Maksim Pertimbangan Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Acara OVJ

commit to user 62 Ditemukan juga pelanggaran terhadap maksim simpati submaksim kedua, yaitu pada data nomor 4, 13, 29, 49, 60, 86, 87, dan 117. Data nomor 4, 13, 29, 49, dan 60 menunjukkan bahwa penuturnya tidak bersimpati atas apa yang terjadi kepada orang kedua, sedangkan pada data nomor 86, 87, dan 117 menunjukkan bahwa penutur tidak bersimpati kepada orang ketiga.

7. Maksim Pertimbangan

Maksim pertimbangan terdiri dari dua submaksim, yaitu a minimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur dan b maksimalkan rasa senang pada mitra tutur. Dalam penelitian ini ditemukan banyak pelanggaran terhadap maksim pertimbangan, salah satunya terlihat pada percakapan berikut ini. [22] Latar : Lapangan bermain skateboard Peserta : Iwa dan Puff Diddy Tujuan : Menanyakan langkah selanjutnya bagi Puff Diddy Kunci : Santai Percakapan: Iwa : Jadi sudah jelas selama ini. Dulu kita pernah memadu janji kalo kita bakal sehidup semati. Puff Diddy : Ini salah dia, serius. Anda mau membikin apa? Seteleh anda melihat berpacaran berselingkuh begini? 31OVJTrans72 Februari 2010 Pada percakapan [22] terdapat pelanggaran terhadap maksim pertimbangan, terutama submaksim pertama karena memaksimalkan rasa tidak senang kepada mitra tutur. Pelanggaran dilakukan oleh Puff Diddy kepada Iwa, yang terlihat pada tuturan “Ini salah dia, serius.”. Tuturan tersebut termasuk ke dalam tindak tutur asertif, karena penutur menyatakan sebuah pendapat. Penutur mengujarkan sesuatu yang mengingatkan petutur tentang kesedihan yang sedang dialaminya. Petutur sedang bersedih karena commit to user 63 mengetahui pacarnya berselingkuh, hal yang seharusnya dilakukan penutur adalah mengurangi kesedihan yang sedang dialami petutur. Akan tetapi, penutur justru mengatakan hal yang justru menambah kesedihannya, yaitu bahwa pacarnya memang bersalah. Hal yang dilakukan penutur bukan membuat petutur lebih santai, tetapi justru membuatnya semakin „panas‟ atau marah. Contoh lain pelanggaran terhadap maksim pertimbangan dapat dilihat pada percakapan berikut. [23] Latar : Depan rumah Udo Gilo Peserta : Dalang, Midun, dan Udo Gilo Tujuan : Memperbaiki rumah Udo Gilo bagi Dalang dan Midun Kunci : Santai Percakapan: Dalang : Bapak. Tenang pak. Bapak nggak usah sedih gitu pak. Silahkan dibuka. Midun : Bentar. Bapak, mungkin dulu bapak punya rumah reot. Udo Gilo : He-eh. menangis 46OVJTrans73 Februari 2010 Pada percakapan [23] terdapat pelanggaran terhadap maksim pertimbangan, khususnya terhadap submaksim kedua karena meminimalkan rasa senang pada mitra tutur. Pelanggaran terlihat pada tuturan Midun, “mungkin dulu bapak punya rumah reot”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, karena menyatakan sesuatu. Dalang dan Midun adalah orang dari bedah rumah yang memperbaiki rumah Udo Gilo. Ketika Dalang dan Midun akan memperlihatkan rumah baru Udo Gilo, Midun menuturkan “mungkin dulu bapak punya rumah reot”. Tuturan Midun tersebut akan mengingatkan Udo Gilo tentang keadaan rumahnya sebelum diperbaiki. Hal tersebut dapat mengurangi kebahagiaan commit to user 64 yang sedang dirasakan oleh Udo Gilo dalam menerima rumah barunya. Udo Gilo akan merasa sedih jika teringat rumahnya yang dahulu, yang dikatakan reot oleh Midun. Dengan kata lain, tuturan Midun tersebut dapat mengurangi kebahagiaan yang sedang dirasakan oleh Udo Gilo. Tuturan Midun tersebut bertentangan dengan submaksim kedua maksim pertimbangan, yang seharusnya memaksimalkan