Pragmatik Teori Pragmatik Humor

commit to user 10 terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu memasukkan prinsip ironi dalam analisis penelitian. Dalam penelitian ini dimasukkan juga prinsip ironi, karena prinsip tersebut berhubungan dengan prinsip kesantunan dan juga dapat digunakan untuk mengetahui kesantunan orang lain.

B. Landasan Teori

1. Pragmatik

Levinson membatasi pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatisasi, atau terkodifikasi dalam struktur bahasa 1985: 9. Sementara itu, Thomas mendefinisikan pragmatik sebagai makna dalam interaksi. Menurutnya suatu makna bukanlah yang melekat pada suatu kata, tetapi merupakan proses dinamis yang melibatkan penutur dan petutur, konteks tuturan, dan makna potensial dari suatu tuturan 1996: 22. Yule mendefinisikan pragmatik ke dalam 4 empat definisi dalam Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab, 2006: 3-4. Pertama, menurutnya pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Hal tersebut karena pragmatik mempelajari makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh petutur. Kedua, pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin mereka katakan yang disesuaikan dengan orang yang diajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Ketiga, pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan. Tipe studi ini menggali betapa commit to user 11 banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Keempat, pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan. Keakraban, baik secara fisik, sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Pada asumsi tentang seberapa dekat atau jauh jarak petutur, penutur menentukan seberapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Analisis pragmatik berupaya menemukan maksud penutur, baik yang diekspresikan secara tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat di balik tuturan. Maksud tuturan, terutama yang implikatif, hanya dapat dikenali melalui penggunaan bahasa secara konkret dengan mempertimbangkan komponen situasi tutur Rustono, 1999: 17.

2. Teori Pragmatik Humor

Di tingkat wacana, komunikasi serius mengenal beberapa aturan komunikasi, seperti disebut oleh H.P. Grice dalam “Theory of Implicature”. Menurut Grice dalam Wuri Soedjatmiko, 1992: 76 ada dua jenis implikatur, yaitu konvensional dan tindak ujaran. Dalam implikatur yang konvensional makna ditentukan oleh bentuk linguistik, sedangkan dalam prinsip tindak ujaran co-operative principle = CP makna ditentukan oleh sejumlah elemen wacana. Leech mengatakan bahwa Maksim Cara sebetulnya tidak terbatas untuk CP, tetapi juga untuk retorika tekstual. Komunikasi menurut Leech, tidak selalu harus mengikuti CP. Dalam pragmatik, komunikasi merupakan gabungan antara fungsi ilokusi dan fungsi sosial. Dengan kata lain komunikasi tidak hanya harus lancar dan jelas, tetapi memenuhi tuntutan sosial juga. commit to user 12 Leech membagi retorika menjadi dua 1 retorika antar-pribadi, dan 2 retorika tekstual. Dalam retorika antar pribadi ditambahkan Politeness Principle = PP Prinsip sopan-santun, dan Ironical Principle yang seringkali harus berlawanan dengan CP. Humor di tingkat wacana justru memanfaatkan penyimpangan terhadap CP dan PP Wuri Soedjatmiko, 1992:78.

3. Situasi Tutur