II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Masyarakat Pesisir
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan daratan dan lautan yang sangat kompleks, dimana terjadi pertemuan antara dua ekosistem yang saling
mempengaruhi yakni darat dan laut. Soegiarto dalam Dahuri 1996 mendefinisikan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan interface area antara
ekosistem laut dan darat baik kering maupun terendam yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, perembesan air laut
dengan ciri vegetasi yang khas. Kemudian kearah laut mencakup batas terluar dari daerah paparan benua continental shelf dengan ciri perairan yang masih
dipengaruhi dengan proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi, penggundulan hutan, dan pencemaran.
Satria, 2002 menjelaskan dalam konteks masyarakat pesisir, Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan secara jelas dan merinci unsur masyarakat.
Batasan tersebut yaitu : 1 manusia yang hidup bersama; 2 bercampur dalam waktu yang lama; 3 hidup di wilayah yang sama; 4 sadar sebagai suatu
kesatuan; dan 5 sadar sebagai suatu sistem hidup bersama. Saad dan Basuki 2004 menjelaskan bahwa Masyarakat pesisir
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan
sumberdaya laut dan pesisir. Masyarakat pesisir sendiri sebenarnya masih berupa
126
entitas majemuk karena terdiri dari nelayan pemilik, nelayan buruh, pembudidaya ikan, pengolah ikan, pedagang hasil perikanan, pelaku usaha industri dan jasa
maritim serta masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya laut dan pesisir untuk menyokong kehidupannya.
Dalam konteks masyarakat pesisir, masyarakat desa terisolasi masyarakat pulau kecil dan masyarakat desa pantai dapat dijadikan gambaran wujud dari
suatu komunitas kecil yang memiliki beberapa ciri, yaitu : 1. Mempunyai ciri yang khas, 2 terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas
Smallness sehingga masih saling mengenal sebagai individu yang
berkepribadian, 3 bersifat seragam dengan deferensiasi terbatas homogenity, dan 4 kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas, sehingga semua dapat
dipenuhi sendiri tanpa bergantung pada pasar diluar Satria, 2002. Sebagian masyarakat pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan menengah yang lebih
banyak bersifat subsisten. Mereka menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala usaha yang begitu kecil
sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu sangat pendek.
Menurut Satria
2002, karakteristik
utama dari masyarakat pesisir adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengetahuan; Pengetahuan tentang teknik penangkapan ikan yang pada
umumnya didapat dari warisan atau pendahulu mereka berdasarkan pengalaman empiris. Kuatnya pengetahuan lokal tersebutlah yang selanjutnya
menjadi salah satu faktor penyebab terjaminnya kelangsungan hidup mereka selaku nelayan.
127
2. Sistem Kepercayaan; Secara teologis, nelayan masih memiliki kepercayaan yang
kuat bahwa laut memiliki kekuatan magis sehingga perlu perlakuan-perlakuan khusus dalam melakukan aktivitas penangkapan agar keselamatan dan hasil
tangkapan semakin terjamin. 3.
Peran Wanita; Aktivitas ekonomi wanita merupakan gejala yang sudah umum bagi kalangan masyarakat strata bawah, tidak terkecuali wanita yang berstatus
sebagai istri nelayan. Selain banyak bergelut dalam urusan domestik rumah tangga, istri nelayan kerap menjalankan fungsi ekonomi dalam melakukan
penangkapan ikan diperairan dangkal, pengolahan ikan maupun kegiatan jasa dan perdagangan.
4. Posisi sosial nelayan; Posisi sosial nelayan masih dianggap rendah dalam
masyarakat karena disebabkan oleh keterasingan nelayan. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya kesempatan masyarakat nelayan dalam melakukan
interaksi dengan masyarakat lain karena banyaknya alokasi waktu dalam melakukan penangkapan ikan dilaut daripada melakukan sosialisasi dengan
masyarakat lain yang secara geografis relatif jauh dari pantai.
2.2 Kemiskinan