pariwisata telah banyak program pemerintah yang dilaksanakan untuk membantu permodalan usaha. Sehingga dalam hal ini, pelaksanaan program lebih di
prioritaskan pada sektor di luar pariwisata. Jenis usaha penangkapan mendominasi peserta program dikarenakan
wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi yang lebih cocok untuk kegiatan penangkapan dibandingkan untuk jenis usaha lain seperti budidaya, sehingga
penangkapan merupakan jenis usaha mayoritas yang ada. Sedangkan untuk jenis usaha pedagang dan pengolah merupakan aktivitas turunan dari kegiatan
penangkapan. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa pada prinsipnya
program PEMP di Sukabumi dilaksanakan sesuai dengan konsep dasar nasional dimana salah satunya adalah lebih mengutamakan pemberian bantuan pinjaman
permodalan bagi pelaku usaha perikanan dan kelautan, namun terdapat beberapa hal yang menyesuaikan dengan kondisi setempat. Perubahan mendasar yang
terjadi adalah masyarakat pesisir peserta program yang didominasi oleh pelaku usaha yang bukan tergolong skala mikro. Alasan Koperasi LEPP M2R dalam
melakukan hal ini adalah guna meminimalisir permasalahan dalam pengembalian pinjaman menekan kredit macet seperti yang sering terjadi pada pelaksanaan
program PEMP di tahun-tahun sebelumnya.
6.3.2 Mekanisme Penyaluran Dana Ekonomi Produktif
Tahap awal dalam implementasi penyaluran DEP program PEMP dilapangan adalah mempersiapkan Koperasi LEPP M2R sebagai lembaga
berbadan Hukum yang siap dan layak untuk melaksanakan kegiatan simpan pinjam. Dengan bantuan Konsultan Manajemen, Dinas Kelautan dan Perikanan
183
mempersiapkan Koperasi LEPP M2R untuk mendapatkan bantuan dana DEP sehingga tahap selanjutnya dapat dijalankan.
Tahap selanjutnya adalah melakukan Sosialisasi, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi dan Koperasi LEPP Mitra Mina
Ratu mengadakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat pesisir di enam kecamatan pesisir. Tujuan dari dilaksanakannya sosialisasi adalah agar masyarakat
calon peserta program mengerti tentang manfaat program dan teknis pelaksanaan program nantinya. Kegiatan selanjutnya adalah pihak Koperasi akan memberikan
kesempatan bagi masyarakat pesisir untuk menjadi peserta program yang dalam hal ini juga sekaligus menjadi anggota koperasi. Mengingat pelaksanaan program
mengandung unsur pemberian bantuan pinjaman permodalan yang rawan penyimpangan dan penyalahartian, dalam hal ini koperasi dengan bantuan Tenaga
Pendamping Desa TPD melakukan penyeleksian secara ketat peserta yang mengajukan permohonan sebagai anggota. Beberapa seleksi penting yang
dilakukan diantaranya adalah kelayakan usaha dan perilaku peserta. TPD sendiri direkrut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang dipilih dari
masyarakat lokal yang berkompeten untuk tinggal di tengah-tengah masyarakat dan bertugas mendampingi masyarakat secara terus-menerus. TPD juga bertugas
untuk mempersiapkan masyarakat pesisir untuk mengakses kredit, mendampingi mereka menjalankan dan mengembangkan usaha baik dalam tahap produksi
maupun tahap pemasaran. Selanjutnya
masyarakat pesisir
yang layak mengikuti program dengan bantuan TPD menyusun rencana dan pengembangan usaha yang ingin dilakukan
serta permohonan permodalannya. Dalam pelaksanaanya dilapangan, TPD juga
184
dibantu oleh Konsultan Manajemen untuk menjembatani masyarakat dengan Instansi Pemerintah, Koperasi, Bank, maupun lembaga terkait lainnya dengan
tujuan agar kedepannya masyarakat pesisir lebih mandiri dan bankable melaiu berbagai pembelajaran lesson learned.
Dari hasil pengajuan permohonan pinjaman dana yang telah dilampiri persyaratan yang berlaku oleh masyarakat peserta program yang dibuat kepada
Koperasi LEPP M2R, pihak Koperasi LEPP M2R dengan pihak Bank BRI selanjutnya akan melakukan verifikasi lapangan untuk melakukan penilaian
kelayakan dari permohonan yang di ajukan. Dari hasil verfikasi inilah akan ditentukan layak atau tidak layaknya diberikan pinjaman dan berapa besaran yang
seharusnya disetujui untuk pinjaman yang diajukan. Diagram alir pencairan DEP dapat dilihat pada Lampiran 8.
Pada implementasinya di lapangan, tahap awal pelaksanaan pencairan DEP berjalan lamban, hal ini terlihat dari data pelaksanaan pencairan DEP di Koperasi
yang baru di mulai pada bulan Desember 2006. Keterlambatan ini disebabkan oleh rumitnya proses pencairan DEP dari rekening pemerintah KPPN ke
rekening Koperasi LEPP M2R di Bank BRI. Hal ini terjadi karena Dana DEP merupakan hibah dari pemerintah untuk modal usaha simpan pinjam Koperasi
LEPP M2R, sehingga dalam hal ini pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi betul-betul cermat dalam melaksanakannya.
Keterlambatan ini tentunya secara langsung akan mempengaruhi tugas TPD dalam mendampingi masyarakat peserta program di lapangan pasca
pencairan DEP, mengingat masa kerja TPD yang secara keproyekan akan habis Kontraknya di Akhir Desember. Sehingga pada pelaksanaan pencairan DEP di
185
tahun 2007, praktis tidak lagi di dampingi oleh TPD. Pelaksanaan pendampingan pasca program hanya dikerjakan oleh Koperasi, hal ini menjadi kurang efektif
karena pembinaan yang dilakukan pihak Koperasi tidak berlangsung secara terus menerus dan berada di tengah-tengah masyarakat seperti sebagaimana yang
dilakukan oleh TPD.
6.3.3. Pengelolaan Dana Ekonomi Produktif