2.
Mengkoordinasi, menggerakkan gigi dalam melaksanakan pelayanan asuhan.
3.
Membimbing dan mengawasi perawat gigi dalam bidang medis teknis.
4.
Bertanggung jawab dalam pencatatan pelaporan tentang pelayanan kesehatan gigi di wilayahnya.
2. Tugas perawat gigi
A. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
1. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan
asuhan sistematik pada kelompok anak sekolahUsaha Kesehatan Gigi Sekolah, ibu hamilmenyusui dan anak
prasekolah dan pelayanan asuhan kesehatan masyarakat. 2.
Berdasarkan pendelegasian dari dokter gigi, bila diperlukan dapat melakukan pelayanan medik gigi dasar.
B. Manajemen mikro
1. Mempersiapkan pelaksanaan evaluasi program pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah. 2.
Membina, mengkoordinasi, melatih proses dalam bidang kesehatan gigi dan mulut di klinik gigi Depkes, 2002.
2.6 Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Usia Sekolah
Upaya pelayanan kesehatan pada anak usia sekolah dapat digambarkan
sebagai berikut:
1.
Pelayanan di luar lingkungan sekolah
Pelayanan ini dilakukan melalui kelompok masyarakat yang punya otaktifitas Pramuka dan Karang Taruna.
a. Melalui jalur pramuka kesehatan gigi dan mulut termasuk krida
bina keluarga sehat . Peranan petugas puskesmas dalam Saka Bakti Husada ini adalah memberikan bantuan berupa bimbingan
pengetahuan dan latihan keterampilan dalam bidang kesehatan kepada pramuka penegakpendega yang menaruh minat dalam
bidang kesehatan, minimal sebagai instruktur. b.
Melalui jalur karang taruna, kesehatan gigi dam mulut terutama ditujukan pada anak-anak putus sekolah. Pada dasarnya merupakan
sebagian dari sarana upaya kesehatan gigi dengan pendekatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa UKGMD.
2. Pelayanan di dalam lingkungan sekolah
Pelayanan ini dilakukan melalui program UKGS yaitu meliputi : a.
Lingkungan Sekolah Dasar SD, meliputi UKGS tahap I, tahap II, dan tahap III
b. Lingkungan SLTPSLTA
c. Lingkungan SLB Chemiawan, 2004.
2.7 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Dasar SD dalam suatu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui
paket Usaha Kesahatan Sekolah UKS dalam bentuk paket minimal, paket standard dan paket optimal Depkes RI, 2000. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
merupakan komponen kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas, dengan memanfaatkan sekolah terutama SD sebagai tempat untuk pusat kegiatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut diluar gedung puskesmas. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS di lingkungan Sekolah Dasar SD mempunyai sasaran
semua anak sekolah dasar 6-14 tahun Depkes RI, 2000.
2.7.1 Sejarah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS
Pemerintah telah melaksanakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS sejak tahun 1951, dengan sasaran murid SD usia 6-14 tahun, alasan pemerintah
pada waktu itu mencanangkan UKGS, karena banyaknya murid SD yang mengalami gigi berlubang. Pada Pelita I tahun 1971 Direktorat Kesehatan Gigi
Depkes RI melakukan penelitian tentang keadaan penyakit gigi murid SD, hasil yang didapat untuk prevalensi gigi berlubang sebesar 60-80 dan radang gusi
sebesar 70-80. Sistem kerja yang dipakai pada Pelita I adalah Incremental Care yaitu suatu upaya yang dilaksanakan pada tindakan pengobatan, namun
sistem kerja ini sangat banyak menyerap waktu, tenaga dan biaya. Maka pada Pelita II Pemerintah melalui Direktorat Kesehatan Gigi Depkes RI merubah
sistem Incremental Care menjadi sistem Selective Approach yaitu mengutamakan tindakan pencegahan bagi kesehatan gigi murid SD dengan membina integrasi
antara guru, petugas UKGS dan tenaga kesehatan lainnya. Pada Pelita III program UKGS ditambah dengan upaya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada
murid SD. Dan Pelita IV Pemerintah melakukan pentahapan terhadap program
UKGS melalui paket UKS yaitu Tahap I atau Paket Minimal, Tahap II atau Paket Standard an Tahap III atau Paket Optimal Depkes, 2000.
