Rata-rata Indeks Pengalaman Karies Gigi dmf-t Siswai Sekolah

Tabel 4.35 Proses Dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS di Wilayah Puskesmas Polonia Proses Kegiatan Dalam Proses UKGS Nama SD Pemeriksaan Penyuluhan Sikat Pelayanan Pembinaan Gigi dan Gigi Medik Gigi Tenaga Mulut Massal Dasar UKGS SDN 060890 Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Tidak Tidak setiap 6 bulan setiap 6 bulan pernah pernah pernah sekali sekali SD Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Tidak Tidak Al-Hidayah setiap 3 bulan setiap 3 bulan pernah pernah pernah sekali sekali SD Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Tidak Tidak Angkasa 2 setiap 3 bulan setiap 3 bulan pernah pernah pernah sekali sekali SD Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Tidak Tidak Methodist 4 setahun setiap tahun pernah pernah pernah sekali sekali SDN 060880 Tahun 2014 Tahun 2014 Tidak Tidak Tidak tidak tidak pernah pernah pernah dilaksanakan dilaksanakan

4.8 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswai Sekolah Dasar di Wilayah

Puskesmas Polonia

4.8.1 Rata-rata Indeks Pengalaman Karies Gigi dmf-t Siswai Sekolah

Dasar di Wilayah Puskesmas Polonia Status kesehatan gigi dan mulut siswai sekolah dasar diukur pada siswaI kelas 2 SD dengan menghitung indeks pengalaman karies gigi dmf-t. Hasil penelitian yang dilakukan pada 50 siswai menunjukkan bahwa rata-rata indeks pengalaman karies gigi dmf-t yaitu 9,12 termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.36 sebagai berikut : Tabel 4.36 Rata-rata Indeks Pengalaman Karies Gigi dmf-t Siswai Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Status Indeks Pengalaman Rata-Rata Indeks Jumlah Siswai Karies Gigi Pengalaman Karies Gigi dmf-t dmf-t rata-rata Gigi berlubang yang belum 7,06 50 ditambal decay Gigi berlubang yang tak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut 1,92 50 missing Gigi berlubang yang sudah 0,14 50 ditambal sempurna filled Total Rata-Rata Indeks Pengalaman Karies Gigi 9,12 50 dmf-t 70

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pelaksanaan Program UKGS di Wilayah Puskesmas Polonia Oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Polonia Berdasarkan analisis situasi yang dilakukan terhadap potensi dan kemampuan dari puskesmas dalam melaksanakan kegiatan program UKGS berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

5.1.1 Keikutsertaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Dalam Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Polonia yang ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan program UKGS hanya dokter gigi saja. Puskesmas Polonia memiliki 2 dokter gigi dan 1 perawat gigi. Dokter gigi secara bergantian bertugas dalam kegiatan program UKGS di sekolah sehingga tidak mengabaikan pasien yang datang ke puskesmas. Dokter gigi setiap melakukan kunjungan ke sekolah tergabung dalam tim UKS. Tim UKS terdiri dari 4 tenaga kesehatan dalam bidang gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan dasar, kesehatan gigi dan mulut. Perawat gigi tidak diikutsertakan lagi dalam kegiatan program UKGS. Hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kesehatan dalam tim yang sudah cukup dan dibutuhkannya peranan perawat gigi di poli gigi puskesmas. Maka perawat gigi diberdayakan di bagian kartu dan poli gigi untuk membantu dokter gigi dalam melayani pasien sehingga pasien yang datang ke puskesmas tidak diabaikan. Mengingat bahwa Puskesmas Polonia memiliki jumlah pasien poli gigi yang cukup banyak sehingga dokter gigi dan perawat gigi harus tetap ada di puskesmas Tabel 4.5. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil dari pelaksanaan kegiatan program UKGS yang hasilnya tidak maksimal. Adanya pelimpahan tugas-tugas terhadap dokter gigi yang seharusnya menjadi tanggung jawab oleh perawat gigi menjadikan salah satu penyebabnya. Tenaga pelaksana program UKGS dari puskesmas seharusnya meliputi dokter gigi dan perawat gigi setiap melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah sehingga dalam pelaksanaan kegiatan program dapat berjalan dengan optimal. Dimana perawat gigi memiliki tugas yaitu : 1 Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif seperti : a Pengarahan kepada tenaga UKS, guru SD, dokter kecil, dan orang tua murid. b Pembersihan karang gigi, c Pelayanan medik gigi seperti penambalan, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang, tindakan bedah ringan. menerima rujukan dari guru dan petugas kesehatan lainnya. 2 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dan evaluasi program. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Siagian 2001 bahwa sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas yang dilakukan. Tenaga kesehatan sebagai pelaksana upaya kesehatan memerlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusinya secara adil dan merata, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