rasa senang pada mitra tutur. Selain dua contoh sebelumnya, berikut satu lagi percakapan yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim pertimbangan. [24] Latar : Depan rumah Peserta : Dio dan Tasya Tujuan : Menghibur bagi Dio Kunci : Santai Percakapan: Dio : Adinda. Tasya : Iya kakanda. Dio : Sudahlah, kamu nggak usah bersedih begitu. Untuk apa diharapkan seorang laki-laki yang ternyata mengkhianati kamu. 118OVJTrans77 Februari 2010 Pada percakapan [24] terdapat pelanggaran terhadap maksim pertimbangan, khususnya terhadap submaksim pertama karena tidak meminimalkan rasa tidak senang kepada mitra tutur. Pelanggaran maksim pertimbangan terlihat pada tuturan Dio, “Untuk apa diharapkan seorang laki-laki yang ternyata mengkhianati kamu. ”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, kerena penutur menyatakan sesuatu. Dio sedang menghibur Tasya yang sedang sedih karena kehilangan pacarnya. Dalam menghibur Tasya tersebut, Dio menuturkan “Untuk apa diharapkan seorang laki-laki yang ternyata mengkhianati kamu. ”. Tuturan Dio tersebut dapat mengingatkan Tasya tentang hal buruk yang terjadi commit to user 65 padanya, yaitu bahwa dia dikhianati oleh pacaranya. Pada saat itu Tasya sedang bersedih karena dikhianati pacarnya, dengan tuturan Dio tersebut bisa jadi Tasya menjadi lebih sedih. Tuturan Dio akan lebih sopan jika “Untuk apa diharapkan seorang laki- laki yang seperti itu.”. Akan terdengar lebih sopan jika bagian yang dianggap menyedihkan tidak disebutkan secara detail. Tuturan Dio tersebut bertentangan dengan submaksim pertama maksim pertimbangan, yang seharusnya meminimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur. Ditemukan data yang melanggar kedua submaksim dalam maksim pertimbangan. Pelanggaran terhadap submaksim pertama maksim pertimbangan tampak pada data nomor 9, 25, 31, dan 118. Keempat data tersebut menunjukkan bahwa penutur telah meminimalkan rasa senang. Pada data nomor 25 penutur meminimalkan rasa senang orang ketiga, sedangkan pada data nomor 9, 31, dan 118 penutur meminimalkan rasa senang orang kedua. Selain itu, terdapat juga pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim pertimbangan, yang terlihat pada data nomor 46 dan 48. Kedua data tersebut menunjukkan bahwa penutur telah meminimalkan rasa senang petuturnya. commit to user 66 Adapun pelanggaran prinsip kesantunan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Pelanggaran Prinsip Kesantunan No. Pelanggaran Prinsip Kesantunan Nomor Data 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. Maksim Kearifan a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Kedermawanan a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Pujian a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Kerendahan Hati a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Kesepakatan a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Simpati a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua Maksim Pertimbangan a. Submaksim pertama b. Submaksim kedua 10, 12, 14, 17, 19, 43, 45, 50, 53, 55, 59, 65,67, 68, 70, 71, 72, 73, 82, 83, 84, 88, 90, 100, 102, 111, 113, 120 32, 47, 58 79 114 1, 2, 5, 6, 7, 11, 15, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 51, 52, 54, 56, 57, 61, 62, 63, 66, 69, 74, 75, 78, 80, 81, 85, 91, 92, 93, 94, 96, 97, 99, 101, 105, 106, 107, 108, 109, 112, 116 89, 119 16, 21, 41, 95, 98 - 18, 28, 33, 40, 64, 76, 77, 103 - 30, 104, 115 4, 13, 29, 49, 60, 86, 87, 117 9, 25, 31 46, 48 commit to user 67

B. Prinsip Ironi dalam Acara OVJ