran terhadap submaksim pertama dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu pengecaman yang dilakukan penutur kepada orang kedua
dan pengecaman yang dilakukan penutur kepada orang ketiga. Pengecaman yang dilakukan kepada orang kedua ialah pada data nomor 5, 6, 7, 11, 15, 20,
23, 26, 27, 37, 42, 51, 52, 54, 56, 57, 61, 62, 63, 66, 69, 75, 78, 80, 81, 92, 93, 94, 96, 97, 101, 107, dan 112. Penutur juga sering melakukan pengecaman
kepada orang ketiga, yaitu orang yang ikut disebutkan dalam sebuah pertuturan. Pengecaman yang dilakukan penutur kepada orang ketiga dapat
dilihat pada data nomor 1, 2, 22, 24, 34, 35, 36, 38, 39, 74, 85, 91, 99, 105, 106, 108, 109, dan 116.
Pelanggaran terhadap maksim pujian submaksim kedua hanya ditemukan pada data nomor 89 dan 119. Kedua data tersebut menunjukkan
bahwa penutur meminimalkan pujian kepada petuturnya orang kedua.
4. Maksim Kerendahan Hati