5.1.2 Sumber Dana Operasional Dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber dana operasional dalam pelaksanaan kegiatan program UKGS berasal dari dana BOK dalam bentuk dana transportasi Tabel 4.6. Informan dari Dinas Kesehatan Kota Medan menyatakan bahwa dana program UKGS berasal dari APBD dalam bentuk dana transportasi Tabel 4.31. Dana untuk kegiatan program UKGS seharusnya tidak berupa dana transportasi saja. Program UKGS memerlukan dana sehat dan sistem asuransi dalam hal promotif misalnya dalam kegiatan promosi kesehatan dibutuhkan dana untuk media penyuluhan dan alat peraga, preventif misalnya dalam kegiatan sikat gigi massal , pembersihan karang gigi dan kuratif misalnya dalam melakukan perawatan penambalan gigi karies bagi siswai . Puskesmas harus membuat anggaran dana untuk pelaksanaan kegiatan program UKGS serta pengajuan proposal ke Dinas Kesehatan Kota Medan agar mengalokasikan dana operasional untuk membantu keterbatasan biaya operasional perawatan penambalan gigi siswai di puskesmas. Menurut Mahsum 2006, untuk memperoleh hasil yang baik atas setiap kinerja, organisasi harus melakukan investasi terhadap kegiatan yang ada. Individu atau tim akan menjadi kurang berguna jika tidak didukung sumber dana untuk melakukan pekerjaan.

5.1.3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dalam pelaksanaan program UKGS tergolong minim yang tersedia berupa alat peraga dan alat pemeriksaan gigi sederhana yaitu kaca mulut, sonde, dan excavator. Sarana seperti obat-obatan tidak disediakan ketika kunjungan program UKGS di sekolah. KIT tidak pernah tersedia khusus dalam pelaksanaan program UKGS. Buku pedoman program UKGS tidak tersedia. Prasarana untuk kelancaran pelaksanaan program UKGS berupa sepeda motor milik puskesmas sebagai alat transportasi Tabel 4.7. Kegiatan program UKGS harus didukung oleh sarana dan prasarana minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan peralatan pemeriksaan gigi sederhana. Alat-alat pemeriksaan gigi sederhana harus tersedia seperti alat 3 serangkai kaca mulut, sonde, excavator yang berguna melihat karies gigi, bahan tambalan gigi dan obat-obatan lain seharusnya tersedia juga saat melakukan kunjungan ke sekolah sehingga siswai yang memiliki karies gigi dan masalah gigi lainnya dapat langsung diberikan tindakan pengobatan. KIT dan buku pedoman program UKGS dibutuhkan dalam proses kelancaran terlaksananya program UKGS. Kegiatan penyuluhan harus didukung dengan media penyuluhan seperti poster dan alat peraga yang dapat mempermudah siswai dalam menerima pesan yang disampaikan tim UKGS. Keterbatasan sarana dan prasarana puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi di puskesmas dan program UKGS menyebabkan kurang berjalannya program UKGS. Kegiatan pelayanan medik gigi dasar seperti penambalan karies gigi, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi tidak dapat dilaksanakan sehingga siswai yang memiliki masalah kesehatan gigi tidak mendapat solusi tindakan pengobatan secara langsung dari pihak puskesmas di sekolah sehingga mereka harus dirujuk ke klinik gigi dan rumah sakit Tabel 4.9. Hal ini sejalan dengan pendapat Mursyid 2003, bahwa pelaksanaan suatu program selalu membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung program sehingga program tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.

