Karakteristik Usaha Responden PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR PEMP BERDASARKAN SASARAN DAN

Gambar 7 menunjukkan tingkat pengeluaran keluarga perbulan, sebesar 17,24 persen atau sebanyak 10 orang responden memiliki pengeluaran keluarga antara Rp 500.001 – Rp 1.000.000, sebesar 27,59 persen atau sebanyak 16 orang memiliki pengeluaran antara Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000, sebesar 37,93 persen atau sebanyak 22 orang responden memiliki pengeluaran antara Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000, dan hanya 17,24 persen atau sebanyak 10 orang yang memiliki pengeluaran keluarga lebih dari Rp 2.000.001. Karakteristik responden penelitian secara menyeluruh dapat dilihat pada Lampiran 3. Rp 500.001 – Rp 1.000.000 17,24 Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000 27,59 Rp 1.500.0001 – Rp 2.000.000 37,93 Lebih dari Rp 2.000.001 17,24 Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Keluarga

6.2 Karakteristik Usaha Responden

Jumlah responden pada penelitian ini terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis usaha yakni nelayan penangkap, pedagang dan pengecer bakul serta pengolah Gambar 8. Dari total responden sebanyak 58 orang, sebesar 48,28 persen atau sebanyak 28 orang berprofesi sebagai nelayan, sebesar 25,86 persen atau sebanyak 15 orang berprofesi sebagai pedagang, dan sebesar 25,86 persen atau sebanyak 15 orang berprofesi sebagai pengolah. 173 Pedagang 25,86 Penangkap Nelayan 48,28 Pengolah 25,86 Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Masyarakat Pesisir di enam kecamatan pesisir di Kabupaten Sukabumi umumnya memiliki pengalaman usaha yang relatif lama yakni lebih dari lima tahun dan bahkan ada yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Hal ini dikarenakan usaha yang dilakukan pada umumnya merupakan usaha turun temurun keluarga. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman usaha ditunjukkan oleh Gambar 8. Sebanyak 53 orang responden atau sebesar 91,38 persen menyatakan bahwa mereka telah menjalani profesinya lebih dari lima tahun, empat orang atau sebesar 6,90 persen telah menjalani usahanya 2-5 tahun, dan hanya satu orang atau sebesar 1,72 persen responden yang menjalani usahanya kurang dari dua tahun. Kurang dari 2 tahun 1,72 2-5 tahun 6,90 Lebih dari 5 tahun 91,38 Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha Pada jenis usaha Penangkapan nelayan, responden pada penelitian ini berjumlah 28 orang, dengan rata-rata pengalaman usaha 89,29 persen atau 174 sebanyak 25 orang telah menjalankan aktivitas sebagai nelayan selama lebih dari lima tahun, dan hanya 10,71 persen atau tiga orang responden yang baru menjalani aktivitasnya sebagai nelayan kurang dari lima tahun. Kapal yang digunakan terdiri dari empat jenis yakni Kapal Payang, Kapal Rumpon, Kapal Diesel, dan cangkringsampan dengan kapasitas mesin terkecil 5 PK mesin tempel dan terbesar 60 PK. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah jaring dengan berbagai turunannya dan pancing. Berdasarkan total 28 orang responden jenis usaha nelayan, 23 orang atau sebesar 82,14 persen merupakan pemilik kapal sedangkan lima orang atau sebesar 17,86 persen menjalankan usaha orang lain. Sebanyak 18 orang atau sebesar 64,29 persen dari total responden memiliki pekerjaan sampingan yakni sebagai tukang ojek, pedagang maupun pengolah yang dilakukan saat sedang tidak melaut. Hasil tangkapan juga beragam bergantung kepada lokasi, waktu dan jenis alat tangkap, namun biasanya yang dihasilkan adalah Layur, eteman, cumi, cakalang, tuna, tongkol, kakap, tenggiri, kerapu, jambal, kembung, kuwe, pisang-pisang, teri dan ikan kecil lainnya. Jumlah tangkapan untuk jenis kapal Rumpon mencapai 30 ton perbulan, untuk jenis kapal Payang mencapai 30 ton perbulan, sedangkan untuk jenis kapal Diesel jumlah tangkapan mencapai 10 ton perbulan, dan untuk jenis kapal cangkringsampan jumlah tangkapan mencapai 700 kg perbulan. Untuk kapal jenis Rumpon waktu melaut biasanya mencapai 24 jam perhari dengan total hari melaut maksimal 20 hari dalam sebulan rata-rata tiap lima hari. Pada kapal jenis Payang waktu melaut biasanya beragam mulai dari 8- 24 jam perhari dengan total hari melaut rata-rata 20-25 hari dalam sebulan hampir setiap hari. Sedangkan untuk kapal jenis Diesel waktu melaut perhari 175 biasanya mencapai 8-24 jam perhari dengan total hari melaut berkisar antara 20- 23 hari dalam sebulan dua kali seminggu. kapal jenis Cangkringsampan waktu melaut biasanya 7-12 jam perhari, dengan total hari melaut dalam sebulan berkisar antara 25-27 hari hampir setiap hari kecuali hari Jum’at. Jenis usaha penangkapan juga mempunyai tenaga kerja harian lepas