Morfologi Distribusi dan status konservasi

A. malacccensis mulai berbunga dan memproduksi buah pada umur 7 -9 tahun di barat laut India, dan pohon berukuran sedang pernah dilaporkan memproduksi buah berkisar 1,5 kg selama musim berbuah. Merupakan spesies toleran ketika muda dan mungkin akan beregenerasi pohon induk Beniwal, 1960. Riap rata-rata di hutan alami di Malaysia cukup rendah, yaitu berkisar 0,33 cmtahun, tapi spesimen cepat tumbuh pernah dilaporkan tumbuh hingga 0,8-1 cmtahun. La Frankie, 1994 dalam Barden et al., 2000. Viabilitas benih berkisar 1 minggu dan germinasi terjadi antara 16 hingga 63 hari Ng, 1992

2.1.2 Taksonomi

Dalam klasifikasi tumbuhan, gaharu A. malaccensis termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledone, ordo Thymelaeles, famili Thymeliaceae, genus Aquilaria dan spesies A. malaccensis Lamk. Ponirin, 1997. Menurut Sumarna, 2002 di Indonesia ada 8 genus dan 16 spesies tanaman penghasil gaharu antara lain adalah genus Aquilaria sp, Aetoxylon, Enkleia ,Gonystylus sp, Wikstroemia sp, Grynops, Dalbergia dan Excocaria. Genus Aquilaria memiliki 6 spesies A. beccariana, A. cumingiana, A. filaria, A. hirta, A. malaccensis dan A. microcarpa Soehartono, 1997 dalam Barden et al., 2000. Di beberapa daerah di Indonesia gaharu dikenal dengan nama yang berbeda-beda seperti layak, pohon pelanduk, kayu linggu, menameng dan terentak. Dalam perdagangan dunia gaharu ini dikenal dengan nama aqarwood, aloewood dan eaglewood Sumarna, 2002 dalam Azwin, 2007.

2.1.3 Morfologi

Ding Hou 1960 mencatat bahwa pohon A. malaccensis tumbuh hingga tingginya mencapai 40 m dengan diameter batang utama 60 cm. Kulit batang licin, berwarna putih atau keputih- putihan, kadang-kadang beralur. Bentuk daunnya lonjong agak memanjang, dengan ukuran 5-8 cm, lebar 3-4 cm, berujung runcing dan berwarna hijau mengkilap Sumarna, 2002. Menurut Ponirin 1997, daun yang kering biasanya berwarna abu-abu kehijauan, tepi daun Gambar 1. Aquilaria malaccensis. agak bergelombang, melengkung dan kedua permukaannya licin serta mengkilap, tulang daun sekunder 12-16 pasang. Bunga berada di ujung ranting atau ketiak atas dan bawah daun. Buah berada dalam polong berbentuk bulat telur atau lonjong, berukuran panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 3 cm, biji bulat atau bulat telur yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna kemerahan Sumarna, 2002.

2.1.4 Distribusi dan status konservasi

A. malaccensis tersebar luas di Asia Selatan dan Tenggara. Oldfield et al. 1998 dalam Barden et al. 2000 menyebutkan spesies ini ditemukan di 10 negara, antara lain Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore dan Thailand. Di Indonesia daerah penyebaran gaharu antara lain terdapat di kawasan Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan Jawa. Azwin, 2007 A. malaccensis termasuk dalam The World List of Threatened Tress Oldfield et al., 1998. IUCN Red List tahun 2002 mengelompokan spesies ini ke dalam kelompok vulnerable rawanVU A1cd berdasarkan laju pengurangan populasi kurang dari 20 selama lebih dari tiga generasi disebabkan oleh eksploitasi aktual atau potensial, seiring dengan penurunan di lokasi asalnya. Tingkat keberadaan danatau kualitas habitat Hilton-Taylor, 2002. Klasifikasi ini berdasarkan pendekatan yang dirumuskan pada 1994. Tekanan akibat pemanenan besar-besaran terjadi di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand sehingga spesies dimasukkan dalam Appendix II pada tahun 1994.

2.1.5 Manfaat gubal gaharu dan kandungan