5.1.4 Frekuensi Pelaksanaan Dari Setiap Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan tenaga puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan program UKGS sebanyak 3 kali dalam setahun pada masing-masing sekolah dasar. Dokter gigi bersama tim UKS secara rutin melakukan kunjungan sebulan sekali yang mencakup ± 3 sekolah dasar. Setiap melakukan kunjungan menghabiskan waktu ± 1 jam Tabel 4.8. Kegiatan dalam program UKGS yang dilaksanakan setiap kunjungan ke sekolah dasar hanya ada dua kegiatan yaitu penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Kegiatan pembinaanpelatihan kepada guru sekolah tidak pernah dilaksanakan, hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan kegiatan tersebut sudah ada dari pihak Dinas Kesehatan Kota Medan. Tenaga puskesmas hanya melakukan pembinaanpelatihan pada dokter kecil saja. Kegiatan sikat gigi massal juga tidak pernah dilakukan pihak puskesmas karena terbatasnya dana untuk menyediakan pasta gigi dan sikat gigi. Pelaksanaan sikat gigi massal dapat dilakukan jika terdapat bantuan sponsor dari produsen produk pasta gigi atau sikat gigi Tabel 4.8. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pelaksanaan program UKGS seharusnya dapat dinilai berhasil atau tidak salah satunya melihat cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi massal sebesar 80 , sedangkan hasil penelitian menunjukkan Puskesmas Polonia tidak pernah melakukan sikat gigi massal maka cakupan sikat gigi massal dalam kategori buruk. Kegiatan sikat gigi massal merupakan salah satu cara yang baik untuk mengajarkan secara langsung kepada siswai bagaimana cara sikat gigi yang baik dan benar. Praktek langsung akan lebih memudahkan mereka untuk menerima pesan dan praktek juga merupakan cara yang sangat menarik serta menyenangkan bagi siswai untuk belajar daripada hanya melakukan penyuluhan saja tanpa ada praktek. Pelatihan pembinaan juga merupakan salah satu cara untuk melatih guru di sekolah mengenai bagaimana pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit apabila terdapat siswai yang mengalami sakit gigi di sekolah. Dan pelatihanpembinaan pada guru di sekolah juga bermanfaat agar guru dapat melakukan pencegahan sakit gigi dan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada siswaI secara mandiri. Frekuensi dalam kunjungan kegiatan program UKGS yang rutin tidak akan bermakna apabila hanya dilakukan kegiatan promotif seperti penyuluhan dan kegiatan preventif pemeriksaan gigi tanpa disertai tindakan kuratif yaitu tindakan perawatan medik gigi dasar. Hal ini sejalan dengan pendapat Buchbinder 2014 bahwa pelayanan kesehatan dasar harus terselenggara atau tersedia untuk menjamin kesehatan masyarakat. Fungsi puskesmas harus mampu melakukan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan melibatkan komunitas masyarakat. Dengan cara ini diharapkan upaya preventif dan promotif yang berkaitan dengan kesadaran dan pola hidup berdampak luas di masyarakat.

5.1.5 Pelaksanaan Pelayanan Medik Gigi Dasar Dalam Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan medik dasar dilakukan di puskesmas melalui rujukan. Pelayanan medik gigi dasar yang biasa dilakukan seperti pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, penambalan gigi berlubang, pengobatan, dan pembersihan karang gigi. Namun dalam pelaksanaan pelayanan medik gigi dasar ini memiliki keterbatasan peralatan dan obat-obatan. Sehingga puskesmas banyak melakukan rujukan ke klinik gigi dan rumah sakit. Tabel 4.9. Pelayanan medik gigi dasar merupakan basis dari sistem rujukan medik serta kesehatan. Pelayanan medik gigi dasar yang seharusnya diberikan oleh puskesmas adalah tumpatan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan pada pulpa seperti tumpatan sementara, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi abses dan operkulektomi. Hal ini sejalan dengan penelitian Tjahja 2007 bahwa, efektivitas dari sistem rujukan sangat ditentukan oleh mutu pelayanan medik gigi dasar di seluruh jajaran pelayanan kesehatan Primary, Secondary and Tertiary Care. Pelayanan medik gigi dasar harus didukung dengan ketersediaan fasilitas alat dan obat.

5.1.6 Pelaksanaan Rujukan Tindakan Perawatan Dalam Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem rujukan dilakukan terhadap siswai yang perlu mendapatkan perawatan khusus. Siswai yang telah terjaring jika ditemukan karies dan masalah gigi lainnya di data terlebih dahulu kemudian mereka diberikan rujukan untuk melakukan perawatan gigi di puskesmas. Mekanisme rujukan melalui pihak sekolah terlebih dahulu yaitu Kepala Sekolah Guru kemudian pihak sekolah memberikan rujukan kepada orang tua murid Tabel 4.10. Siswai yang mendapatkan rujukan tindakan perawatan puskesmas jarang menggunakan rujukan tersebut. Tindakan dari pihak puskesmas untuk mendorong siswai dengan memberikan pengertian mengenai pentingnya perawatan gigi tidak ada. Pihak puskesmas hanya sebatas mendata siswai yang memerlukan perawatan lalu memberikan rujukan. Pelaksanaan rujukan ini dapat berjalan dengan baik apabila tim UKGS melibatkan peran orang tua murid. Sebab peranan orang tua murid sangat penting dalam tingkah laku ataupun pola pikir si anak sewaktu berada diluar jamlingkungan sekolah. Pemeliharaan kesehatan anak-anak usia 6-14 tahun sangat bergantung pada peran ibunya. Hal ini sejalan dengan penelitian Chandrawati 2009 bahwa, pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi mempengaruhi kejadian karies gigi pada anaknya. Perilaku ibu dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi anaknya. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik. Kebiasaan baik yang ditanamkan oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan contoh kebiasaan yang baik akan menjadi perilaku yang sifatnya menetap pada si anak.

