Potensi Perikanan dan Kelautan Aktivitas Ekonomi di Wilayah Pesisir

5.5 Potensi Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Sukabumi memiliki potensi sumberdaya perikanan air tawar, air payau dan air laut yang belum dimanfaatkan secara optimal dikarenakan masalah sarana dan prasarana yang belum memadai. Hal ini tentunya menjadi suatu kendala yang cukup serius mengingat begitu banyaknya sumberdaya yang tersedia untuk diolah. Dengan wilayah pesisir dan laut yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia membuat Kabupaten Sukabumi memiliki kewenangan daerah sejauh 4 mil laut 702 Km 2 . Dari data Dinas Kelautan dan Perikanan 2006 diketahui Potensi lestari MSY perikanan yang didominasi di wilayah teluk Palabuhan Ratu ± 14.592 ton per tahun. Potensi lainnya yang dapat di optimalkan penggunaannya antara lain adalah budidaya air tawar dan air payau yang tidak kalah potensial. Aneka ragam potensi sumberdaya perikanan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Potensi Sumberdaya Perikanan di Kabupaten Sukabumi. No. Uraian Potensi 1 Panjang Pantai 117 KM 2 Potensi Lestari 14.592 tontahun 3 Ikan Pelagis Besar 9.245 ton 4 Ikan Pelagis Kecil 5.045 ton 5 Ikan Demersal 302 ton 6 Fishing Ground 702 KM Budidaya Air Tawar 1. Sawah Perikanan 31.001 Ha 2. Kolam Air Tenang 6.684 Ha 3. Kolam Air Deras 343 Unit 4. Keramba 50 Unit A 5. Jaring Apung 10 Unit B Budidaya Air Payau Tambak 1.400 Ha Penangkapan di Perairan Umum 1. Rawa 35 Ha 2. Sungai 747,5 Km 3. Situ 149,6 Ha C 4. Waduk 3 Ha Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2006. 167

5.6 Aktivitas Ekonomi di Wilayah Pesisir

Dari data Dinas kelautan dan perikanan 2006 diketahui bahwa jumlah RTP dan RTBP nelayan Kabupaten Sukabumi mencapai 12.206 orang, pembudidaya ikan sebanyak 25.945 orang dan pengolah ikan sebanyak 1.457 orang. Sarana dan prasarana yang tersedia meliputi satu unit pasar ikan, empat unit Balai Budidaya Ikan BBI, satu unit Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN, satu unit Pangkalan Pendaratan Ikan PPI dan enam unit Tempat Pelelangan Ikan TPI. Sedangkan armada penangkapan yang ada berkisar 1.173 unit terdiri dari congkrengsampan, kapal payang, kapal diesel, kapal rumpon, dan kapal long line serta 2.953 unit alat tangkap pukat kantong, pukat cincin, jaring insang, jaring angkat, pancing, perangkap, alat pengumpul, dll. Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok merupakan dua kecamatan di wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu yang menjadi pusat fasilitas dan aktivitas perikanan tangkap di kabupaten Sukabumi. Hal ini dikarenakan di kedua kecamatan tersebut mempunyai kapasitas ruang dan fasilitas lelang yang cukup besar untuk menampung ikan yang didaratkan, yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Palabuhanratu di kecamatan Palabuhanratu dan Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok PPI di kecamatan Cisolok. Sementara fasilitas perikanan yang terdapat diempat kecamatan lainnya, hanya berstatus Tempat Pelelangan Ikan TPI, yaitu TPI Simpenan- Simpenan, TPI Ciwaru–Ciemas, TPI Ujunggenteng-Ciracap dan TPI Surade-Surade. Produksi perikanan laut di pesisir Kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2004 berkisar 9.168.54 tontahun. Dimana dari hasil penelitian, diduga pemanfaatan sumberdaya ikan perairan laut Kabupaten Sukabumi baru mencapai 168 36 persen, sehingga peluang pengembangan perikanan tangkap di perairan ini masih besar apalagi untuk daerah lepas pantai dan ZEEI Dislutkan, 2006. Teknologi penangkapan umumnya belum berkembang dan masih terbilang tradisional, nelayan skala kecil umumnya menangkap ikan di sekitar perairan artisanal di bawah 3 mil terutama disekitar perairan teluk. Namun jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan sangat beragam, diantaranya; layur, tuna, tongkol, kakap, tenggiri, kerapu, jambal, beronang, jangilus, kembung, kuwe, lobster, pisang-pisang, teri dan ikan kecil lainnya. Semua hasil tangkapan tadi didaratkan di lima TPIPPI dan satu PPN dengan proses lelang. Sedangkan untuk kegiatan budidaya laut bisa dikatakan hampir tidak ada mengingat kondisi geografis yang tidak memungkinkan, kalaupun ada hanya sebatas pengumpul ikan hidup yang berfungsi sebagai penyuplai ikan hidup ke Jakarta kerapu, lobster dan sidat. Selain dijual oleh pedagang ikan dalam keadaan segar, ikan hasil tangkapan juga oleh pengolah ikan diolah menjadi berbagai macam produk olahan tradisonal seperti ikan pindang, ikan asin, ikan panggang, ikan presto, abon, dendeng, baso, terasi dan lainnya, walaupun produk olahannya masih berskala kecil. Salah satu kecamatan yang cukup berkembang sebagai daerah pengolahan ikan adalah kecamatan Cisolok. Di Kecamatan ini berkembang berbagai kegiatan deversifikasi produk perikanan, seperti abon ikan, dendeng ikan, kerupuk ikan dan ikan asin, sedangkan aktivitas pengolahan ikan di wilayah kecamatan lainnya hanya berkembang pada kegiatan pengolahan ikan pindang dan ikan asin. Produksi ikan baik dalam bentuk segar dengan menggunakan teknologi ice box maupun dalam bentuk produk olahan tadi pada umumnya masih dipasarkan secara lokal atau didistribusikan ke daerah lain seperti kota Bandung, Jakarta. 169

VI. PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR PEMP BERDASARKAN SASARAN DAN

Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat Pesisir Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam Lokal (Studi Deskriptif Program Bina Desa kelompok perempuan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara)

0 41 97

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pesisir ( Studi Kasus Program PEMP di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah )

1 16 181

Manfaat Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat

0 12 69

Evaluasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) kabupaten enramayu provinsi Jawa Barat

0 16 99

Analisis dampak program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap pendapatan anggota kelompok masyarakat pemanfaat (KMP) di Kabupaten Subang dan Cirebon

2 23 284

Strategi Peningkatan Mutu Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ( PEMP ) Di Kabupaten Maluku Tenggara

0 14 232

Evaluasi dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap perekonomian wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Aru:

0 13 368

Analisis dampak program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap pendapatan anggota kelompok masyarakat pemanfaat (KMP) di Kabupaten Subang dan Cirebon

0 3 137

Evaluasi dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap perekonomian wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Aru

0 13 191

Evaluasi Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kabupaten Bantul

0 2 15