5.2.5 Pelaksanaan Pemeriksaan Gigi dan Mulut Oleh Tenaga UKGS Puskesmas di Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan gigi dan mulut selalu dilakukan setiap kunjungan kegiatan program UKGS di sekolah.
Pelaksanaan pemeriksaan gigi dilakukan setelah melakukan kegiatan penyuluhan. Pemeriksaan gigi dilakukan langsung oleh dokter gigi. Pihak sekolah hanya
mendampingi saat berlangsungnya kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut Tabel 4.18.
Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan pada siswai untuk melihat kondisi gigi dan mulut, sehingga dapat dilakukan perawatan di puskesmas apabila ada
gigi yang mengalami kerusakan seperti karies gigi , kalkulus, dan penyakit periodontal.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sariyem 2011 bahwa kegiatan pemeriksaan gigi dalam program UKGS mempengaruhi status kebersihan gigi dan
mulut OHIS dan indeks pengalaman karies gigi dmf-t siswai sekolah dasar.
5.2.6 Pelaksanaan Penyuluhan Oleh Tenaga UKGS Puskesmas di Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan selalu dilakukan setiap kunjungan kegiatan program UKGS di sekolah. Penyuluhan yang
dilakukan langsung oleh dokter gigi dengan menggunakan alat peraga. Penyuluhan yang biasa dilakukan mengenai kesehatan gigi bagaimana cara
menyikat gigi dan mengenai jajanan sehat untuk gigi Tabel 4.19. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut tidak hanya dilakukan
oleh tenaga UKGS puskesmas, pihak sekola juga melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang termasuk dalam kurikulum pendidikan.
Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan dalam program UKGS dimana petugas puskesmas memberikan pendidikanpengetahuan
kepada siswai di sekolah mengenai kesehatan gigi dan mulut. Yang mana hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap perilaku siswai di sekolah dalam memelihara
kesehatan gigi mereka secara mandiri. Menurut pendapat Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa individu
mengadopsi perilaku baru berperilaku diri, didalam diri tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni 1 Awareness kesadaran dimana individu tersebut
menyadari arti pengetahuan terlebih dahulu stimulus objek, 2 Interest, dimana individu tertarik kepada stimulus, 3 Evaluation, menimbang-nimbang baik atau
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, 4 Trial dimana individu telah mulai berperilaku baru, 5 Adaption, dimana individu telah berperilaku baru sesuai
dengan yang diharapkan.
5.2.7 Pelaksanaan Sikat Gigi Massal Oleh Tenaga UKGS Puskesmas di Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sikat gigi massal di sekolah tidak pernah dilaksanakan oleh tenaga UKGS puskesmas. Hal ini
dikarenakan tidak adanya sarana dan prasarana dalam kegiatan sikat gigi massal. Dana tidak ada untuk menyediakan pasta gigi dan sikat gigi sehingga pelaksanaan
sikat gigi massal tidak dilaksanakan. Hanya melakukan penyuluhan mengenai cara sikat gigi yang benar. Sikat gigi massal pernah dilakukan di beberapa sekolah
oleh para mahasiswa fakultas kedokteran namun dari pihak puskesmas belum pernah ada Tabel 4.20.
Seharusnya kegiatan sikat gigi massal dapat dilaksanakan di sekolah karena siswai menjadi lebih mudah menerima informasipesan mengenai sikat
gigi yang baik dan benar dan dapat mempraktekkan langsung informasipesan yang ia terima.
Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program UKGS di
sekolah. Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa cakupan program UKGS
dikatakan berhasil atau tidaknya salah satunya dengan melihat cakupan pada kegiatan pelaksanaan sikat gigi massal sebesar 80 . Sikat gigi dengan
menggunakan pasta gigi yang mengandung flour dapat mencegah terjadinya karies gigi pada siswai.
5.2.8 PembinaanPelatihan Tenaga UKGS di Sekolah Oleh Tenaga UKGS Puskesmas