2.7.2 Tujuan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Tujuan Umum yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal.
Tujuan Khusus yaitu 1.
Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. 2.
Siswa mempunyai sikapkebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.
3. Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal, mendapat pelayanan
medik dasar atas permintaan. 4.
Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang diperlukan
Herijulianti, 2002.
2.7.3 Manfaat Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Usaha Kegiatan Gigi Sekolah adalah:
1. Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa.
2. Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut siswa.
3. Meningkatnya sikapkebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi
dan mulut siswa. 4.
Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan care ondemand.
UKGS dapat menjadikan anak sekolah mampu menjaga dirinya sendiri dengan mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, serta mampu mengambil
tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan apabila diperlukan. Hal ini dapat membantu tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang harmonis dan
optimal, dan dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal Palgunadi, 2004.
2.7.4 Sasaran Pelaksanaan UKGS
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS meliputi sasaran primer, sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah
peserta didik atau murid sekolah. Pada awalnya UKGS ditujukan pada anak SD dan SMP 6-14 tahun, yang kemudian meluas sampai anak SMA. Sasaran
sekunder adalah guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan dan orang tua sedangkan sasaran tersier meliputi:
1. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.
2. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
3. Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Dalam mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang
optimal. UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh
peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan
perseorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut Kawuryan, 2008.
2.7.5 Tahap Pelaksanaan Kegiatan UKGS
Berdasarkan kemampuan saranatenaga kesehatan di puskesmas . Kegiatan UKGS dapat dibagi dalam tiga tahapan yaitu sebagai, berikut :
1. UKGS Tahap I atau paket minimal Usaha Kesehatan Sekolah UKS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi:
a. Pendidikanpenyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh
guru sesuai dengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 Buku Pendidikan Kesehatan.
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SDMI yaitu sikat
gigi massal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kalibulan.
c. Untuk siswa SLTPSLTA disesuaikan dengan program UKS
daerah masing-masing. 2.
UKGS Tahap II atau paket standar Usaha Kesehatan Sekolah UKS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatan berupa : a.
Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi terintegrasi.
b. Pendidikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh
guru sesuai dengan kurikulum.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut SDMI minimal untuk kelas I,
II, dan kelas III berupa : sikat gigi massal dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali sebulan dan
pembersihan karang gigi. d.
Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti pencabutan gigi susu yang telah waktunya tanggallepas.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
f. Pelayanan medik gigi dasar bagi murid yang membutuhkan
perawatan. g.
Rujukan bagi yang memerlukannya. 3.
UKGS Tahap III atau paket optimal Usaha Kesehatan Sekolah UKS Pelayanan kesehatan gigi mulut bagi siswa yang sudah terjangkau
oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang sudah memadai, dipakai sistem inkrimental
dengan pemeriksaan ulang setiap 2 tahun untuk gigi tetap, kegiatan berupa :
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi
terintegrasi. b.
Pendidikan penyuluan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut SD minimal untuk kelas I, II
dan kelas III berupa : sikat gigi massal dengan memakai pasta gigi
yang mengandung flour minimal 1 kali sebulan dan pembersihan karang gigi.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut kelas I diikuti pencabutan
gigi susu yang telah waktunya tanggallepas. e.
Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f.
Pelayanan medik dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai IV care of demand.
g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih kelas I, III, V dan
VI sesuai kebutuhan treatment need. h.
Rujukan bagi yang memerlukan. Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah melakukan
pemeriksaan kesehatan gigi, perawatan gigi secara rutin, penyuluhan kesehatan gigidan mulut anak sekolah. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghilangkan
dan mengurangi gangguan kesehatan gigi serta mempertinggi kesadaran anak sekolah dasar tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Herijulianti, 2002.
