Prinsip Ironi dalam Acara OVJ

commit to user 67

B. Prinsip Ironi dalam Acara OVJ

Penjelasan terhadap prinsip ironi, bukanlah seperti pada tujuh maksim pada prinsip kesantunan. Jika dalam prinsip kesantunan, bentuk tidak sopan ialah jika terjadi pelanggaran terhadap maksim-maksimnya, maka dalam prinsip ironi, jika sebuah tuturan mengandung prinsip ironi maka dikatakan tidak sopan. Penutur dikatakan ironis jika bertindak sopan, tetapi sebenarnya maksud di dalamnya ialah tidak sopan. Atau dengan kata lain, berpura-pura baik untuk sesuatu sebenarnya yang tidak baik. Maksud orang dengan menggunakan prinsip ironi ini adalah untuk menyudutkan dan merugikan orang lain. Prinsip Ironi yang terdapat dalam acara OVJ dapat dilihat pada contoh berikut ini. [25] Latar : Sebuah kebun Peserta : Dalang, Kok Rata, dan Kenji Tujuan : Membagikan rapor milik Kok Rata Kunci : Santai Percakapan: Dalang : Anak bapak termasuk pintar. Merahnya cuman satu. Kok Rata : Satu. Kenji : Wah, hebat. Dalang : Satu lembar. 3OVJTrans71 Februari 2010 Pada percakapan [25] terdapat tuturan yang mengandung prinsip ironi. Hal tersebut dapat dilihat pada tuturan Dalang, “Anak bapak termasuk pintar. ”. Tuturan Dalang tersebut termasuk tindak tutur ekspresif, karena penutur memuji seseorang Kok Rata. Dalang menuturkan sesuatu yang terdengar seperti memuji Kok Rata, yaitu bahwa dia termasuk anak yang pintar. Akan tetapi, jika dilihat lebih lanjut tuturan tersebut bukan bermaksud untuk memuji tetapi menyatakan bahwa Kok Rata mendapat nilai merah sebanyak satu lembar. Tuturan tersebut mengandung prinsip ironi, karena di balik tuturan yang terdengar memuji commit to user 68 ternyata tujuan yang sebenarnya adalah menghina. Kok Rata dan Kenji dapat mengetahui maksud yang sebenarnya dari Dalang setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa nilai merahnya bukan hanya satu tetapi satu lembar. Tuturan yang mengandung prinsip ironi juga terlihat pada percakapan berikut. [26] Latar : Sebuah kebun Peserta : Dalang, Kok Rata, dan Kenji Tujuan : Membahas hidung Kok Rata Kunci : Santai Percakapan: Dalang : Nggak. Hidungnya nggak pesek, cuma lumer. Kok Rata : Lumer? Kenji : Lumer. Kok Rata : Beda ama pesek? Kenji : Beda ama pesek. Kok Rata : Kalo pesek jelek kan? Kenji : Kalo lumer bagus. 8OVJTrans71 Februari 2010 Pada percakapan [26] terdapat tuturan yang mengandung prinsip ironi, yaitu pada tuturan Kenji “Kalo lumer bagus”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif, karena Kenji memuji orang lain Kok Rata. Kenji menuturkan “Kalo lumer bagus” untuk memuji Kok Rata bahwa hidung lumer berbeda dengan pesek. Penutur mengutarakan hal tersebut untuk menunjukkan kepada Kok Rata bahwa lumer itu bagus dan berbeda dengan pesek. Jika Kok Rata dikatakan memiliki hidung pesek, maka hal itu dapat menghinanya. Kenji berusaha untuk mengatakan dengan kata lain, meskipun sebenarnya lumer itu sama dengan pesek. Kenji seolah-olah memuji Kok Rata bahwa hidung lumer itu bagus, padahal yang sebenarnya adalah menghina bahwa hidungnya lumer, yang sama artinya dengan hidung commit to user 69 pesek. Selain dua contoh sebelumnya, berikut satu lagi contoh tuturan yang mengandung prinsip ironi. [27] Latar : Di depan rumah Udo Gilo Peserta : Nirmala, Dalang, Udo Gilo, dan Bundo Tujuan : Memaksa ke pasar bagi Nirmala dan menolak bagi Udo Gilo Kunci : Santai Percakapan: Nirmala : Nggak mau. Aku nggak mau sabar. Sekarang ke pasar. Ayo Bundo, kita ke pasar. Dalang : Akhirnya. Udo Gilo : Sudah, kalo tidak mau kubunuh Makmu. Bundo : Loh, kok aku dibunuh? Dalang : Ceritanya nggak begitu. Sapa yang bikin itu? Bundo : Tau tuh. Pengennya matiin aku terus kamu. Udo Gilo : Gue kan sayang ama die. 44OVJTrans73 Februari 2010 Pada percakapan [27] terdapat tuturan yang mengandung prinsip ironi. Hal tersebut dapat dilihat pada tuturan Udo Gilo, “Gue kan sayang ama die”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, karena penutur menyatakan sesuatu. Udo gilo telah mengancam akan membunuh Bundo. Setelah diprotes oleh Dalang, kemudian Udo Gilo menuturkan “Gue kan sayang ama die”. Tuturan tersebut mengandung prinsip ironi karena apa yang dituturkan Udo Gilo berkebalikan dengan apa yang telah dia tuturkan sebelumnya. Penutur mengaku sayang kepada Bundo, tetapi sebelumnya dia telah mengancam akan membunuh Bundo. Lebih jelasnya, penutur mengujarkan bahwa dia sayang kepada Bundo tetapi sebenarnya dia tidak sayang. Ketidaksayangan penutur kepada Bundo dapat dilihat dalam ancaman yang telah dituturkan penutur sebelumnya, jika memang benar sayang maka tidak mungkin akan membunuh commit to user 70 orang yang disayangi itu. Tuturan yang mengandung prinsip ironi dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menghina orang lain, tetapi dengan tuturan yang seolah-olah sopan. Tuturan yang mengandung prinsip ironi terlihat seperti menyenangkan orang lain, tetapi sangat menjatuhkan jika mengetahui makna yang sebenarnya. Penerapan prinsip ironi dapat dinyatakan dengan tuturan yang merupakan kebalikan dari apa yang dimaksud oleh penutur. Sebenarnya penutur menganggap orang lain jelek, tetapi dia justru menuturkan „cantik banget‟, yang dapat dilihat pada data nomor 110. Adapun penerapan prinsip ironi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Penerapan Prinsip Ironi No. Penerapan Prinsip Ironi Nomor Data 1. 3, 8, 44, 110

C. Implikatur yang Muncul dalam acara OVJ