Status Kesehatan Gigi dan Mulut Kerangka Pikir

teknis antara lain perbaikan mutu tenaga, alat dan bahan serta pembiayaan operasional untuk program itu sendiri. 2. Aspek peningkatan cakupan Untuk memperluas cakupan pelayanan dapat dilakukan dengan cara perbaikan terhadap hubungan lintas sektor dan lintas program terkait, sehingga pelaksanaan program UKGS di SD dapat dikembangkan. Aspek peningkatan cakupan terdiri atas pembinaan administrasi, teknik dan sosial dan monitoring serta evaluasi sebagai kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus untuk melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan apa yang telah direncanakan. Evaluasi minimal dilakukan pada setiap semester dengan melakukan analisis monitoring terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk program UKGS diharapkan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Depkes 2000 yang meliputi laporan cakupan sikat gigi massal, laporan cakupan SD binaan dan laporan cakupan siswa selektif yang mendapat perawatan.

2.11 Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok 6-12 tahun merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies yang menurut WHO dinyatakan dengan indeks decayed, missing, and filled-teeth dmf- t. Status kesehatan gigi dan mulut dapat digambarkan dengan indikator sebagai berikut WHO, 2011 : 1. Indeks dmf-t adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. Indeks pengalaman karies decayed, missing, filled-teeth dmf-t yang terdiri atas : a. Komponen d decayed yang meliputi gigi susu dengan satu lesi karies atau yang belum ditambal. b. Komponen m missing terdiri atas Mi missing indicated yaitu gigi susu dengan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut. c. Komponen f filled yaitu gigi susu dengan lesi karies dan sudah ditambal sempurna. Nilai dmf-t adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang. Rumus yang digunakan untuk menghitung dmf-t yaitu : dmf-t = d + m + f dmf-t rata-rata = Jumlah d+ m + f Jumlah orang yang diperiksa Kategori dmf-t menurut WHO yaitu : 0,0 – 1,1 = Sangat Rendah 1,2 – 2.6 = Rendah 2,7 – 4,4 = Sedang 4,5 – 6,5 = Tinggi 6,6 = Sangat Tinggi 2. Indeks kebersihan mulut Oral Hygiene Index Simplified OHIS yang merupakan indikator untuk melihat kebersihan mulut dengan melihat ada tidaknya debris dan kalkulus. Indeks Oral Hygiene dapat ditentukan dari jumlah gigi yang diperiksa yaitu 6 buah gigi tertentu dengan permukaan yang diperiksa tertentu pula.

2.12 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Berdasarkan gambar 2.1 diatas, dapat dirumuskan definisi kerangka pikir sebagai berikut : 1. Input masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan program UKGS . 1 Tenaga pelaksana UKGS meliputi : UKGS INPUT: − Tenaga pelaksana UKGS − Sarana dan prasarana − Biaya operasional PROSES: Kegiatan Program UKGS: − Pendidikan k penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah − Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah − Pelaksanaan sikat gigi massal − Pelayanan medik gigi dasar − Frekuensi pembinaan Petugas UKGS − Rujukan ke puskesmas − Evaluasi program UKGS − Pencatatan dan pelaporan program OUTPUT: Status kesehatan gigi dan mulut murid di sekolah dasar dmf-t Indeks Pengalaman Karies Gigi Sampel 50 siswai kelas 2 Tenaga di puskesmas : kepala puskesmas, dokter gigi, perawat gigi, atau tenaga kesehatan lainnya yang telah dilatih untuk mengelola. Tenaga di sekolah : kepala sekolah sebagai penanggung jawab program UKGS di sekolah, guru , dan dokter kecil. 2 Biaya Operasional merupakan sumber dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit Azwar, 2010. 3 Sarana dan prasarana UKGS harus ditunjang dengan sarana yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan peralatan pemeriksaan gigi untuk screening. Untuk kegiatan promotif harus tersedia alat peraga, utuk kegiatan preventif harus tersedia peralatan kedokteran gigi dan obat-obatan. Pada UKGS tahap II dan tahap III harus tersedia tenaga, peralatan dan bahan obat-obatan untuk perawatan kuratif, dan juga diperlukan sarana transportasi terutama mengangkut peralatan kegiatan tersebut. Pelaksanaan UKGS harus juga ditunjang kelengkapan materi yang diperlukan untuk proses administrasi, pencatatan dan pelaporan Depkes RI, 2000. 2. Proses adalah seluruh kegiatan dari program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS yang dijalankan di sekolah yang meliputi kegiatan pendidikanpenyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut , pelaksanaan sikat gigi massal, pelayanan medik gigi dasar atas dasar permintaan dan kebutuhan sekolah, rujukan ke puskesmas bagi yang memerlukan, kegiatan evaluasi program UKGS, dan kegiatan pencatatan dan pelaporan program UKGS. 3. Output keluaran adalah hasil akhir kegiatan dari proses yaitu status kesehatan gigi dan mulut siswai sekolah dasar yang meliputi indeks pengalaman karies gigi dmf-t decay, missing, filled-teeth. Pengukuran dmf-t dengan sampel 50 siswai kelas 2 SD di wilayah kerja Puskesmas Polonia. 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena masih rendahnya cakupan implementasi dari program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dengan target yang diharapkan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan selesai.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah tim pelaksana Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Polonia yang meliputi : a Kepala Puskesmas b Dokter Gigi c Perawat Gigi d Kepala Sekolah SD di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia e Pengawas Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Polonia f Dinas Kesehatan Kota Medan Kepala Sie Kesehatan Dasar

Dokumen yang terkait

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

41 362 140

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 17

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 2

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 7

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 34

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas - Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 3 8

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 19