tahun 2007, praktis tidak lagi di dampingi oleh TPD. Pelaksanaan pendampingan pasca program hanya dikerjakan oleh Koperasi, hal ini menjadi kurang efektif
karena pembinaan yang dilakukan pihak Koperasi tidak berlangsung secara terus menerus dan berada di tengah-tengah masyarakat seperti sebagaimana yang
dilakukan oleh TPD.
6.3.3. Pengelolaan Dana Ekonomi Produktif
perguliran dana DEP tahun 2006 sebesar Rp 575.000.000 Sampai dengan Juni 2008 telah berkembang menjadi Rp 630.500.000 atau bertambah sebesar Rp
55.500.000 dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun pergulirannya kepada 123 peserta program. Pelaksanaan pencairan sendiri dilakukan secara bertahap,
mengingat lamanya waktu yang di butuhkan untuk verifikasi terhadap calon penerima. Dalam hal ini terlihat bahwa setidaknya mekanisme perguliran DEP
kepada peserta lainnya sudah berjalan walaupun dengan persentase yang kecil. Tahap pencairan dana DEP dapat dilihat pada Tabel 12
Tabel 12. Pelaksanaan Pencairan DEP Koperasi LEPP M2R sampai dengan Juni 2008.
No. Waktu
Pencairan Penerima
orang Kisaran Pencairan Rp.
Jumlah Perguliran Rp.
1 Des-06
35 2 juta - 10 juta
192.500.000 2
Jan-07 36
1 juta - 10 juta 216.000.000
3 Mar-07
4 7,5 juta - 8 juta
31.500.000 4
Mei-07 2
5 juta - 15 juta 20.000.000
5 Jun-07
4 4 juta - 9 juta
23.000.000 6
Jul-07 26
500 ribu - 15 juta 90.500.000
7 Agust-07
3 500 ribu - 750 ribu
1.500.000 8
Okt-07 3
2,5 juta - 7 juta 12.500.000
9 Feb-08
3 500 ribu - 2,5 juta
4.500.000 10 Mei-08
4 3 juta - 7,5 juta
18.000.000 11 Jun-08
3 500 ribu - 11 juta
20.500.000 Total Penerima
123 Total DEP sd Sept 2008
630.500.000 Sumber : Koperasi LEPP M2R Pelabuhan Ratu, 2008 diolah
186
Syarat-syarat yang diharuskan dipenuhi dalam permohonan pengajuan pinjaman antara lain adalah mengisi formulir, fotocopy KTP Suami Istri,
Kartu Keluarga, pas foto, dan membuka tabungan di Unit Simpan Pinjam. Sebagai jaminan di Koperasi, peserta akan menjaminkan surat barang elektronik berharga
miliknya untuk pinjaman dibawah satu juta rupiah, surat kendaraan bermotor untuk pinjaman sampai dengan lima juta rupiah, dan surat tanahgirik atau surat
kepemilikan Kapal untuk pinjaman diatas lima juta hingga lima belas juta rupiah. Hal ini tentunya dilakukan sebagai pembelajaran bagi masyarakat pesisir agar
lebih bertanggung jawab dan mengerti sistem yang digunakan oleh perbankan. Untuk pinjaman dibawah satu juta, waktu pemrosesan mulai dari
permohonan hingga pencairan membutuhkan maksimal waktu tiga hari, pinjaman antara satu sampai lima juta waktu pemrosesan mulai dari permohonan hingga
pencairan membutuhkan waktu masimal satu minggu, pinjaman antara lima sampai sepuluh juta waktu pemrosesan mulai dari permohonan hingga pencairan
membutuhkan waktu maksimal 10 hari. Sedangkan untuk pinjaman diatas sepuluh juta waktu pemrosesan mulai dari permohonan hingga pencairan membutuhkan
waktu maksimal 14 hari. Pasca pencairan DEP ditemukan berbagai macam kendala dilapangan yang
mempengaruhi tingkat pengembalian DEP. Tercatat sampai dengan bulan
september 2008 tingkat kolektibilitas dana DEP hanya sebesar 73 persen. hal ini
sedikit banyak telah membuat tersendatnya perguliran dana bagi peserta lainnya. Guna mengantisipasi hal tersebut koperasi secara intensif telah mengadakan
pendekatan secara individu kepada tiap-tiap peserta yang menunggak. Walaupun hasil yang diperoleh tergolong sangat minim.
am,
187
Sebagai langkah pencegahan kemacetan pengembalian pinjaman, sejak bulan September 2008, Koperasi LEPP M2R mengembangkan model jenis
pinjaman baru bagi peserta program, yakni pinjaman dengan kisaran lima ratus ribu hingga satu juta rupiah tanpa agunan. Durasi pinjaman adalah enam bulan
hingga satu tahun yang dicicil perhari dengan tingkat bunga 10. Hasil dilapangan menunjukkan bahwa model yang disadur dari Grameen Bank ini
cukup berhasil mengingat angsuran yang ringan yang hanya berkisar Rp 3000 hingga Rp 10.000 perhari. Sampai dengan bulan Oktober 2008 model pinjaman
ini telah di manfaatkan oleh lebih dari 20 orang nasabah. Dari hasil wawancara dengan Ketua Koperasi dan Manajer USP, diketahui bahwa kedepannya Koperasi
akan lebih mengembangkan model pinjaman skala kecil dengan waktu yang singkat dibandingkan dengan model yang dijalankan sekarang, dan tentunya akan
lebih sesuai dengan konsep nasionalnya. Permasalahan lainnya yang timbul adalah Ketidakkonsistenan BRI dalam
menyikapi perjanjian. Dimana Bank BRI terkesan lepas tangan dalam membantu pengelolaan keuangan Koperasi. Sesuai dengan kesepakatan kerjasama
sebelumnya baik ditingkat pusat maupun daerah, bank BRI akan memberikan transfer ilmu dan pendampingan kepada Koperasi selama masa kontrak kerjasama
berlaku, namun pihak Bank BRI hanya mengadakan pelatihan dan pendampingan pada awal mula kontrak saja, sehingga Bank BRI terkesan hanya mendapat laba
cuma-cuma sebesar enam persen pertahun dari tiap peminjam tanpa memberikan sumbangsih nyata terhadap koperasi.
188
6.4 Tanggapan Responden terhadap Pelaksanaan Program PEMP