yang biasa juga bertugas sebagai anak buah kapal ABK berkisar antara enam hingga delapan orang untuk kapal Rumpon, atau berkisar antara 10 hingga 15 orang untuk kapal Payang, dan untuk kapal Diesel berkisar antara enam hingga delapan orang. Upah harian ABK dihitung berdasarkan nilai 40 persen pendapatan bersih dibagi dengan jumlah nelayan yang melaut. Sedangkan 60 persennya untuk pemilik kapal. Profil responden jenis usaha Penangkapan dapat dilihat pada Lampiran 4. Responden jenis usaha Pengolahan berjumlah 15 orang, terdiri dari delapan orang atau sebesar 53,33 persen pengolahan pindang dan tujuh orang atau sebesar 46,67 persen pengolahan asin, dimana semua responden telah menjalani usahanya lebih dari 5 tahun. Dari total 15 responden, terdapat empat responden atau sebesar 26,67 persen yang bekerja untuk orang lain dan sebanyak 11 responden atau sebesar 73,33 persen memiliki usahanya sendiri. Waktu produksi biasanya berkisar antara 7-12 jam perhari dengan total hari produksi dalam sebulan mencapai 28 hari rata-rata tiap hari. Rata-rata produksi olahan perbulan adalah mencapai 30 ton untuk pindang dan 20 ton untuk asin. Guna membantu pekerjaannya biasanya pekerjaan mengolah ikan dibantu oleh tenaga kerja yang berkisar antara satu sampai dua orang dengan upah berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000 perbulan. 176 Produk olahan yang dihasilkan ini tergantung dari ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkapan nelayan dan tingkat permintaan pasar. Area pemasaran produk bervariasi mulai dari pasar lokal hingga di kirim ke Bandung maupun Jakarta. Seluruh responden jenis usaha pengolahan memiliki pekerjaan sampingan yakni sebagai tukang ojek maupun pedagang yang dilakukan saat sedang tidak mengolah ikan. Profil responden jenis usaha Pengolahan dapat dilihat pada Lampiran 5. Responden jenis usaha perdagangan terdiri dari 15 orang, dengan 14 orang atau sebesar 93,33 persen responden telah menjalani usahanya lebih dari lima tahun dan hanya satu orang atau sebesar 6,67 persen responden baru menjalani usahanya kurang dari 2 tahun. Waktu operasi berdagang biasanya berkisar antara 7-10 jam perhari dengan total hari berdagang mencapai 28 hari dalam sebulan. Dari total 15 orang responden didapati bahwa sebanyak sembilan orang atau sebesar 60 persen menjalankan usaha milik orang lain dan sebanyak enam orang atau sebesar 40 persen menjalankan usaha milik sendiri. Volume penjualan ikan dalam satu bulan berkisar antara 600 kg hingga 20 ton. Namun kegiatan perdagangan ini sangat bergantung dari hasil tangkapan nelayan. Tempat usaha yang digunakan adalah dengan menyewa kios-kios di pasar. Sebanyak lima orang atau sebesar 33,33 persen dari total responden memiliki tenaga kerja dengan upah perbulan berkisar antara Rp 450.000 hingga Rp 750.000. Guna menambah penghasilannya, sebanyak lima orang atau sebesar 33,33 persen dari total responden memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek maupun berdagang barang lainnya yang dilakukan saat sedang tidak musim ikan dan sisanya sebanyak 10 orang atau sebesar 66,67 persen tidak memiliki 177 pekerjaan sampingan. Profil responden jenis usaha Pedagang dapat dilihat pada Lampiran 6.

6.3 Pelaksanaan Program PEMP

Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat Pesisir Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam Lokal (Studi Deskriptif Program Bina Desa kelompok perempuan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara)

0 41 97

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pesisir ( Studi Kasus Program PEMP di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah )

1 16 181

Manfaat Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat

0 12 69

Evaluasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) kabupaten enramayu provinsi Jawa Barat

0 16 99

Analisis dampak program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap pendapatan anggota kelompok masyarakat pemanfaat (KMP) di Kabupaten Subang dan Cirebon

2 23 284

Strategi Peningkatan Mutu Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ( PEMP ) Di Kabupaten Maluku Tenggara

0 14 232

Evaluasi dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap perekonomian wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Aru:

0 13 368

Analisis dampak program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap pendapatan anggota kelompok masyarakat pemanfaat (KMP) di Kabupaten Subang dan Cirebon

0 3 137

Evaluasi dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap perekonomian wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Aru

0 13 191

Evaluasi Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kabupaten Bantul

0 2 15