Gambar 8 Grafik rata-rata penambahan luas kalus pada eksplan daun A. malaccensis
. Media tanam tanpa perlakuan memiliki nilai rataan luas kalus hanya lebih
rendah dari media tanam dengan perlakuan BAP 1 ppm tetapi lebih tinggi meski tidak berpengaruh nyata dengan media tanam dengan perlakuan lainnya. Hal ini terjadi
karena untuk menumbuhkan kalus embriogenesis hanya dibutuhkan media normal dengan unsur hara makro dan mikro yang lengkap Monnier, 1990.
4.3 Laju Pertumbuhan Eksplan.
Gambar 9Rekapitulasi laju pertambahan skor bengkak eksplan daun tiap taraf 8 MST.
5 10
15 20
25 30
35
W1 W2
W3 W4
W5 W6
W7 W8
Laju pert am
bahan skor l
u as
bengkak
MST B0T0
B1T0 B2T0
B0T1 B0T2
B0T3 B1T1
B1T2 B1T3
B2T1 B2T2
B2T3 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6 0,7
0,8
W1 W2
W3 W4
W5 W6
W7 W8
Luas kalus cm
2
MST
B0T0 B1T0
B2T0 B0T1
B0T2 B0T3
B1T1 B1T2
B1T3 B2T1
B2T2 B2T3
Laju pertambahan skor luas bengkak secara keseluruhan meningkat drastis pada 2 MST kemudian turun pada 3 hingga 7 MST dan sedikit meningkat pada 8
MST. Laju pertambahan luas skor tertinggi terjadi pada B1T3 pada 2 MST dengan nilai 31 skor luas bengkakminggu. Setelah 2 MST eksplan mengalami penurunan
laju pertambahan skor luas bengkak karena eksplan yang sudah bengkak tahapan berikutnya adalah mengalami kalus atau sudah mencapai luasan bengkak maksimal.
Hasil pengamatan laju pertumbuhan kalus tiap taraf tiap MST menghasilkan hasil yang fluktuatif.
Gambar 10Rekapitulasi laju pertumbuhan kalus eksplan daun tiap taraf 8 MST.
Eksplan daun mulai berkalus pada 4 MST, jumlah kalus terbanyak pada 4 MST dihasilkan oleh taraf B1T0. Laju pertambahan luas kalus tertinggi terjadi pada 7
MST pada hormon B1T0. Pertambahan luas kalus hampir seluruh taraf naik secara progresif hingga 5 MST kecuali taraf B0T3 dan B2T1. dari 5 ke 6 MST terjadi
penurunan laju pertumbuhan kalus pada taraf B0T0, B1T0, B2T0, B0T1, B0T3, B1T1, B1T2, dan B1T3. Pada 6 ke 7 MST laju pertumbuhan meningkat lagi dan
mencapai puncaknya pada taraf B0T0, B1T0, dan B0T3. Pada 7 ke 8 MST hampir semua taraf turun laju pertumbuhannya bahkan mencapai laju pertumbuhan = 0
1 2
3 4
5 6
W1 W2
W3 W4
W5 W6
W7 W8
Laju pert um
buhan cm
2
m inggu
MST B0T0
B1T0 B2T0
B0T1 B0T2
B0T3 B1T1
B1T2 B1T3
B2T1 B2T2
B2T3
cm
2
minggu, hal ini disebabkan habisnya stok makanan pada media tanam sudah mulai habis.
Laju pertumbuhan yang tinggi dan fluktuatif menyebabkan bahan makanan lebih cepat habis, hal ini diperlihatkan pada Gambar 10, yaitu taraf-taraf yang
berfluktuatif hebat dan memiliki laju kecepatan tumbuh tinggi pada 8 MST laju pertumbuhannya mendekati 0 cm
2
minggu. Tetapi pada taraf yang tidak berfluktuatif hebat dan laju pertumbuhannya rendah cenderung stabil tetap tumbuh pada 8 MST
yaitu taraf B2T1. Kecenderungan laju pertumbuhan fluktuatif ini menunjukkan aktifitas sel-sel
tiap taraf berbeda dan tidak stabil. Ada fase dimana kecepatan pembelahan sel menurun diindikasikan terjadinya penurunan laju pertambahan luas pada MST
tertentu. Pemberian perlakuan ataupun tanpa perlakuan kontrol gejala ini tetap terjadi. Meskipun tidak dapat digeneralisasikan tapi kecenderungan fluktuatifnya laju
pertumbuhan menunjukkan masing-masing sel memiliki ritme pembelahan selnya.
4.4 Pengamatan Visual.