Nilai P-value diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut Aminah, 2008 :
t-
hitung
= ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ n
Sd d
; dimana d= ;
2 1
x x
−
∑
= n
d d
; dan Sd=
1
2 2
− −
∑ ∑
n n
d d
dengan : n = jumlah sampel x
1
= pendapatan bersih sebelum x
2
= pendapatan bersih sesudah Untuk batas penerimaan dan penolakan H
yang ingin diperoleh, ditetapkan penggunaan selang kepercayaan pada
α = 0.05.
4.5 Batasan Operasional
1. Pendapatan bersih adalah total pendapatan kotor dikurangi dengan biaya usaha
operasional dari kegiatan usaha yang dijalankan, dengan bantuan modal bergulir dari program PEMP sebagai tambahan modal guna keberlanjutan
usaha atau peningkatan skala usaha dalam satuan rupiah. 2.
Dana Ekonomi Produktif dalam bentuk perguliran dari program PEMP adalah bantuan modal yang diberikan guna keberlanjutan usaha dan peningkatan
skala usaha masyarakat pesisir sebagai sasaran penerima yang dinyatakan dalam rupiah.
3. Tambahan modal adalah jumlah modal pinjaman yang diperoleh masyarakat
pesisir setelah mengikuti program PEMP dalam rupiah. 4.
Pengaruh program PEMP terhadap pendapatan dari segi ekonomi secara langsung dan sosial budaya serta lingkungan secara tidak langsung adalah
158
hasil yang diperoleh oleh peserta program setelah mengikuti program PEMP tahun 2006 di Kabupaten Sukabumi dengan cakupan enam kecamatan.
5. Pengaruh program PEMP ditinjau dari segi Ekonomi dengan melihat
penggunaan pinjaman bantuan modal bergulir untuk keberlangsungan usaha Biaya usaha dan atau aset usaha atau perluasan usaha yang mempengaruhi
peningkatan pendapatan setelah mengikuti program PEMP tahun 2006 di tunjukkan dengan satuan rupiah.
6. Pengaruh program PEMP ditinjau dari segi Sosial Budaya dan lingkungan
dengan melihat perubahan perilaku peserta terhadap kualitas SDM dan lingkungan.
7. Data pendapatan responden adalah dengan membandingkan pendapatan
masyarakat sebelum mengikuti program dengan pendapatan masyarakat setelah mengikuti program PEMP tahun 2006.
8. Lokasi adalah Kabupaten Sukabumi dengan tahun anggaran pelaksanaan
program adalah 2006.
159
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Letak dan Keadaan Alam
Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 49’ sampai 107
Bujur Timur dan 60
57’ sampai 70 25’ Lintang Selatan. Merupakan wilayah yang sebagian
daerahnya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di bagian selatan, dibagian barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Propinsi Banten, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Batas wilayah tersebut 40 persen berbatasan dengan lautan dan
60 persen merupakan daratan Lampiran 1. Kabupaten Sukabumi berada pada posisi yang sangat strategis, yakni berjarak 120 kilometer ke Ibukota Negara
Jakarta dan 120 kilometer ke Ibukota Propinsi Bandung. Kabupaten Sukabumi beriklim tropik dengan curah hujan rata-rata tahunan
sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20-30 derjat Celcius
dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000-4.000 mmtahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000-3.000
mmtahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan 2006, Luas wilayah Kabupaten
Sukabumi terhitung seluas 333.467 hektar yang 33.69 persen atau seluas 112.349 hektar diantaranya merupakan wilayah pesisir dihitung berdasarkan luas agregat
9 kecamatan pesisir dengan panjang garis pantai sepanjang 117 kilometer, sedangkan luas wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu sendiri mencapai sekitar
55.615 hektar atau sebesar 49,50 persen dari luas wiayah pesisir Kabupaten Sukabumi atau sebesar 16,68 persen dari total luas Kabupaten Sukabumi.
160