5.1.7 Pencatatan dan Pelaporan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan serta pelaporan kegiatan program UKGS digabung dengan program UKS. Pencatatan dilakukan setiap melakukan kunjungan ke sekolah. Sedangkan pelaporan kesehatan gigi dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan setiap bulan sebelum tanggal 5 namun untuk UKGS khusus tidak ada. Feedback umpan balik laporan kegiatan program UKGS tidak pernah ada dari Dinas Kesehatan Kota Medan Tabel 4.11. Pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan program UKGS seharusnya memiliki pencatatan khusus sehingga dapat membantu Kepala Puskesmas untuk pengembangan program kesehatan di wilayah kerjanya. Feedback terhadap laporan puskesmas seharusnya dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas sehingga pihak puskesmas dapat menjadikan bahan evaluasi untuk program UKGS. Hal ini sejalan dengan Muninjaya 2004, bahwa umpan balik terhadap suatu kegiatan program dapat dijadikan evaluasi dalam keberhasilan program tersebut. Berdasarkan umpan balik hasil pengukuran kerja, manajemen bisa memperbaiki kinerja pada periode berikutnya dalam perencanaan maupun implementasinya.

5.1.8 Kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang ada selama pelaksanaan kegiatan program UKGS yaitu 1 keterbatasan waktu, dimana pelaksanaan di sekolah tidak memiliki waktu yang banyak karena disesuaikan dengan jadwal pendidikan di sekolah. 2 Keterbatasan dana, dana yang tersedia dalam pelaksanaan kegiatan program UKGS hanya dana transportasi saja. Sehingga puskesmas tidak bisa melakukan mengembangkan kegiatan program UKGS dengan optimal. 3 Peran dari orang tua murid yang kurang dalam mendukung program UKGS dalam hal membawa anaknya untuk melakukan rujukan tindakan perawatan di puskesmas serta memberikan himbauan kepada anaknya untuk selalu menggosok gigi 2 kali dalam sehari Tabel 4.12. Hal ini sejalan dengan Imron 2008, bahwa melalui pendekatan sistem, organisasi memiliki beberapa unsur yaitu masukan input, proses process, keluaran output, dampak outcome, dan lingkungan environtment. Semua unsur dalam sistem ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi, sumber daya merupakan bagian dari unsur masukan yang keberadaannya dalam suatu organisasi merupakan merupakan modal dasar untuk dapat berfungsinya suatu organisasi. Puskesmas membutuhkan sumber daya manusia SDM, saranaprasarana, dan metoda untuk menjalankan kegiatan program.

5.1.9 Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Program UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan dan evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas. Pengawasan pada pelaksanaan program UKGS tidak secara rutin dilakukan. Evaluasi pelaksanaan program dilakukan rutin setiap tahun bersama dengan program-program lainnya. Bentuk evaluasi dilakukan dengan melihat laporan bulanan setiap program yang telah direkapitulasi menjadi laporan tahunan. Laporan tahunan setiap program tersebut disesuaikan dengan target pencapaian program berdasarkan standar dari Dinas Kesehatan. Program puskesmas yang tidak mencapai target akan dilakukan analisis masalah yang terdapat dalam pelaksanaan program dan di berikan solusi kepada petugas pemegang program dan menghimbau petugas untuk lebih giat dalam menjalankan program Tabel 4.13. Seharusnya pengawasan pada pelaksanaan program dilakukan secara rutin setiap bulan agar pelaksanaan program tetap berjalan sesuai dengan pedoman program UKGS. Pengawasan dan evaluasi dapat memperkecil timbulnya hambatan sehingga hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan pengawasan atas pelaksanaan seluruh kegiatan program UKGS bertujuan untuk menjamin pelaksanaan program UKGS secara efektif yaitu mencapai tujuan yang telah ditentukan dan efisien. Pengawasan yang dilakukan dapat dengan melihat frekuensi kunjungan ke sekolah dasar oleh tenaga UKGS puskesmas laporan setiap kegiatan dari program UKGS dan data status kesehatan gigi siswai. Pengawasan dan evaluasi dapat dilakukan dengan pemberian hukuman punishment terhadap tenaga UKGS yang tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik dan pemberian hadiah reward kepada tenaga UKGS yang dapat melaksanakan tugas dengan baik. Sehingga tenaga UKGS lebih bertanggungjawab terhadap tugasnya. Hasil monitoring dan evaluasi kinerja dapat memberikan informasi tentang keberhasilan dan kegagalan program dan kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Harjiman 2000 bahwa pelayanan kesehatan yang baik maka manajemen dalam suatu institusi pelayanan kesehatan harus melaksanakan fungsi manajemen dengan baik dan juga melakukan pengawasan terhadap perilaku karyawan sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan langsung dapat dilakukan perbaikan. Pengawasan dan evaluasi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, dimana kegiatan tersebut memilik tujuan yang sama agar program dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.

5.2 Analisis Pelaksanaan Kegiatan Program UKGS di Wilayah

Dokumen yang terkait

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

41 362 140

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 17

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 2

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 7

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 34

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas - Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 3 8

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 19