2.7.6 Cakupan Pelayanan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Cakupan dapat diukur bila target atau sasaran program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ada, sasaran dari program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah salah
satunya adalah murid SD. Adapun target sasaran yang telah ditetapkan adalah : 1.
100 SD mendapatkan pendidikanpenyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, ini berarti bahwa SD yang tercakup di wilayah kerja puskesmas harus 100.
2. Minimal 80 SD melaksanakan sikat gigi massal.
3. Minimal 50 SD mendapatkan pelayanan medik dasar atas dasar
permintaan. 4.
Minimal 30 SD mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas dasar kebutuhan Depkes RI, 1996.
Dalam ketentuan Depkes RI tahun 2000 juga dijelaskan bahwa : 1.
Frekuensi pembinaan petugas UKGS ke SD minimal 2 kali pertahun. 2.
Minimal 75 murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
3. Minimal 80 murid SD mendapatkan perawatan medik gigi dasar,
dari seluruh murid SD yang telah terjaring untuk mendapatkan perawatan lanjutan Depkes RI, 2000.
2.7.7 Tenaga Pelaksana UKGS
Tenaga pelaksana UKGS terdiri dari : tenaga pelaksana di sekolah meliputi guru olahraga dan dokter kecil yang telah dilatih tentang kesehatan gigi
dan mulut,serta tenaga pelaksana di puskesmas meliputi dokter dan perawat gigi tenaga kesehatan lain yang telah dilatih Depkes RI, 1996.
1. Tenaga yang berasal dari sekolah yaitu :
A. Kepala Sekolah Guru SD
Peran Kepala SekolahGuru SD dalam kegiatan UKGS antara lain :
1. Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data
screening yaitu pemeriksaan seluruh murid secara berkala. 2.
Pendidikan kesehatan gigi pada murid seperti penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.
3. Pembinaan dokter kecil.
4. Latihan gosok gigi.
5. Merujuk murid ke puskesmas untuk dilakukan perawatan bila
menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi. 6.
Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatan. lingkungan dan makanan yang dijual di lingkungan
sekolah. 7.
Membantu guru dalam sikat gigi bersama. 8.
Merujuk ke puskesmas. B.
Dokter kecil Peran Dokter kecil dalam kegiatan UKGS antara lain :
1. Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani
untuk diperiksa giginya. 2.
Membantu guru dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi. 3.
Memberi petunjuk kepada murid mengenai tempat berobat gigi klinik gigi.
2. Tenaga dari Puskesmas yaitu
A. Kepala Puskesmas
Peran kepala puskesmas dalam kegiatan UKGS antara lain :
1. Sebagai koordinator pelaksanaan UKGS.
2. Sebagai pembimbing dan motivator.
3. Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi
dan mulut. B.
Dokter gigi Peran dokter gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
1. Sebagai penanggung jawab pelaksanaan operasional UKGS.
2. Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana
kegiatan, memonitoring program, dan evaluasi. 3.
Membina integrasi dengan unit terkait di tingkat Kecamatan, Dati II dan Dati I.
4. Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat
gigi, UKS, guru SD, dan dokter kecil. 5.
Dapat bertindak sebagai pelaksana UKGS jika tidak ada perawat gigi.
C. Perawat gigi
Peran perawat gigi dalam kegiatan UKGS antara lain : 1.
Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD.
2. Membina kerja sama dengan tenaga UKS dan Depdikbud.
3. Melakukan persiapan atau lokakarya mini untuk
menyampaikan rencana kepada pelaksana terkait.
4. Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS berupa data
sosiodemografis dan data epidemiologis. 5.
Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif seperti : a Pengarahan kepada tenaga UKS, guru SD, dokter kecil, dan
orang tua murid. b Pembersihan karang gigi. c Pelayanan medik gigi menerima rujukan dari guru dan petugas kesehatan
lainnya. 6.
Monitoring pelaksanaan UKGS. 7.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan. 8.
Evaluasi program. D.
