kebijakan dari kepala puskesmas masing-masing Tabel 4.28. Hal ini dikarenakan tidak adanya dana khusus dalam alokasi dana untuk diadakan kegiatan sikat gigi
massal. Kebijakan kepala puskesmas dalam mengadakan kegiatan sikat gigi massal
bisa berupa adanya kerja sama dengan pihak produsen sikat gigi dan pasta gigi. Pihak Dinas Kesehatan hanya menerima laporan dari setiap kegiatan program
puskesmas. Kegiatan dari program puskesmas bisa juga bekerja sama dengan kecamatan maka kegiatan tersebut biasanya mendapat dukungan dari Pemerintah
Kota Medan. Kegiatan sikat gigi massal seharusnya pernah dilaksanakan oleh tim
UKGS di sekolah-sekolah dasar . Sehingga siswai dapat mempraktekkan langsung ilmu pengetahuan mengenai cara sikat gigi yang baik dan benar yang di
dapatkan dari kegiatan penyuluhan dalam program UKGS. Kegiatan sikat gigi massal dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor minimal
Hal ini sejalan dengan penelitian Devi 2010 mengenai status kesehatan gigi dan mulut murid dalam pelaksanaan program UKGS pada SDN 060880
bahwa kegiatan sikat gigi massal dan penyuluhan mempunyai hubungan dengan indeks karies gigi siswai. Dan kegiatan sikat gigi massal dan penyuluhan
mempengaruhi tingkat pengetahuan siswai mengenai kesehatan gigi dan mulut.
5.3.3 Frekuensi Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Program UKGS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan dan pelaksanaan pemeriksaan gigi memiliki frekuensi yang sama. Penyuluhan
dilaksanakan secara berkala didampingkan dengan pemeriksaan gigi Tabel 4.29.
Frekuensi kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan gigi di sekolah- sekolah sesuai dengan jumlah sekolah yang ada di wilayah kerjanya yang di bagi dalam setahun.
Bisa satu sekolah mendapat frekuensi kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan gigi sebanyak ± 3 kali dalam setahun.
Kegiatan penyuluhan dari tim UKGS puskesmas harus dilengkapi media penyuluhan seperti alat peraga, poster, dan gambar agar siswai tertarik dan lebih
mudah menerima pesaninformasi yang disampaikan tim UKGS puskesmas. Pihak sekolah sesuai dengan kurikulum pendidikan wajib memberikan penyuluhan dan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang merupakan bagian dari pelajaran olahraga kesehatan. Sehingga pelaksanaan program UKGS mendapat hasil
pencapaian yang maksimal. Hal ini sejalan dengan penelitian Devi 2010 bahwa penyuluhan
mengenai kesehatan gigi dan mulut mempunyai pengaruh pada tingkat pengetahuan siswai di sekolah dasar. Penyuluhan memiliki manfaat bagi siswai
untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
5.3.4 PembinaanPelatihan Terhadap Guru UKGS di Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaanpelatihan terhadap guru UKGS di sekolah dilaksanakan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan.
Kegiatan pembinaanpelatihan diprogramkan dari dana APBD Kota Medan . Dalam kegiatan ini tidak semua guru sekolah yang mengikutinya, hanya beberapa
sekolah di Kota Medan yang mewakili . Perwakilan berasal dari masing-masing kecamatan, jadi terdapat ± 2 orang guru sekolah yang mewakili dari kecamatan.
Guru sekolah yang telah mendapat pembinaanpelatihan nantinya akan menjadi tutor di sekolah-sekolah atau di kecamatannya Tabel 4.30.
Pembinaanpelatihan terhadap guru UKGS di sekolah bertujuan agar guru secara mandiri dapat melakukan tindakan perawatan darurat dalam masalah
kesehatan gigi. Dan membimbing siswai untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Sehingga tidak bergantung dengan kunjungan program UKGS dari
pihak puskesmas saja. Hal ini sejalan dengan Natalina 2004 bahwa guru sekolah memiliki
kontribusi yang besar dalam pelaksanaan program UKGS untuk meningkatkan status kesehatan gigi siswai sekolah dasar.
5.3.5 Sumber Dana Operasional Program UKGS