Prinsip Ironi Implikatur Percakapan

commit to user 25

8. Prinsip Ironi

Prinsip ironi memungkinkan seseorang bertindak tidak santun, tetapi dengan tuturan yang seolah-olah santun. Dengan menerapkan prinsip ironi berarti penutur bersikap santun, tetapi tidak tulus. Hal tersebut dilakukan sebagai pengganti sikap tidak santun, dan melalui perilaku ini penutur mempunyai tujuan untuk merugikan dan menyudutkan orang lain Leech, 1993: 224-225. Dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan prinsip ironi, penutur mengungkapkan daya ilokusi yang tidak santun secara santun. Bila seseorang mengatakan „Terima kasih banyak atas perhatian anda mengembalikan buku saya dalam keadaan baik‟ – padahal buku yang dikembalikan itu robek-robek dan kotor – orang itu sebenarnya mencemooh si peminjam buku itu. Dalam prinsip ironi, struktur luar tuturannya santun, tetapi implikaturnya terasa tidak santun Asim, 2005: 12.

9. Implikatur Percakapan

Dalam rangka memahami apa yang dimaksudkan oleh seorang penutur, lawan tutur harus selalu melakukan interpretasi pada tuturan- tuturannya. Jika dibedakan antara “apa yang dikatakan” what is said dan “apa yang dikomunikasikan” what is communicated, implikatur termasuk yang dikomunikasikan Pranowo, 2009: 102. Grice dalam Thomas, 1996: 57 membagi implikatur menjadi dua macam, yaitu implikatur konvensional conventional implicature dan implikatur percakapan conversational implicature. Implikatur konvensional commit to user 26 tidak memperhatikanmenghiraukan konteks. Dalam implikatur percakapan, apa yang diimplikasikan tergantung pada konteks tuturan Thomas, 1996: 57. Implikatur konvensional tidak didasarkan pada prinsip kerja sama atau maksim-maksim, dan tidak harus terjadi dalam percakapan. Selain itu, implikatur konvensional juga tidak bergantung pada konteks khusus untuk menginterpretasikannya. Implikatur konvensional diasosiasikan dengan kata- kata khusus dan menghasilkan maksud tambahan. Contoh kata-kata khusus tersebut dalam bahasa Inggris, misalnya kata penghubung „tetapi‟ Yule, dalam Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab, 2006: 78. Tuturan „Mary menyarankan warna hitam, tetapi saya pilih warna putih.‟, menunjukkan bahwa saran Mary hitam bertolak belakang dengan pilihan saya putih. Implikatur percakapan ialah implikatur yang muncul berdasarkan konteks. Sebuah tuturan bisa saja memiliki implikatur yang berbeda, jika konteksnya berbeda. Tuturan „Great, that’s really great That’s made my Chrismas ‟ bisa memiliki implikatur yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Pertama, tuturan tersebut mengandung implikatur „sangat marah‟, jika konteksnya seseorang telah muntah ke badannya. Kedua, menunjukkan implikatur „bersedih‟, jika konteksnya seekor anjing telah memakan kalkunnya Thomas, 1996: 58.

10. Humor