Petugas UKS Peran Petugas UKS dalam kegiatan UKGS antara lain :
1. Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru
dan dokter kecil, monitoring program, dan hubungan dengan Depdikbud.
2. Pemeriksaan murid screening.
3. Melaksanakan rujukan.
4. Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan
pendidikan kesehatan gigi Depkes RI, 1996.
2.7.8 Tim Pembina Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes RI dinyatakan bahwa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah merupakan program pengembangan yang
mana segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan di sekolah
diupayakan melalui Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat dan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah didaerah ke Tim Pelaksana Kesehatan Sekolah
di sekolah secara berjenjang Depkes, 2004. Adapun tim Pembina usaha kesehatan sekolah di sekolah yaitu :
1. Ketua
: Kepala Sekolah
2. Wakil Ketua I
: Guru olahraga kesehatan
3. Wakil Ketua II
: Unsur orang tua murid
4. Sekretaris
: GuruGuru olahraga kesehatan
5. Anggota
: -Unsur Puskesmas
-Pengurus OSIS
Hubungan kerja Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah secara vertikal dan hubungan kerja secara horizontal Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
dengan instansi yang berkaitan tugasnya : 1.
Hubungan Kerja Secara Vertikal
A. Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat merumuskan
kebijaksanan program Usaha Kesehatan Sekolah nasional, dan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Daerah merumuskan
kebijaksanaan pelaksana program Usaha Kesehatan Sekolah di daerah masing-masing sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat.
B. Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat memberikan
bimbingan pengarahan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah kepada Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
kepada Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Daerah, sebaliknya Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Daerah memberikan
laporan-laporan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah kepada Tim
Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat.
C. Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah daerah adalah sebagai
pembantu pelaksana tugas Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat, dan membantu tugas-tugas fungsional departemen dengan
mengkoordinasikan pelaksanaannya di daerah.
2.
Hubungan Kerja Secara Horizontal
Hubungan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat dengan Instansi tingkat Pusat dan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
Daerah dengan Instansi tingkat daerah adalah hubungan koordinasi dan konsultatif, dalam kaitannya sebagai anggota tim maupun dalam
hubungan kaitan tugasnya Depkes, 2002.
2.8 Manajemen Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Menurut Pintauli 2003, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi tidak terkecuali puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi yang fungsional.
Tanpa manajemen makan semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia belaka. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe
kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Fungsi manajemen program UKGS di puskesmas berdasarkan teori fungsi manajemen
l G.R.Terry
l yaitu:
j planning
k perencanaan,
k organizing
k pengorganis
asian, l
actuating l
penggerakpelaksanaan, ;
controlling i
pengawasan k
dan l
pengend alian sesuai dengan fungsi manajemen yang digunakan Depkes, RI Muninjaya,
2004. 1.
Tahap perencanaan program UKGS Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan
sebuah perencanaan, yaitu analisis situasi pengumpulan data primer dan data sekunder, mengidentifikasi masalah dan prioritasnya,
menentukan tujuan program, mengkaji hambatan dan kelemahan program, dan menyusun Rencana Kerja Operasional RKO.
2. Tahap pengorganisasian program UKGS
Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi sistem manajemen karena mekanisme utama dimana menjalankan rencana-rencana kegiatan
program. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan antara semua sumber daya organisasional dengan
menunjukkan sumber daya mana yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, serta kapan, dimana dan bagaimana sumber daya tersebut
digunakan. 3.
Tahap penggerakanpelaksanaan program UKGS Pelaksanaan atau bisa disebut penggerakan actuating yaitu
mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi.Tindakan penggerakan
dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1.
Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan
baik. Tindakan ini juga disebut motivating.
2.
Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa
tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
3.
Pengarahan directing atau commanding yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala
saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah
kepada tujuan yang telah ditetapkan.
4.
Tahap pengawasan dan pengendalian program UKGS Konsep pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen,
dimana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.
Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen.
Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai : pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang
diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan atau suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat
segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang
dapat dilakukan adalah : 1.
Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan. 2.
Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan. 3.
Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.
2.9 Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Gigi Sekolah